[B1] Reinkarnasi Bidikan Besar Menyapu Dunia

122-123

Bab 122: Sengaja Menyesatkan

Resep-resepnya terlihat sangat indah namun menantang.

Sheng Yang melirik kulkas dan menemukan bahwa ada cukup bahan.

Kemudian dia melirik kompor. Ada beberapa pembakar, yang akan lebih dari cukup baginya untuk memasak beberapa hidangan sekaligus.

Selain itu, dapur ini adalah dapur AI. Beberapa perangkat dapat dikontrol dengan suara, dan ada layar besar di dinding. Dia bisa memproyeksikan resep dari ponselnya ke layar dan mengikuti resep saat memasak.

Sheng Yang tersenyum, menyingsingkan lengan bajunya, dan mulai memasak.

**

Mobil berhenti dengan mantap di gerbang. Yi Juncheng bergegas keluar dari mobil dan berlari ke dalam rumah.

"Agh-" Gao Feng menyandarkan tangannya ke pohon, membungkuk, dan muntah keras.

Yi Juncheng langsung pergi ke dapur.  Saat dia semakin dekat ke dapur, dia mencium aroma yang semakin kuat dan menenangkan, seperti aroma rumah ketika orang tuanya masih hidup. Mencium aroma yang familier ini, dia merasakan hidungnya sedikit sakit.

Dia mempercepat langkahnya dan memasuki dapur dengan kecepatan kilat, hanya untuk melihat Sheng Yang sibuk memasak dengan sangat cepat. Sambil memegang panci dan spatula di tangannya dan menonton video di layar besar dari waktu ke waktu, dia dengan terampil melemparkan bahan-bahan ke dalam panci dan mengatur suhu kompor.

Melihat ini, Yi Juncheng tidak bisa menahan tawa. Apa yang dia khawatirkan?

Kemampuan belajarnya luar biasa.  Apakah ada keterampilan di dunia yang tidak bisa dipelajari oleh seorang jenius seperti dia?

Dia terlalu khawatir.

Tetapi jika dia bisa melakukannya lagi, dia masih akan memilih untuk bergegas kembali secepat mungkin.

Mendengar langkah kakinya, Sheng Yang berbalik dengan santai. Ketika dia melihat Yi Juncheng berdiri di dekat pintu, wajahnya yang kemerahan tersenyum cerah. 

"Kamu disana."

Itu adalah kegembiraan belajar pengetahuan baru.

Yi Juncheng menatapnya, terpesona oleh senyum cerahnya. Dia seperti seorang istri melihat suaminya pulang dan memberinya senyum yang murni dan bahagia.

Dia tiba-tiba melangkah maju dan melingkarkan lengannya di pinggangnya.

Sheng Yang mengangkat alisnya.

"Jangan bergerak," katanya dengan suara serak. Sebuah celemek tiba-tiba muncul di tangannya, dan dia membuka celemek, melilitkannya di pinggang rampingnya, dan mengikatnya untuknya. "Sempurna."

Sheng Yang tahu Yi Juncheng adalah seorang perfeksionis seperti dia, jadi dia tidak mengatakan apa-apa.

Piring sudah siap dan memenuhi seluruh meja besar. Gao Feng, yang masih pucat karena mualnya, langsung tertarik dengan hidangan lezat di atas meja dan mau tidak mau menelan ludah.

Lalu dia menatap Sheng Yang dengan takjub. Apakah Nona Sheng memasak semua hidangan? Bahkan serutan sayuran?

Tentu saja, Sheng Yang tidak benar-benar membuat 108 hidangan.  Dia memilih lebih dari 20 hidangan teratas, yang sudah terlalu banyak untuk mereka berdua.

Yi Juncheng menganalisis piring yang memenuhi meja lalu mengeluarkan ponselnya dan memutar nomor. 

"Bibi, ini aku, Juncheng."