16 - Kecewa

28 31 0
                                    

Suara bantingan ponsel menggema mememenuhi ruangan yang kini terasa mencekam, brian baru saja membanting ponsel keluaran terbaru miliknya.

Dadanya naik turun menahan rasa emosi dan kecewa pada angel, seoarang gadis yang tidak pernah membuatnya sekecewa ini.

"harusnya kamu lebih memilih aku angel bukannya dia" leo memukul dinding keras hingga kuku jarinya mengeluarkan darah.

"aaaarrrhh brengsek, semua gara-gara dia. Aku tau lambat laun ini semua akan terjadi, dan aku tidak menyangka jika semuanya akan terjadi secepat ini" brian kembali memukul dinding keras, tidak perduli kucuran darah yang kini semakin deras keluar dari tangannya.

Flash back on

Seorang pria dengan setelan santainya tengah merapikan tatanan rambut menggunakan pomade, dengan senyum percaya diri brian memandang pantulan dirinya didalam cermin dengan senyum yang terus terpancar pada wajah tampannya.

Sebentar lagi ia akan dinner dengan seseorang yang sangat spesial dihidupnya, brian melirik jam pada pergelangannya.

"udah jam 17:00 kenapa belum pulang juga" namun brian tetap menenangkan dirinya agar tidak panik dan berlebihan dalam menunggu angel.

Dirinya yakin jika angel tidak akan mengingkari janjinya sendiri, brian kembali melirik jam yang kini sudah menunjukkan pukul 18:30.

Brian meraih ponsel dan segera mengirim pesan kepada angel, namun lama menunggu angel sama sekali tidak membalas pesannya. Dengan sedikit khawatir brian berinisiatif untuk menghubungi angel saja, siapa tau angel lupa jika dirinya sudah ada janji dengannya malam ini.

Namun lagi-lagi angel tidak memberikan jawaban, angel tidak mengangkat panggilan brian "apa aku jemput aja ya, aku takut terjadi sesuatu yang buruk kepada angel"

Brian segera menyambar jaket dan kunci mobil untuk menjemput angel, kini brian sudah berada didalam kantor angel. Namun kantor itu sudah nampak sepi semua karyawan sudah pulang namun masih ada beberapa yang masih stay disana.

Tanpa memperdulikan sekitar brian segera berlari menuju ruangan angel, tangannya sibuk dengan terus menghubungi angel yang masih saja belum menerima panggilannya.

Dengan kasar brian membuka pintu kayu didepannya, namun brian tidak menemukan tanda-tanda angel disana. Bahkan mejanya sangat rapi.

"tuan brian"

Brian menoleh dan mendapati sekertaris angel disana "kamu sekretarisnya angel kan" tanya nya to the point

"iya tuan, ada yang bisa saya bantu?"

"kamu tau kemana angel pergi"

Sang sekretaris itu mengangguk "siang tadi bu angel ada rapat tuan, namun saya tidak melihat bu angel kembali ke kantor lagi setelahnya" jelasnya

"dimana dia mengadakan rapat"

"kalau masalah tempat saya kurang tau tuan"

Brian membuang nafasnya kasar "baiklah terimakasih, kamu bisa pergi"

"baik tuan kalau begitu saya pamit undur diri" pamit sang asisten kemudian pergi meninggalkan brian yang masih memasang wajah khawatir.

Brian memandang frustasi kearah ponsel yang sudah entah berapa kali ia menghubungi angel namun sampai saat ini angel belum juga menerima panggilannya membuat brian semakin merasa khawatir.

"kemana kamu angel, apa kamu baik-baik aja"

Dengan membawa rasa khawatir brian kembali memasuki mobilnya, ia harus pulang barangkali angel kini sudah berada dirumah dan sedang menunggunya.

MY ANGEL (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang