31 - First cooking

10 11 5
                                    


Happy Reading
.
.
.
.
.


Rintik hujan turun dengan sangat lebat membasahi ibu kota Jakarta pagi ini, derasnya hujan terus berlanjut hingga waktu menunjukkan pukul 09:00. Angel, gadis itu dengan serius memperhatikan layar ponselnya yang menampilkan seseorang yang tengah memasak.

Sudah satu bulan berlalu semenjak Angel resmi menjadi kekasih Leo dan kini gadis cantik yang masih setia dengan pakaian piyama nya itu bertekad ingin mengubah dirinya yang tidak bisa memasak menjadi seorang gadis yang jago memasak, alasan utamanya adalah Leo.

Semalam ia tidak sengaja mendengar seorang pasang kekasih yang membicarakan tentang betapa bahagianya sang pacar ketika setiap hari kekasihnya datang kekantor dengan membawa bekal makanan, awalnya Angel tidak memperdulikan itu. Namun, setelah dipikir-pikir ucapan pria tadi ada benarnya. Mengingat Richard dady-Nya sangat senang ketika momy-Nya datang kekantor dengan membawa makanan yang Shofia masak.

Dan disilah dia sekarang, dengan clemek yang menempel indah ditubuh rampingnya Angel memotong wortel perlahan. Dengan serius dan sesekali ia mengangguk mendengar intruksi yang diberikan oleh tutor didalam ponselnya.

Brian mengernyit ketika melihat Angel yang kini tengah berdiri didalam dapur, pria itu berjalan perlahan sambil mengucek matanya.

"Morning" sapa Brian dan menuang air putih kedalam gelas.

Angel menoleh dan tersenyum "Morning"

"Lagi ngapain, tumben banget make celemek"

"Masak dong"

"Whats masak, seriously" Brian terkekeh dan berdiri disamping Angel.

Ketika melihat potongan wortel yang absurd tawa Brian pecah, hal itu membuat Angel mengalihkan fokusnya. Gadis itu menatap Brian yang masih setia tergelak terbahak-bahak sambil memegangi perutnya.

"Kenapa" tanya Angel dengan pisau yang masih seti ditangannya.

Brian tidak kuasa menjawab, pagi yang indah. Pikirnya.

Perlahan tawa itu mulai mereda, Brian mengusap air mata yang keluar disudut matanya. Tangan beruratnya mengusap gemas rambut Angel "Kamu kenapa gak berguru sama aku Angel, kamu lupa kalo aku ini jago masak"

Dengan cengiran kuda Angel menggeleng "Aku emang sengaja belajar otodidak, yah itung-itung bikin kejutan buat kamu"

"Oh gitu" Brian menganggukkan kepalanya, kemudian merampas pisau dari tangan Angel.

Dengan telaten ia mengajarkan Angel bagaimana memotong sayur yang benar agar tampilannya tidak merusak mata, "Kalo motong wortel agak tipis supaya matengnya sama dengan yang lain"

Angel dengan serius memperhatikan tangan lihai Brian yang memotong banyak sayuran dengan tanpa beban.

Setelah selesai mempraktekkan semua kini Brian menyerahkan kembali pisaunya "Praktekin apa yang udah aku kasih tau"

"Ok" Angel mengambil kentang dan segera mengupasnya secara perlahan, ternyata setelah mencobanya sendiri Angel jadi tau jika melihat itu lebih mudah daripada mencobanya sendiri.
"Kenapa tiba-tiba pengen belajar masak, bukannya kemaren kamu bilang mau nyari suami yang kaya yang bisa bayar ART supaya kamu gak repot-repot masak" sindir Brian.

Angel mengangguk menyetujui "Emang sih awalnya aku mikirnya gitu, tapi sekarang pikiran itu udah berubah Bri" Angel melirik Brian yang masih setia menatapnya.

"Aku pengen bisa masak, aku pengen kekantor Leo sambil bawa makan siang" kekehnya diakhir kalimat, membayangkan masa depannya bersama Leo membuat Angel bersemu merah.

Brian menghela nafas pelan, sangat pelan bahkan Angel tidak akan menyadari itu. Dadanya serasa panas, sepertinya Angel benar-benar menyukai Leo.

Angel terlonjak kaget ketika Brian tiba-tiba memeluknya dari belakan, "Are you ok" Angel menghentikan aktivitas potong memotongnya.

"Biarin seperti ini bentar Aja" Brian menopangkan dagunya pada bahu Angel.

Angel mengangguk menyutujui ucapan Brian, tangannya mengelus pelan tangan Brian yang melilit perutnya.

"I miss you Angel"

Terkekeh dengan ucapan absurd Brian, bisa-bisanya bocah ini mengatakan jika merindukan Angel sedangkan Brian dan Angel selalu bertemu disetiap harinya.

"Kayaknya posisi aku bakalan kalah sama Leo" ucap Brian dengan nada sedih.

Angel yang mengerti alur pembicaraan Brian segera berbalik, dan kini Angel tengah tersenyum sambil mengusap pelan pipi Brian "Ya enggak lah, kamu bakalan tetep jadi prioritas aku" ucapnya menenangkan

"Gak mungkin"

"Mungkin aja dong, Brian kamu bakalan tetep jadi orang terpenting dihidup aku dan sampai kapanpun hal itu gak bakalan berubah"

"Tapi aku gak ngerasa gitu sekarang, see sekarang bahkan kamu rela belajar masak demi dia. Dan kamu juga sekarang sering banget jalan sama dia"

Angel tersenyum dan mencium pipi Brian gemas "Cemburu nih ceritanya"

"Ck, bukannya gitu" Brian melepaskan pelukannya dan mengganti posisi dengan bersedekap dada.

"Aku cuma kesel aja selalu ditinggal sama kamu, kita juga udah jarang banget gak quality time"

"Ooh jadi itu masalahnya, ok ok i'm sorry Brian kalo aku akhir-akhir ini lebih sering bareng Leo daripada sahabatku yang ganteng pakek banget ini"

Bukannya seneng Brian malah mencebikkan bibir membuat Angel gemas bukan main "Gini deh, inikan masakan perdana aku. Aku persembahkan masakan ini untuk kamu, kamu adalah orang pertama yang aku masakin bahkan dady sama momy aja gak pernah"

Brian berbinar mendengar itu "Ok aku tunggu diruang tamu, kita makannya disana aja sambil nonton Spongebob"

"Ok, gih sana tunggu disana. Kamu gak boleh bantu aku karena aku pengen ini piur hasil tangan aku sendiri"

Brian mengangguk sebelum pergi pria putih ini mencuri satu ciuman dipipi Angel "Fighting" ucapnya dengan tersenyum lebar.

Angel tersenyum dan berbalik melanjutkan acara masaknya yang tertunda.













Eyyoooo everybody gimana kabarnya, udah bosen belum nih sama cerita My Angel.

Maklum lah ye kalo flat gitu ceritanya, soalnya ini cerita pertama mimin 😀

Jangan lupa voment nya yaaaaa

Salam hangat dari mimin.

Emmuuuuuuah 😘😘😘😘😘😘😘

Tbc.

MY ANGEL (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang