21 - Bimbang

28 30 7
                                    


Suasana temaram menghiasi seluruh kamar seorang gadis yang termenung sambil memperhatikan jari manisnya.
Jari manis lentik itu kini tengah dihiasi oleh sebuah cincin permata yang begitu cantik.

Angel memperhatikan kilauan berlian yang begitu cantik pada cincin yang melingkar indah pada jari manisnya, hatinya galau memikirkan perasaannya yang tidak karuan.

"aku belum siap dengan semua ini, aku akui jika aku merasa sangat nyaman jika bersamamu. Namun aku tidak pernah berfikir sampai sejauh ini leo" helaan nafas berat keluar dari bibir tipisnya.

Angel menoleh ketika pintu kamarnya terbuka dan menampilkan sosok shofia yang tengah membawa nampan.

"sayang makan malam dulu ya, tadi kamu bilang kamu lagi gak enak badan maka dari itu mama bawain kesini makanan kamu" shofia meletakkan nampannya diatas meja dan berjalan mendekati angel yang termenung didepan jendela.

"nanti aja mom, angel lagi gak pengen makan"

Shofia mengelus pucuk kepala angel lembut dan bergabung duduk bersama putrinya.

"ada apa hm"

Angel mengehela nafas pelan dan menggeleng "nope mom, angel cuma gak nafsu makan aja" angel menidurkan kepalanya pada bahu shofia.

Angel memejamkan matanya menikmati aroma lavender yang menguar dari tubuh shofia.

"jadi gak mau cerita nih"

Mendengar itu angel semakin menempelkan kepalanya pada leher shofia "mom, momy dulu suka gak sih sama dady"

"maksudnya" shofia melirik tak mengerti dengan pertanyaan angel

"momy dulu sadar gak sih kalau momy suka sama dady"

"tunggu tunggu maksud kamu gimana sih, momy gak ngerti sama sekali dengan pertanyaan mamu" ujar shofia sambil menatap angel

Angel memukul dahinya pelan "oh god, seriously momy"

"momy dengerin angel, tadi leo bilang kalau dia suka sama angel" angel memperhatikan cincin yang melingkar pada jari manisnya

"dan dia memberiku ini, tapi aku masih bingung dengan perasaan ku mom. Aku takut jika ini bersangkutan dengan perasaan" lanjutnya

Shofia tersenyum dan menggenggam tangan angel "sayang meskipun momy tidak mengenal leo tapi momy tau jika dia pria yang baik"

"oya benarkah, momy tau darimana"

"itu naluri seorang ibu, dan itu tidak akan pernah salah angel" shofia menatap iris hazel putrinya "apa salahnya mencoba mengenal leo terlebih dahulu, setelah itu baru kamu putuskan apakah leo memiliki ruang tersendiri dihati kamu"

Angel terdiam memikirkan ucapan shofia, sebenarnya jauh dilubuk hatinya ia tidak menampik jika dirinya merasa nyaman bahkan bahagia jika bersama leo. Apakah dirinya harus mengikuti saran shofia untuk mencoba mengenal leo lebih jauh lagi.

Tapi bagaimana dengan brian? Shofia menatap raut wajah angel yang berubah. Diusapnya lengan anaknya pelan membuat angel mendongak.

"apa ada sesuatu yang mengganggumu" tanya shofia

Angel menghela nafas pelan "aku hanya memikirkan brian, jika aku bersama leo apakah dia akan baik-baik saja. Aku tidak ingin kehilangan brian mom"

Mendengar itu membuat shofia tersenyum, sudah bukan rahasia lagi jika brian telah menyukai angel sejak lama "jika memang dia sahabatmu, dia akan mendukung keputusan kamu sayang. Bagaimana pun juga brian tidak boleh egois"

"bagaimana caranya, aku yakin brian akan terluka"

"sayang terkadang kita harus menerima kebenaran yang sangat pahit dan menyakitkan, tapi mungkin itu yang terbaik daripada kita memberikan kebohongan yang nantinya akan menyakitinya juga bahkan mungkin lebih sakit"

MY ANGEL (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang