02

1.2K 76 11
                                    

Boleh minta vote sama komennya?

Makasih orang baik, god bless you;)

***

Disertai rasa dongkol Egin keluar dari kelas. Seenaknya Je memposting fotonya di instagram tanpa izin. Gara-gara pacar barunya itu juga semua orang melihat dia seperti memiliki dendam tersembunyi.

Rupanya orang yang sedang ia pikirkan sudah ada di depan gerbang bersama motor vespanya. Je pasti sedang menunggu dia.

“Lo posting foto gue ya?” tembak Egin langsung.

Je hanya cengengesan tanpa merasa bersalah. “Gara-gara lo gue jadi punya haters."

“Mereka enggak bakal berani ngapa-ngapain lo. Percaya sama gue,” katanya seraya menyerahkan helm pada Egin.

“Mental Je mental, ” rintih Egin. Ah Je tidak tahu saja mentalnya terporak-porandakkan akibat cemoohan orang-orang kampus.

Kekehan Je terdengar. “Mau langsung pulang apa ke mana dulu?”

Egin berpikir sebentar. “Gue laper tapi gue gerah. Pengin lepas baju."

Terlihat Je menganggukkan kepala, “Makan di kosan aja ya?”

“Ngoghey." Acungan jempol Egin berikan.

Deruan motor Je terdengar semakin mengecil dari sana. Lama diperjalanan akhirnya mereka tiba di kosan Egin, tak lupa di jalanan tadi Je berhenti di tempat makan membeli makan siang mereka.

Egin tampak semangat turun dari motor lalu berlari ke kosannya dengan sekantong makanan yang mereka beli tadi. Sampai di kosan, karena gerah Egin segera membuka baju menyisakan tanktop dan hotpants. Hanya di depan Je, Egin berani berpakaian seterbuka itu, kalau di depan orang lain mana berani dia. Itu karena dia percaya sepenuhnya pada Je, lagian Je juga tak mempermasalahkan itu.

Melihat temannya seperti cacing kepanasan saat membuka bungkusan makanan Je menggeleng.

“Gue ambil sendok sama air dulu,” ucapnya kemudian mengambil dua benda tersebut.

Memberikan sendok pada Egin, cewek itu langsung menyuapkan pangsit pada mulutnya.

“Tumben lo jam segini enggak ngumpul di basecamp?” tanya Egin mengingat Jam empat ini Je sering berkumpul bersama teman-temannya.

“Lagi pengin ngapelin pacar baru."

“Wah gue jadi laper!” ujar Egin serta keriangan disetting.

"Baper, bukan laper!" ralat Je yang hanya ditertawakan oleh Egin.

***

Tiga jam Je habiskan waktunya bersama Egin. Mereka membicarakan apa yang menurut mereka seru hingga matahari terbenam Je pamit pulang.

“Gue pulang dulu. Kalo ada apa-apa telpon gue ya."

“Iya udah sana!” Egin mengibaskan tangannya.

Bye pacar,” ucap Je setelah memakai helm.

“Tiati di jalan!” Sebagai tanggapan Je mengacungkan jempol lalu melajukan motornya.

𝐀𝐧𝐲𝐭𝐡𝐢𝐧𝐠 𝐟𝐨𝐫 𝐘𝐨𝐮 [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang