Bab 14

527 28 0
                                    

POV RION

Sudah seminggu sejak aku mengatakan hal itu kepada Yuna. Tetapi untungnya hubungan ku dengannya tidak berubah. Walaupun rasanya ada sedikit perasaan canggung ketika dia bertemu denganku.

"Hi" Sapa Ram
"Sedang apa kamu disini?"
"Sepertinya kamu sedang badmood ya?" Ejek Ram
"Aku masih ada urusan. So, katakan"
"Alright. Aku menemukan sebuah berita yang mungkin bisa mengejutkanmu"
"Berita apa?"
"Ini mengenai Britney"
"Britney?"
"Apa kau lupa tentang cinta pertama mu itu?"
"Ahhh... Tentu saja tidak. Jalang itu meninggalkan ku karena seorang pria brengsek"
"Wah-wah... Kata-kata mu itu... Jika Yuna tau pasti Yuna membenci mu loh"
"Apa maksudmu?!" Tanyaku seraya menatapnya tajam
"Britney adalah Ibu kandungnya Yuna"
"What?! Are you sure?!"
"Yeah. Lihat ini" Ucap Ram seraya memberikan Ipad-nya padaku

Aku membaca sesuatu yang ada di iPad itu

"Kamu hack web polisi?" Tanyaku
"Aku sedikit bosan tadi. Lalu aku ingat bahwa orang tua Yuna meninggal akibat kecelakaan jadi aku coba mencari tau  dan taraaa.... Aku menemukan dokumen mengenai orang tua nya" Jelasnya

Aku menatap iPad itu

'Jadi Yuna adalah anaknya Britney? Pantas saja wajahnya mengingatkan aku pada Britney' batinku

***30 April 20xx***
"Britney! Aku nggak mau putus denganmu!"
"Aku tidak peduli! Aku mau hubungan kita berakhir sekarang"
"Apa ini karena pria itu?"
"Maksudmu apa Rion?!"
"Apa kamu menyukai Alvin? Britney! Jawab!"
"Apa hubungannya dengan Alvin? Dia itu hanya seniorku saja!"
"Cih... Kamu pikir aku tidak tau perbuatan mu diluar sana?!"

Mendengar hal itu Britney terdiam

"Beberapa bulan ini kamu sering pergi berdua dengannya. Aku tau semua tindakan mu diluar sana termasuk dengan pria brengsek itu"
"Terserah! Aku tidak peduli ucapan mu itu! Aku hanya ingin berpisah denganmu!"

Setelah mengatakan hal itu Britney pergi. Sejak saat itu aku tidak pernah bertemu dengannya di sekolah. Bahkan dia tidak ada dirumahnya.
***Ke masa sekarang***

"Bahkan nama keluarganya berganti dengan nama keluarga pria itu? Astaga aku tidak menduga hal ini"
"Aku pun begitu"
"Tidak dapat Ibunya anaknya pun jadi" Ucapku senang
"Sudah saatnya aku pergi"
"Ok. Thanks buat infonya ya"
"Sure"

Ram pun keluar dari ruangan ini

"Alvin Camelion dan Britney Rosaria. Thanks ya karena kalian tidak mengajak putri kalian ke neraka bersama kalian"

BACK TO YUNA

saat ini aku sedang melepas penat dengan berenang di kolam ini. Setidaknya hari ini aku bisa membuat diriku nyaman.

"Yuna..." Ucap seseorang yang memanggil ku

Mendengar hal itu aku langsung merendam seluruh badanku ke air dan hanya menyisakan kepala ku saja

"Kamu sedang apa?" Tanya Papah
"A-aku hanya berenang"
"Hahaha... Sepertinya aku sudah pelupa ya"

Mendengar ocehan Papah aku hanya terdiam

"Sepertinya sejak saat itu kamu sangat canggung terhadap Papah mu ini ya?"

'Bagaimana tidak?! Mana ada orang tua ingin menikah dengan anaknya walaupun anak angkat?'

"Yuna. Apa kamu ingin mengunjungi makam kedua orang tua kandungmu?" Ajaknya dan mendengar hal itu aku terkejut

***Keesokan nya***

Kami tiba di sebuah pemakaman. Walaupun jarak dari rumah menuju makam ini membutuhkan waktu 6 Jam untuk tiba di tempat ini.

"Apa Papah yakin disini makam kedua orang tuaku?"
"Tentu saja. Papah punya Intel yang cukup hebat loh" Ucapnya bangga

Kami berjalan hingga berhenti di dua makam. Di batu nisan itu terdapat nama Britney Camelion dan Alvin Camelion

"Ini makam orang tua mu Yuna"

Mendengar hal itu membuat jantung ku terasa berhenti berdetak

"Ini... " Ucapku yang terpotong karena aku tidak bisa menahan air mata
"Sudahlah Yuna. Sekarang mereka sudah tenang di alam sana" Ucapnya seraya memelukku

Karena pelukan Papah akhirnya aku menangis kencang

"Sudah-sudah... Yuna sekarang kan punya Papah. Papah akan menjagamu walaupun nyawa Papah taruhannya"

Mendengar hal itu aku hanya tersenyum tipis

Setelah menaruh karangan bunga dan berdoa kami pergi dari tempat ini.

POV RION

***Malam harinya***

Sejak dari tempat pemakaman itu Yuna terlihat murung bahkan dia tidak keluar dari kamarnya. Aku mendekati pintu kamar Yuna dan membuka pintu itu. Terlihat Yuna sedang duduk di pinggir ranjangnya. Aku berjalan menghampirinya dan menyentuh pundaknya.

"Yuna... Are you sick?"
"Ah? Nggak Pah..." Jawabnya seraya melihatku
"Really?"
"Yes Pah"
"Alright"

Aku pun duduk disampingnya

"Listen. Papah sayang banget sama kamu dan untuk ucapan Papah minggu lalu. Papah minta maaf. Papah tidak ingin..."
"Aku tau Papah sayang sama aku dan Papah tidak perlu meminta maaf soal perkataan Papah kemarin. Sebab, aku paham yang namanya perasaan seseorang tidak ada yang bisa tau" Ucapnya sembari menatapku dengan tenang
"Yuna... Terimakasih" Ucapku yang langsung memeluknya
"Terimakasih telah hadir di hidupku ini" Ucapku lagi
"Aku juga terimakasih sama Papah sebab Papah sudah sayang sama aku"

Tiba-tiba terdengar suara ketukkan pintu dan terlihat Kai membuka pintu kamar ini

"Ah... Maaf telah menganggu quality time kalian. Tapi bisakah Rion keluar sebentar. Ada hal yang harus kita bahas di ruangan mu"
"Oke"

Setelah mendengarkan jawabanku Kai segera menutup pintu kembali.

"Yuna... Aku harus pergi. Sebaiknya kamu langsung tidur ya"
"Baik Pah..."
"Ingat jangan tidur terlalu larut malam"
"Iyaah Pah..."

Aku mencium keningnya dan segera keluar dari kamarnya

BACK TO YUNA

'Sebenarnya aku penasaran dengan pekerjaan Papah selama ini. Apa aku menguping pembicaraan mereka di ruangannya?' pikirku

Tapi mendengar ucapan Papah tadi. Jika aku masih belum tidur juga. Pasti Papah bakal marah.

'bagaimana ya???' batinku

Dengan modal nekat aku keluar dari kamar menuju ruangan Papah. Di depan pintu ruangan Papah sayup-sayup terdengarlah suara Papah dengan nada marah.

"Kau ini!! Kerjamu itu apa?!" Teriak Papah di dalam ruangannya
"Aku tidak mau tau! Perketat penjagaan baik rumah ini, perusahaan, sekolah hingga pabrik senjata! Jangan sampai tikus-tikus itu menyerang kembali! Atau nyawa kalian taruhannya! Paham?!"

Mendengar ucapan Papah di balik pintu ini membuat jantungku berhenti

'Sebaiknya aku kembali ke kamar' pikirku sembari pergi ke kamar

Setibanya di dalam kamar aku mengatur nafas.

"Entah Papah marah dengan siapa. Tapi jika mengancam seperti itu. Berarti yang dikatakan Paman Kai benar"

"Sebenarnya Papah siapa???"

POV RION

"Aku sudah menggali informasi bahwa yang menyerang pabrik kita adalah mafia kelas bawah. Mereka pikir dengan adanya kita di negara ini. Pabrik kita di negara itu tidak akan ketat dalam pengawasan" Ucap Ram menjelaskan infonya
"Mafia kelas bawah? Hah... Lucu sekali... Mereka pikir aku akan berdiam diri saja?" Ucapku tersenyum licik
"Ram. Temukan lokasi tikus-tikus itu. Nanti kita akan berikan hadiah khusus pada mereka"
"Tenang saja Rion. Sudah aku temukan lokasi mereka"
"Bagus" Ucapku puas

HE IS  MAFIA?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang