Absen dulu dong, asal mana aja yang baca?
Selamat membaca! Jangan lupa vote-nya ya!
*****
Perlahan dari langkah kakiku yang hanya berjalan serampangan berubah menjadi berlari. Aku terus berlari tak tentu arah sembari mengelap kasar kedua sudut mataku yang terus menumpahkan airmata. Dadaku terasa sesak, amat sesak. Dari kehidupanku yang dulu hingga sekarang, pak tua itu tak pernah berubah.
Apa salahku padanya? Bukan keinginanku terlahir dengan darah iblis. Bukan juga keinginanku untuk dilahirkan kedunia. Kalau bisa, aku lebih ingin dilahirkan sebagai anak seorang petani yang hidup bahagia disebuah desa dipinggir gunung yang sangat asri.
Kuabaikan suara para pelayan pribadiku yang mencoba memanggil namaku. Dapatku dengar suara jejak sepatu yang berlari mengejarku, yang kuduga itu adalah Cerry. Aku semakin mempercepat lajuku hingga suara jejak kaki Cerry tak terdengar lagi.
Tanpa sadar pijakan yang kupijaki sekarang bukanlah lantai pualam ataupun jalan setapak yang terbuat dari batu bata, melainkan rumput ilalang. Perlahan kuhentikan langkah kakiku. Melihat keadaan sekitarku dan mengidentifikasi aku sedang berada dimana.
Yang kulihat saat ini hanyalah padang ilalang yang berterbangan diterpa angin, sebuah danau besar yang ditepinya terdapat sebuah pohon beringin, dan barisan bunga-bunga liar ditepi pohon tersebut. Ditambah beberapa alap-alap dan sepasang kupu-kupu kuning bertebrangan tepat diatas permukaan danau. Dibelakang danau tersebut terdapat siluet pegunungan Creoline yang terletak diperbatasan antara Grand Dukedom Dexter dengan Kerajaan Nevoir. Siluet pegunungan itu terlihat berwarna putih karena terkenal dengan julukan gunung es abadi.
Satu kata yang mendeskripsikan tempat ini.
Indah.
Keindahan tempat ini semakin jadi, dikala sinar matahari menyoroti air yang ada didanau. Memantulkan berkas-berkas cahaya hingga membuat cincin pelangi tepat diatas permukaan danau. Cantik sekali.
Spontan, aku berjalan kearah pohon beringin tersebut. Setelah berdiri dibawah pohon, aku mendongakan kepala mendapati pohon itu ditumbuhi oleh anggrek liar berwarna putih kekuningan, dan tanaman lain yang seharusnya menempel pada pohon. Aku langsung mengambil tempat duduk diantara akar pohon yang membentuk cabang "V", yang disamping kanan kirinya ditumbuhi semak-semak bunga liar. Seolah-olah tempat itu memang untuk diduduki seseorang.
Aku langsung memandang kedepan, tepat kearah danau tersebut. Air danau itu berwarna biru kehijauan dan jernih. Sangking jernihnya, aku dapat melihat ikan-ikan kecil beraneka warna berenang kesana-kemari, mengitari danau tersebut. Bunga teratai berwarna merah muda juga bertebaran disekitar air danau, membuat udara disekitar danau menjadi segar dan bersih.
Mulut terbuka membentuk huruf "o" kecil, mengagumi keindahan karya Tuhan yang tersaji dihadapanku. Jujur, aku tak pernah tahu ada tempat seperti ini sebelumnya. Padahal aku tadi hanya berlari secara acak melalui jalan yang ada dibelakang Grand Duchy.
Siapa sangka yang kulakukan tadi membawaku ke sebuah tempat yang indah dan tak terbayang oleh logika. Setidaknya tempat ini berhasil menghilang rasa sesak didadaku. Mari kita lupakan Ayah bajinganku itu dan nikmati tempat ini!
Aku sedikit mengangkat daguku keatas kemudian memejamkan mata. Perlahan merasakan terpaan angin segar yang menerpa wajahku dan membelai tiap ujung rambutku yang dikepang kasar. Menerbangkan helaian-helaian rambut putihku.
Setelah beberapa lama memejamkan mata, aku tidak lagi merasakan terpaan angin diwajahku. Tetapi aku masih bisa merasakan angin menerpa sisi tubuhku. Apa ada yang menghalangi angin itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
SNORETT: The Devil Lady
Fantasy[Warn: 17+ | Harsh Word | Blood Scene] [Judul awal "Freedom for The Evil Lady"] Freedom series #1 Snorett McDeux of Dexter, seorang nona muda dari keluarga Grand Duke of Dexter yang sangat terpandang. Namun sayangnya hidup sebagai putri seorang Gran...