Bab 3: Bertunangan Dengan Putra Mahkota.

30.8K 3.7K 132
                                    

Selamat membaca! Jangan lupa vote-nya ya!

*****

Seisi ruangan itu terlihat terkejut, mereka memang telah mendengar rumor yang beredar. Namun, siapa sangka jika itu kenyataan.

Aku memejamkan mataku, aku tahu setelah ini yang berbicara adalah ayah. Dan dia akan mengatakan ....

"Ba-baginda, bukankah seharusnya pasangan Putra Mahkota ditentukan melalui acara pencarian Reigne—Putri Mahkota/calon Permaisuri—?"

Sudah kuduga dia akan mengatakan ini. Putri Mahkota atau Reigne ditentukan berdasarkan kompetisi. Kompetisi itu diikuti oleh Nona bangsawan yang dipilih oleh Kaisar, Permaisuri, dan Putra Mahkota itu sendiri. Dan kompetisi itu diadakan saat Putra Mahkota berumur 20 tahun.

Reigne yang terpilih akan diuji kemampuannya. Mulai dari tata krama, kemampuan politik, bakat sihir, dan kemampuan mengatur anggaran rumah tangga, jika ada Nona bangsawan yang bisa berpedang atau memanah, maka itu akan menjadi nilai plus untuk mereka.

Dan tahun ini, kompetisi itu ditiadakan karena ....

"Seharusnya memang begitu Alex. Tetapi setelah aku melakukan survei tentang Nona bangsawan yang ada dikekaisaran kita. Mereka semua ... tidak layak. Hanya kedua putrimu yang kulihat paling berpotensi untuk menjadi permaisuri."

Ucapan Kaisar persis seperti dimasa lalu. Dan setelah ini, seharusnya aku berteriak-teriak dengan memantaskan diriku sendiri dan mengatai Sophia. Well, karena aku telah berubah, aku tidak akan melakukan hal bodoh itu. Jadi aku tak tahu setelah ini apa yang akan terjadi.

Kalau ku ingat-ingat, benar perkataan baginda. Generasi ini adalah generasi terburuk para Nona bangsawan kekaisaran. Mengingat hampir semua Nona bangsawan besar hingga seorang baron sangatlah manja dan polos. Yeah, I know, mereka masih kecil wajar jika bersikap seperti itu.

Hanya saja, saat mereka beranjak dewasa, sikap itu malah semakin menjadi-jadi. Para Nona bangsawan itu menganggap diri mereka sangatlah tinggi sehingga sering semena-mena kepada rakyat biasa. Bukan hanya itu, mereka juga sering berfoya-foya, dan menghakimi bangsawan lain yang melakukan kesalahan kecil saat acara minum teh atau acara resmi kekaisaran.

Intinya, sikap mereka sangatlah buruk dan tidak cocok menjadi seorang permaisuri. Berbeda dengan generasi ibuku dan Grand Duchess Lilianne. Nona bangsawan di era itu sangatlah tenang dan berpikiran terbuka. Kekaisaran mencapai umur emasnya ketika para Nona bangsawan itu menaikkan martabat mereka.

Permaisuri saat ini juga wanita yang cerdas dan bermartabat. Dia adalah Lylia Annetha fran Yostegard, beliau adalah wanita cerdas, bermartabat, baik hati, dan bijaksana. Dia berasal dari keluarga Duke of Quetzals, yang menjaga wilayah bagian utara.

Dulunya dia adalah Bunga Kekaisaran dan dicintai oleh semua orang. Benar-benar figur permaisuri sejati. Namun sayangnya dia meninggal dunia saat melahirkan Adrien.

Nama permaisuri Lylia tertulis di sejarah kekaisaran. Semua jasa-jasa perjuangannya untuk kekaisaran dalam menaikkan derajat perempuan sangatlah besar. Mulai dari menghilangkan budaya korset dan mengubah pikiran semua orang untuk menjauhi pernikahan poligami. Juga memperbolehkan perempuan menjadi kepala keluarga. Beliau merupakan role model-ku dulu hingga saat ini.

Aku sangat ingin jadi seperti dia. Karena itulah, sekarang aku bertekad akan menjadi Panglima Perang yang seorang wanita pertama di Kekaisaran. Aku akan menghapus semua batasan-batasan perempuan kekaisaran. Aku akan mewujudkan kesetaraan gender untuk semua orang!

SNORETT: The Devil LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang