Absen dulu dong darimana aja yang baca!
Selamat membaca! Jangan lupa vote-nya!*****
Kekaisaran Callesius telah diselimuti dengan gelapnya langit malam. Semua orang sudah terlelap dalam dunia kapuk, mengistirahatkan tubuh mereka. Kecuali seorang pria jangkung yang memiliki warna rambut yang mirip dengan langit malam, tengah berdiri didepan jendela meja kerjanya.
Mata ametisnya menerawang jauh, melihat keluar jendela. Memperhatikan suasana luar yang terlihat sunyi, hanya dihiasi dengan suara jangkrik dan daun-daun yang berguguran dari dahannya. Tubuhnya yang tegap, berdiri dengan kedua tangan mengamit dibelakang tubuh. Penuh akan wibawa.
'Apa yang membuat gadis itu berubah?,' batin pria tersebut.
Pria itu beralih memijit pelipisnya yang terasa berdenyut. Segala hal yang terjadi sungguh berbeda dari masa lalunya. Dari peringai gadis itu hingga penampilannya sungguh berbeda dari kehidupan masa lalunya. Benar-benar membagongkan.
Terkadang dia berpikir, apa gadis itu juga mengulang waktu sepertinya? Tapi baguslah jika begitu, berarti gadis itu sadar diri. Sebelumnya dia berniat ingin mengirimkan pembunuh bayaran kekamar gadis itu, jika dia kembali menerima lamarannya.
Lucas beralih duduk kekursi kerjanya, lalu mengambil salah satu perkamen yang menumpuk. Pupil matanya bergerak, membaca tiap baris kata-kata yang tertulis disana. Dirinya mencoba fokus pada berkas didepannya, namun pikirannya tidak.
Otaknya terus bertanya-tanya mengapa dirinya bisa kembali lagi kemasa lalu? Padahal sebelumnya dia telah gantung diri dikamarnya, karena merasa amat menyesal menjodohkan putranya dengan Snorett, bukannya Sophia. Setelah kematiannya, ia tiba-tiba kembali kemasa lalu tepat saat Lilianne menampar wajah Alex.
Dirinya merasa beruntung karena saat itu belum melangkah terlalu jauh, dan bisa berputar haluan ke Sophia. Untung saja Snorett menolak permintaannya dan lebih memilih menyodorkan Sophia. Yang ada dipikirannya saat ini hanyalah segera mengirimkan pinangan untuk Sophia.
"Selio!"
Tak lama muncul seorang pria berambut ungu dari balik pintu. Pria itu berjalan masuk perlahan lalu membungkukkan badan hormat didepan Lucas, selayaknya salam hormat terhadap seorang kaisar.
"Bangunlah, Lio."
Pria bernama Selio itu langsung menegapkan kembali tubuhnya. Penampilan pria itu terlihat acak-acakkan, dengan tubuh masih berbalut piyama satin berwarna abu-abu. Surai ungunya juga mencuat kesana kemari. Sementara wajahnya tetap datar namun terkesan hendak memakan pria yang duduk anteng didepannya.
"Apa ada yang bisa saya bantu dimalam yang indah ini, Baginda?" tanyanya penuh penekanan.
Siapa coba yang tidak kesal jika dibangunkan ditengah malam, tepat dimana kalian tengah tidur senyenyak-nyenyaknya. Wajah datarnya itu terlihat semakin menggelap karena sang kaisar masih terdiam dikursinya, tidak berniat mengatakan sesuatu. Kalau saja Lucas bukan seorang kaisar, dia pasti telah melemparkan kursi sofa pada kakak iparnya tersebut.
"Santailah Lio, kau seperti ingin memakanku," ujar Lucas santai.
Selio langsung mengacak-acak rambutnya kasar. Entah mengapa Duke of Quetzals itu merasa menyesal, karena menerima jabatan sebagai ajudan Kaisar. Adik dari mendiang Permaisuri Lylia itu terlihat amat depresi, menghadapi sifat Lucas yang terkadang sangat meresahkan.
"Memukul Kaisar boleh tidak sih?" cibirnya.
Sebelah alis Lucas terangkat. "Boleh-boleh saja, tapi yang aku takutkan, kepalamu akan menghilang sebagai gantinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
SNORETT: The Devil Lady
Fantasy[Warn: 17+ | Harsh Word | Blood Scene] [Judul awal "Freedom for The Evil Lady"] Freedom series #1 Snorett McDeux of Dexter, seorang nona muda dari keluarga Grand Duke of Dexter yang sangat terpandang. Namun sayangnya hidup sebagai putri seorang Gran...