BAB 28: Simulasi

203 29 1
                                    

Semuanya di sini, kumpul dengan yang lain. Di jalan lebar tempat pensi juga depannya danau. Semuanya berbaris juga mengacung tiang tandu dari peserta empat ribu delapan ratus. Dan bendera palang merah sedang diikat dari tiang dahan kayu kepal tangan.

Gilang bersama Desri juga Nesya di pinggir jalan bersama kakak pendamping lain membawa totebag berisi air dengan keperluan lain bila dibutuhkan.

Semuanya jalan sedikit-sedikit mengantre agar tidak tubrukan menuju lapang. Gilang di pinggir memberikan kata 'semangat' Meski bisu Bintang paham, dia memberikan ibu jemarinya.

Jalan pelan-pelan hingga akhirnya tiba di lapang yang dulu dipakai upacara. Semuanya di sini juga sudah ada yang memulai lakukan simulasi paktek PP.

"Semangat buat kalian. Kakak akan selalu ada di belakang!" Seru Gilang juga agak terbatasi karena di jaga KSR

Gilang bersama pendamping lain di pinggir melihat adik kelasnya sedang berjuang di lapang untuk praktek simulasi PP.

Bintang dibikin bingung juga temannya yang untungnya paham dengan melihat yang lain. Agnes langsung menunjuk pada pasien yang terkapar di tengah lapang dengan buru-buru menghampirinya.

PP dimulai, semuanya mulai ribut dengan tugas masing-masing.

Bintang langsung lakukan dasar-dasar pemeriksaan juga Mina membuka ranselnya untuk keperluan pengobatan dan menulis kartu pasien. Mina dengan teringginas lakukan pengobatan dari Bintang dengan sigap. Sementara Fitri menjadi pasien untuk orang lain dengan telentang di lapang lalu tak lama dia dekati tim PP dari sekolah lain.

"Patah tulang bagian kaki kanan betis. PP dua obati!" Kata Bintang cepat juga bersambung pemeriksaan lain.

"Siap, obati!" Sahut Mina langsung mengobati bagian betis.

Tim tandu, Ai juga yang lain sibuk membuatnya agar kuat lalu langsung saja mendekati Bintang yang pasiennya sudah terobati. Adit, Dion menaikan ke pangkuan dengan aba-aba lalu menurunkan pelan ke tandu, langsung bersiaga di empat sudut tandu untuk dipikul ke pundak.

Kekurangan satu, Bintang mengalah tak mungkin Agnes mengangkut juga Mina PP dua. Bintang dekat Ai mengangkat ujung tandu untuk dipikul.

Tiang bendera kecil dipegang Mina sebagai pemimpin juga nanti saling bantu dengan Bintang karena membantu mengangkat tandu.

"Angkat setengah badan!" Opsi Bintang memimpin, lalu mulai tandu diangkat setengah badan tepatnya di pinggang, "Angkat tandu seluruhnya!" Lanjut Bintang lalu diangkat ke pundak mulai jalan bersama peserta lain menuju jalan di tepian.

Sembari menggotong, nyanyian semangat dikeluarkan Bintang agar tak bosan. Antrean panjang dari peserta yang kerepotan di depan saat berbelok ke arah lapang di bawah.

Bintang istirahat dengan menurunkan tandu ke jalan aspal sekadar rehat pun mengantre karena jalan tersebar, lalu mengangkatnya lagi ke pundak mulai meneruskan perjalanan.

Pasien di tandu wajahnya ditutupi kain putih agar tak panas.

Gilang bersama dua temannya jalan di belakang seraya jalan berjarak karena dilarang oleh KSR. Bintang mulai pegal namun dia harus kuat hingga selesai.

Jalan menurun dan harus hati-hati, Gilang di belakang dibikin risau juga bimbang meskipun dia dulu begini namun entahlah rasa kasihan tiba-tiba menyerang. Dia ingin membantu hanya Desri menahan dada temannya biar tidak diamuk KSR kalau pendamping harus di tepi karena ini pelatihan simulasi PP.

Akhirnya tiba, mereka mencelupkan diri ke kubangan air yang dalamnya sepusar seraya mengangkut lalu saling bantu naik ke atas oleh KSR karena kerepotan.

Under Sunset In Skyline [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang