Absen dulu dong, asal mana aja yang baca?
Selamat membaca! Jangan lupa vote-nya ya!
*****
Alex berjalan dengan langkah lesu setelah keluar dari kamar putri sulungnya. Dirinya tidak menyangka akan ditolak oleh Snorett.
"Tolong ... anggap aku seperti sebelumnya. Anggap aku seolah-olah, aku tak pernah terlahir didunia ini, seolah aku tak pernah ada."
Kata-kata Snorett terngiang-ngiang dikepalanya, membuatnya pusing. Apa dirinya tidak memiliki kesempatan lagi?
"Yang Mulia! Yang Mulia!"
Alex langsung membalikkan badannya saat dirinya dipanggil. Seorang wanita berambut hijau tua memakai kacamata tengah berlari kearahnya. Wanita itu berlari tergesa-gesa seolah-olah baru saja dikejar-kejar oleh arwah gentayangan.
"Ada apa, Olive?" tanya Alex malas.
Olive, sang kepala pelayan terlihat tengah memukul-mukul dadanya. Menormalkan sirkulasi pernafasannya yang terasa berat, setelah berlari dari mansion bagian depan hingga bagian tengah. Dengan mansion yang hampir sama besarnya seperti istana kekaisaran, berlari sejauh itu pastilah sama dengan berlari marathon dua kilometer.
Setelah berhasil menormalkan pernafasannya, Olive langsung mengatakan maksud dirinya mendatangi Alex. "Yang Mulia, kita baru saja kedatangan Paduka Kaisar dan Yang Mulia Putra Mahkota. Mereka ada di ruang tamu sekarang."
Pupil mata Alex melebar, ia mendelik kearah Olive. "Kau baru memberitahuku?!" bentaknya.
Olive mendelik balik, apa pria berambut putih itu tidak melihat upayanya untuk memberitahu dirinya?! Seperti berlari dari ruang tamu hingga ke ruangan tengah! Sebagai sesama anak haram seorang bangsawan, pria dihadapannya ini sama sekali tidak berperike-anak haram-an.
"Iyalah, idiot" Namun, karena masih menunjukkan formalitasnya, ia enggan mengatakan hal tersebut. "Tetapi Yang Mulia Grand Duchess sudah menjamu keluarga kekaisaran, Yang Mulia."
Alex yang seketika merasakan pening menghampiri kepalanya, langsung mengurut tempat diantar dua alis tebal miliknya. Dirinya berpikir, apa yang membuat sang Kaisar datang kediamannya? Apa dia hendak memaksa salah satu putrinya untuk menjadi Putri Mahkota?
Tidak bisa! Snow dan Sophie jelas-jelas sudah menolak. Kenapa dia begitu gigih? rutuk Alex dalam hati.
*****
Saat baru saja hendak keluar kamar, Serin dan beberapa pelayan lainnya langsung menarik tubuhku kembali kedalam kamar. Sophie yang berada disamping kamarku juga mengalami hal yang serupa. Diriku didandani layaknya boneka, ditarik kesana-kemari hingga membuatku merasa muak.
Tepat setelah mereka memakaikan crinoline ditubuhku. Aku langsung mendorong dua pelayan yang memegangi pundakku.
"Cukup!"
Semua tarikan itu terhenti, para pelayan tersebut langsung menundukkan kepala dalam. "Maafkan kami, Nona." Serin berucap mewakili teman-temannya.
Aku mengurut batang hidungku sembari berkacak pinggang. Apa yang membuat mereka melakukan hal ini?
"Ada apa dengan kalian?" tanyaku lebih pelan.
Serin dan kawan-kawan menundukkan kepala dalam. Astagaa, mereka ini kenapa? Lagipula dimana Cerry dan Tania? Aku memang menyuruh mereka untuk keluar karena aku ingin istirahat, apa mereka tidak menunggu didepan pintu?
"Itu, Nona ..." Serin menggantung kata-katanya, "... kediaman ini kedatangan Paduka Kaisar dan Yang Mulia Putra Mahkota," cicitnya.
Helaan nafas lelah keluar dari bibir mungilku. Apalagi yang kedua orang itu inginkan? Aku dan Sophie sudah jelas-jelas menolak proposal pertunangan itu. Tentu saja, mau tak mau mereka harus melakukan kontes pencarian Reigne, untuk mencari pendamping bagi Adrien. Entah kekaisaran ini mendapatkan Permaisuri yang terbilang kurang akal, Adrien pasti bisa menutupinya secara lelaki itu memang cerdas sejak lahir.
KAMU SEDANG MEMBACA
SNORETT: The Devil Lady
Fantasy[Warn: 17+ | Harsh Word | Blood Scene] [Judul awal "Freedom for The Evil Lady"] Freedom series #1 Snorett McDeux of Dexter, seorang nona muda dari keluarga Grand Duke of Dexter yang sangat terpandang. Namun sayangnya hidup sebagai putri seorang Gran...