Kiehl langsung memegangi lenganku saat aku hendak terjatuh. Refleksnya benar-benar bagus. Ia membantuku berdiri dengan benar sambil bertanya keadaanku. Aku hanya menjawab seadanya dan berterima kasih.
Mataku teralih pada Rubyanne yang masih mengamuk dan terus mengumpatiku. Aku sendiri hanya menatapnya aneh, sesekali melirik Kiehl yang masih memegangi lenganku. Bocah itu memandang Rubyanne dengan pandangan jengah. Yang keluar dari mulut pakan kambing itu tidak jauh-jauh dari kata iblis, sialan, dan jalang. Lumayan juga mulutnya walau masih berusia sembilan tahun.
Untuk ukuran seorang putri marquess, mulut gadis itu sungguh tidak sopan, terlebih lagi usianya masih sangat muda. Walaupun aku lebih parah darinya, setidaknya aku masih bisa mengendalikan diri dan membaca situasi. Aku baru berani berkata kasar seperti itu ketika berusia 12 tahun, tetapi Rubyanne ... Ckckck, aku miris melihatnya.
Entah apa yang telah diajarkan Marquess atau Marchioness Fillton padanya, kedua orang itu tidak cocok menjadi orang tua. Terlalu membebaskan, tidak mengatur sikap Rubyanne dan membuat gadis itu jadi semena-mena. Aku yakin, jika Rubyanne melakukan kesalahan, orang tuanya pasti akan menutup-nutupi kesalahan putri mereka. Sekarang aku sangat mengerti mengapa Kiehl membatalkan pertunangan diantara mereka dikehidupan dulu.
"Nona Fillton, tidak bisakah Anda diam?!" Kiehl membentak. "Sifatmu itu tidak mencerminkan nona bangsawan sama sekali."
Si pakan kambing terdiam dengan manik kuning itu bergetar seolah-olah akan menangis. "Ta-tapi dia menggangguku lebih dulu. Gadis iblis itu—"
"Setidaknya, gadis yang Anda katai iblis ini memiliki derajat yang lebih tinggi daripada Anda," ujarku menginterupsi. "Atas hak apa Anda berani mengatai saya iblis? Apa Marquess dan Marchioness Fillton tidak pernah mengajari Anda etika ketika bertemu dengan seseorang yang memiliki derajat lebih tinggi?"
"Buat apa aku menghormatimu yang bahkan tidak menghormatiku?!" Ia balas membentak.
"Tidak menghormatimu? Aku tidak menghormatimu?" Tanganku langsung bersedekap dan maju beberapa langkah mendekatinya. "Saat dijamuan kemarin sore, Anda tiba-tiba menggiring antek-antek Anda untuk mengatai saya, padahal saya hanya diam dan tidak melakukan apapun. Saya juga memiliki prinsip yang sama seperti Anda. Buat apa saya menghormati seseorang yang menghina saya? Hampir sama, bukan?"
Rubyanne terlihat tertekan, bisik-bisik kian keras. Ia gelagapan. "Setidaknya aku bukanlah seorang iblis!"
Aku tergelak. "Hanya karena matamu berwarna kuning bukan berarti kau orang yang baik, Rubyanne. Kau bahkan lebih buruk dariku."
Aku kembali memprovokasinya. Memprovokasi seseorang untuk berlaku buruk dan membuat kekacauan bukanlah hal yang sulit bagiku. As you all know, I'm a demon, lebih tepatnya ada DNA iblis yang mengalir didalam darahku. Makhluk buruk rupa penghuni perut bumi itu memiliki kemampuan untuk mengendalikan sifat buruk manusia.
Mereka memprovokasi dan mengacaukan pikiran manusia untuk memciptakan kekacauan didunia. Tidak sedikit kasus pemberontakan atau genosida yang terjadi atas dasar hasutan para iblis. Kasus paling tersohor adalah genosida yang dilakukan oleh Kaisar Killion dari Kekaisaran Aupair yang menguasai benua barat.
Kaisar Killion adalah Kaisar ke-67 Aupair yang memerintah diusia yang terbilang sangat muda. Beliau terkenal dengan kepemimpinannya yang otoriter dan enggan dibantah. Ditahun ke-16 ia memerintah, beliau melakukan genosida pada salah satu kerajaan kecil yang berada dibawah kekuasaannya, yaitu Kerajaan Yixia.
Ia melakukan hal tersebut karena terhasut dan diprovokasi oleh seorang bangsawan iblis yang menyamar sebagai salah satu selirnya, Envy. Envy berkata bahwa Raja Yixia hendak bergabung dengan organisasi militer yang dibentuk oleh perkumpulan negara dibenua timur.
KAMU SEDANG MEMBACA
SNORETT: The Devil Lady
Fantasy[Warn: 17+ | Harsh Word | Blood Scene] [Judul awal "Freedom for The Evil Lady"] Freedom series #1 Snorett McDeux of Dexter, seorang nona muda dari keluarga Grand Duke of Dexter yang sangat terpandang. Namun sayangnya hidup sebagai putri seorang Gran...