[B1] Reinkarnasi Bidikan Besar Menyapu Dunia

158-159

Bab 158: Berperilaku baik ?!

Sheng Yang bingung.

Sheng Hanjing mengambil cangkir lalu berjalan ke air mancur minum dengan sebotol air mineral, menuangkan air panas ke dalam cangkir lalu menambahkan air mineral, dan mencampur semuanya sebelum menyerahkan cangkir itu padanya.

Airnya hangat—tidak panas atau dingin.

Sheng Yang menatapnya dan meringis nakal.

Dia tidak ingin menerimanya, tetapi dia tidak bisa menahan senyum lembutnya.

Dia bisa menolak untuk mendengarkan siapa pun, bahkan orang tuanya, tetapi dia tidak bisa menahan gerakan lembut Kakak Kedua.

Terkadang dia berpikir Kakak Kedua mungkin bisa meyakinkan bahkan musuh di medan perang untuk menyerah dengan senyum lembutnya.

Sheng Yang menerima air hangat dan menyesapnya. Dia harus mengakui bahwa minum air hangat ini jauh lebih menenangkan daripada minum air dingin. Tanpa menyetrum tubuhnya dengan air dingin, perutnya terasa jauh lebih baik.

Sheng Hanjing tersenyum, memperhatikannya menyesap air.  Dia kemudian tiba-tiba teringat bahwa kakak sulung mereka tidak akan kembali untuk menghadiri pesta kedewasaan Sheng Yang. Setelah memikirkannya sebentar, dia bertanya, "Yangyang, apakah Ibu, Ayah, dan Yuxi pernah menyebut Kakak Sulung kepadamu?"

"Sedikit." Sheng Yang berhenti dan berkata, "Mereka bilang Kakak Sulung bukan manusia."

Sudut mulut Sheng Hanjing berkedut.  Bagus, setidaknya adik perempuannya memiliki ingatan yang baik.

"Lalu apakah kamu peduli dengan Kakak Sulung?" 

Sebenarnya, dia ingin bertanya apakah dia peduli bahwa Kakak Sulung tidak akan kembali untuk menghadiri pesta kedewasaannya.

Setelah dia mengatakan itu, dia menatap adiknya dengan gugup.

Dia pasti akan berada di pihak adik perempuannya. Meskipun dia sudah mengenal Kakak Sulung lebih lama, tidak seperti Kakak Sulung, adik perempuannya membutuhkan lebih banyak perhatian.

Tentu saja, akan lebih baik jika keduanya bisa hidup damai.

Sheng Yang tertegun lalu menjawab tanpa berpikir, "Mengapa aku peduli padanya?"

Sheng Hanjing sedikit terkejut. Dia merasa bahwa Yangyang berbicara agak mirip dengan kakak laki-lakinya.

Tak satu pun dari mereka terpengaruh oleh emosi.

Dia ingat Yuxi pernah berkata bahwa setiap kali adik perempuan mereka menatapnya dengan wajah datar, itu mengingatkannya pada cara Kakak Sulung memarahinya.

Sejujurnya, ada kesamaan nyata antara keduanya.

Yang satu terobsesi dengan pekerjaan sementara yang lain tenggelam dalam studinya.

Memikirkan ini, Sheng Hanjing tidak bisa menahan tawa. Sekarang dia sangat menantikan untuk menyaksikan pertemuan pertama antara kakak laki-lakinya dan adik perempuannya.

Sheng Yang tidak tahu mengapa Kakak Kedua tiba-tiba tertawa, jadi dia hanya menyesap airnya, bingung.  Setelah beberapa saat, dia melihat Kakak Kedua berdiri dan membelai rambutnya dengan lembut. 

"Lapar? Biarkan aku membuatkan sarapan untukmu. Sebagai seorang anak, kamu harus minum susu untuk sarapan. Jika tidak, kamu tidak akan tumbuh tinggi.”

Hah? Sheng Yang memiringkan kepalanya dan melihat Sheng Hanjing berlari menuju dapur tampak bahagia. Dia tidak tahu apa yang dia lakukan untuk memberinya ilusi bahwa dia masih kecil.