DUARR!!!Suara ledakan menghentikan kegiatan di sekitar area perkemahan. Bahkan acara pengumuman pemenang perburuan terpaksa terhenti. Semua orang langsung berdiri dari duduk mereka.
Para wanita mulai berbisik-bisik, sementara para pria mulai mencari dari mana asal suara ledakan itu. Para ksatria dengan sigap menunggangi kuda masing-masing. Duke muda Evander dari Exford memimpin pasukan itu sebagai komandan pasukan resimen kekaisaran. Pasukan itu bergerak bersamaan menuju bagian utara perkemahan dimana tenda keluarga McDeux berada.
Asap hitam keabu-abuan mengebul tinggi hingga menutupi langit. Percikan-percikan api tampak berdansa dari kejauhan. Melalap tenda biru kebanggaan sang grand duke dari utara.
"Lihat langitnya!" teriak salah seorang bangsawan muda sambil menunjuk keatas kepala.
Semua orang spontan melihat kearah langit, begitupula Kaisar Lucas yang tengah sibuk memerintah pasukan penjaga Kaisar untuk mengevakuasi bangsawan dan warga yang tinggal di sekitar kawasan perkemahan. Pupil mata pria itu mengecil kala melihat langit yang semula biru terang berubah jadi merah pekat bagaikan darah.
Awan-awan yang sebelumnya berwarna putih bagaikan kapas, berubah menjadi warna hitam. Petir menyambar bumi menyebabkan tanah bergoncang menimbulkan kepanikan massa. Anak-anak menangis dipelukan ibu mereka, sementara para ayah menyelamatkan wanita dan anak-anak mereka.
Tak hanya manusia yang mengalami kekalutan, hewan dan monster di dalam hutan juga mengalami hal yang sama. Tanah bergoncang merusak rumah kelinci dan mamalia yang tinggal didalam tanah. Air sungai merebak, melemparkan ikan-ikan menggelepar diatas tanah. Segala jenis burung berkoak di langit, kabur dari hutan yang telah menjadi rumah mereka. Termasuk para hewan buas dan monster yang mulai lari luntang-lantung memasuki kawasan perkemahan.
Pekikan histeris terdengar tatkala puluhan monster beragam bentuk menerobos barikade yang dibuat para ksatria. Hal itu menimbulkan banyak korban dari berbagai pihak. Lucas yang tengah menuruni podium langsung berlari menaiki salah satu kuda sambil membawa Adrien dipelukannya. Ia menitipkan putra semata wayangnya pada salah satu dayang istana yang tampak kebingungan.
"Ayahanda, apa yang hendak Anda lakukan?" tanya Adrien dengan tatapan mata tajam.
Lucas seolah jatuh dalam kegelapan netra sang putra. Ia tersenyum tipis lalu mengacak rambut Adrien lembut. "Tunggu disini," ujarnya lalu melecutkan tali pelana menyebabkan si kuda putih melaju kencang.
Sang kaisar menerobos lautan manusia yang dipenuhi kekalutan. Ia menghiraukan teriakan para ksatria penjaganya jauh dibelakang. Tatapan manik sewarna batu kecubung itu menajam. Tujuannya saat ini hanya satu, mengamankan rakyatnya dari segala ancaman.
Dari kejauhan, ia dapat melihat seorang pria paruh baya melayang beberapa senti diatas tanah. Helaian rambut sewarna langit milik pria itu berterbangan, layaknya benang sutra yang tertiup angin. Aura berwarna hijau menyelubungi seluruh tubuh pria itu. Tanpa merapalkan mantra, ia berhasil memecahkan puluhan kepala monster, bahkan mengubah beberapa diantaranya menjadi patung tanaman.
"Sirius!"
Pria paruh baya itu melirik orang yang telah memanggilnya. Pupil matanya membelalak tatkala mendapati sang kaisar nekat memasuki wilayah rawan bahaya. "Yang Mulia, jangan kesana! Berbahaya!"
"Ikut aku!" perintah pria itu lagi yang langsung ditanggapi oleh Sirius.
Ia menghentikan sihirnya lalu berlari menunggangi kuda yang tak bertuan. Entah milik siapa, yang penting ia bisa menjaga sang kaisar untuk tidak bertindak gegabah. Hanya dalam hitungan detik, Duke Sirius akhirnya bisa mengejar sang kaisar.
KAMU SEDANG MEMBACA
SNORETT: The Devil Lady
Fantasy[Warn: 17+ | Harsh Word | Blood Scene] [Judul awal "Freedom for The Evil Lady"] Freedom series #1 Snorett McDeux of Dexter, seorang nona muda dari keluarga Grand Duke of Dexter yang sangat terpandang. Namun sayangnya hidup sebagai putri seorang Gran...