DON'T FORGER FOLLOW ME 😎
K E B O H O N G A N
Siapa yang mau untuk dibohongi, apalagi dibohongi oleh orang yang sudah dipercaya!
Didalam sebuah hubungan, kejujuran adalah pondasi awal agar hubungan bisa langgeng sampai ke tahap yang lebih serius.
...
Minggu pagi di kota Seoul datang membawa rasa bahagia tersendiri bagi penikmatnya, hembusan angin menerpa menggoyangkan dedaunan dan pepohonan dihari itu. Manusia berhilir mudik menjalani aktivitas dipagi yang cerah ini.
Didepan sebuah Gereja yang sudah mulai didatangi oleh jemaat, Brian berdiri dengan tubuh tegapnya. Entah angin dari mana, Brian yang tidak pernah menginjakkan kakinya dibangunan suci ini mendadak datang dan berniat untuk berdoa.
Brain melangkah dengan kaki jenjangnya, parasnya yang tampan membuat banyak jemaat yang memandang tanpa berkedip kearahnya.
Kemaja berwarna putih membalut tubut atletisnya, tatanan rambut yang dibiarkan sedikit berantakan membuat kadar ketampanan seorang Lee Suho sudah tidak bisa diganggu gugat.
Suasana mendadak hening, ketika pastor datang dan acara berdoa dimulai, seumur hidup Brian terlalu malas untuk pergi berdoa kedalam Gereja.
Brian pikir meskipun ia tidak berdoa hidupnya akan tetap bersahaja dan bahagia, namun setelah usianya tak lagi muda, Brian sadar. Jika datang berkunjung ke Gereja dan berdoa adalah suatu hal yang wajib ia lakoni.
Dirinya terlalu sombong pada tuhan, dan mungkin sekarang ia tengah dihukum. Bukan fisik melainkan hati. Angel Leonardo, mungkin nama itu adalah alasan jelas berdiam dirinya seorang Lee Suho didalam Gereja saat ini, Brian ingin menyurahkan semua masalahnya kepada tuhan sekaligus ia ingin meminta maaf karena sudah tidak pernah mengingat tuhannya.
Perlahan, para jemaat meninggalkan Gereja karena sesi berdoa sudah usai. Keadaan Gereja kini sangatlah sepi. Hanya menyisakan para suster yang tengah membersihkan sampah dan Brian yang masih terdiam sambil memandang patung Yesus.
Pria itu keluar dari bangkunya dan berjalan kedepan, dihadapan Yesus, Brian bersimpuh dengan perasaan yang terasa sakit dan sesak.
Dadanya sesak hingga Brian tidak kuasa menahan tangisnya, para suster yang melihat itu segera menoleh dan meninggalkan tempat. Memberikan ruang bagi Brian untuk mencurahkan semua kepada tuhan tanpa ada yang mengganggu.
"Tuhan Yesus" lirihnya, dengan isakan tangis yang masih belum mereda.
Brian mendongak dengan mata yang memerah, pipinya basah. Didepan Yesus, Brian tidak bisa menahan semuanya. Dirinya sadar, dirinya hanyalah manusia lemah dihadapan tuhan.
"Tuhan Yesus, maafkan aku. Maafkan aku, aku... aku" Brian meremas dadanya yang semakin sesak, bibirnya kelu seakan ia tidak memiliki kosakata saat ini.
"Tuhan aku sangat mencintainya, sangat"
Suara penuh luka itu menggema keseluruh penjuru Gereja, keadaan yang sepi semakin membuat Brian merasakan kepedihan.
"Aku tau, mungkin kau tengah menertawakan manusia hina sepertiku. Aku sadar mungkin aku tidak pantas menumpahkan segalanya disini, aku malu. Aku malu karena aku mengingatmu disaat diriku sedih, bukan bahagia."
Brian menarik nafas perlahan "Tuhan, aku memang bukan orang baik. Tapi aku ingin bersama dengan orang baik untuk bersamaku hingga aku menua"
"Kenapa kau mempertemukan aku dengan seseorang yang sepertinya tidak akan bisa aku genggam, dia yang aku cinta namun aku seolah tidak bisa memilikinya. Dia kini sudah bersama dengan orang yang ia cintai, dan aku yakin dia akan bahagia"
"Tapi, apakah aku kejam jika aku menginginkan mereka berpisah. Aku tidak bisa membohongi perasaan ku Tuhan, aku sakit, sangat sakit."
Brian memukul dadanya perlahan, emosinya tumpah begitupun dengan air matanya.
"Aku sangat mencintainya, bahkan aku lebih mencintai Angel dibanding dengan diriku sendiri. 15 Tahun perasaan ini bersarang didalam dadaku, dan aku yakin kau tau itu."
"Tuhan, aku memang bukan manusia yang taat terhadapmu. Tapi bisakah kau mewujudkan keinginanku untuk bersama dengan Angel selamanya, bersama-sama melangkah kemasa depan. Saling memberikan kasih sayag hingga maut memisahkan"
"Aku berjanji, mulai saat ini aku akan rajin beribadah kepadamu. Hanya satu keinginan ku Tuhan, aku hanya ingin hidup bersama Angel sampai maut memisahkan"
Lega, itu yang Brian rasakan kini. Setelah puas berdoa, kini pria itu berdiri dan berjalan keluar Gereja dengan perasaan yang lumayan membaik.
"Suho-ya"
Brian menghentikan langkahnya dan menoleh, raut wajahnya sedikit terkejut namun dengan cepat Brian menormalkan kembali ekspresi nya.
"Kim Bona"
Gadis yang dipanggil Kim Bona itu tersenyum dan melangkah, mengikis jarak dengan Brian.
"Long time no see, ku kira kau tidak akan mengenaliku" ucap Bona dengan terkekeh.
Bona mendekat dan merengkuh tubuh jangkung Brian "Aku sangat merindukan pelukan ini, 3 tahun ternyata cukup membuatku gila karena merindukanmu"
Brian membalas pelukan Bona "Aku juga merindukan gadis kecilku ini"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rasa ingin merengkuh tubuh itu semakin menguasai jiwa Author.
Bang Brian sini peluuk 😭
Devinisi sadboy tingkat akut nih, 15 tahun bro limabelastahun.