Selamat membaca! Jangan lupa vote-nya ya!
*****
Aku mengalihkan pandanganku kepada cermin. Cerry telah selesai mendandaniku. Ia terlihat senang dengan penampilanku yang tidak berlebihan ini.
Menundukkan kepalaku sesaat, aku melihat kearah cincin batu delima tadi. Permata delima itu kembali berkilauan dan berwarna merah darah. Tidak menggelap malah berkilat dengan indah.
Aku mengelus cincin itu sesaat. "Akan kutagih janjimu itu, Choryrth," gumamku.
Aku kembali mengangkat kepalaku, lalu melihat kearah cermin. Manik delimaku berpapasan dengan Cerry yang tengah kegirangan. Aku tersenyum tulus melihatnya.
"Anda sangat cantik, Nona!" Ia berucap senang.
Aku terkikik pelan, aku berjanji tidak akan melukai gadis ini lagi. Tidak akan pernah.
"Terima kasih, Kak Cerry," ucapku tak kalah senang.
Cerry terperangah, mungkin terkejut saat kupanggil 'Kak'.
"K-kak? Kakak?!! Astaga Nona! Saya tidak pantas—" Aku langsung meletakkan jari telunjukku diatas bibirnya.
Aku menggelengkan kepala pelan, kemudian tersenyum senang hingga mataku menyipit. "Itu tidak benar. Kau pantas kak!"
Mata kuning Cerry berkaca-kaca, sepertinya terharu. Ia langsung menghambur memelukku dengan erat. Aku tertegun saat Cerry merengkuh tubuhku.
Rasanya ... hangat. Apa ini yang namanya kasih sayang? Apa seperti ini rasanya dipeluk oleh keluargamu? Apa ... Apa ... kasih sayang memang senyaman ini? Inikah yang disebut ... bahagia?
Oh, astaga! Aku merasakan mataku berkaca-kaca. Tidak, aku tidak ingin menangis. Aku merasa bahagia bukan sedih, tetapi mengapa aku malah menangis? Apa kantung air mataku mengalami kerusakan?
Aku sekarang tengah mati-matian menahan airmata ini agar tidak jatuh. Perasaan bahagia ini benar-benar rumit.
Cerry menguraikan pelukannya. Dapat kulihat dia tersenyum sedih saat melihat wajahku. Tangannya bergerak mengelus puncak kepalaku dengan lembut.
"Anda kuat, Nona. Sangat kuat, saya yakin Anda pasti akan menemukan kebahagiaan Anda. Anda gadis paling tangguh yang saya temui, Nona," ucapnya lembut.
A-aku tidak bisa menahannya lagi. Air mataku langsung jatuh dan mengalir melalui pipiku. Aku menundukkan kepalaku. Memperhatikan kedua tangan yang kukepalkan. Kuat? Apa aku kuat?
"Sekuat apapun aku, aku tetaplah manusia biasa yang membutuhkan kasih sayang. A-aku ... aku ingin dipeluk. Aku ingin didukung. Aku ingin direngkuh dengan lembut," ucapku seraya terisak.
"Aku hanya anak kecil, Kak Cerry!!! Aku ingin dicintai seperti Sophia!!! Aku ingin dipeluk dengan lembut oleh ayah!! Aku ingin ibu berada disisiku lagi, dan mendukungku seperti dulu! Aku ... A-aku ... ingin merasakan yang namanya keluarga ... . Tetapi mengapa semua orang malah menjauhiku dan mengataiku???!!!" seruanku kian meradang.
Aku yakin suaraku tadi terdengar hingga keluar. Pelukan Cerry padaku semakin mengerat. Ia mengelus-elus punggungku sengan lembut seolah-olah aku adalah vas bunga yang akan pecah barang disenggol sedikit saja.
"Tenanglah, Nona. Saya akan melakukan semua itu untuk Anda untuk saat ini. Pasti suatu saat nanti, akan ada seseorang yang menjadi tempat Anda untuk pulang. Seseorang yang dapat menjadi rumah untuk Anda. Seseorang yang mampu memberikan Anda semua cinta dan kasih sayang yang ada didunia. Saya yakin Anda akan mendapatkannya," ucapan Cerry kembali menenangkanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
SNORETT: The Devil Lady
Fantasy[Warn: 17+ | Harsh Word | Blood Scene] [Judul awal "Freedom for The Evil Lady"] Freedom series #1 Snorett McDeux of Dexter, seorang nona muda dari keluarga Grand Duke of Dexter yang sangat terpandang. Namun sayangnya hidup sebagai putri seorang Gran...