Bab 12

632 37 0
                                    

Kami saat ini berada di mobil menuju arah rumah

"Perasaanku saja atau bagaimana. Sepertinya Martin dan Yuna punya masalah deh?" Tanya Yasmin
"Aku tidak tau juga deh. Sejak Martin datang ke sekolah kita, dia memang sepertinya tertarik dengan Yuna. Tetapi Yuna selalu membuat jarak dengannya" Ucap Kaila
"Yuna seperti itu juga tidak hanya pada Martin saja tetapi dengan seluruh pria yang ada di sekolah" Ucap Diana menimpali ucapan Kaila

POV RION

"Sampai kapan kamu jomblo seperti ini?" Tanya Ram
"Siapa?"
"Kamu lah Rion!"
"Saat ini aku belum tertarik" Ucapku acuh sembari memakan makananku
"Benarkah?"
"Ya"
"Lantas mengapa kau sering sewa jalang-jalang itu ketika kau sedang berada di club?"
"Hanya untuk main-main saja" Jawabku
"Kapan kau akan serius untuk mencari pasangan?"
"Untuk apa aku harus mencari. Toh di rumahku sudah ada" Jawabku kembali
"Wait? Jangan bilang gadis yang kau adopsi itu?" Tanya Kai
"That's right"
"Astaga... Kepalamu terbentur ya?" Tanya Kai kembali
"Tidak"
"Jangan bilang kau menyukainya karena kepolosan nya?" Tanya Ram
"Hahaha... benar"

Mendengar jawabanku mereka berdua saling bertatapan

"Sebaiknya kita harus cepat menyelesaikan semua masalah di negara ini. Aku tidak ingin membuang waktuku lebih banyak lagi disini" Ucapku

BACK TO YUNA

Karena pagi ini tidak ada urusan di kantor aku pun pergi mengecek ke sekolah sebab hari ini akan ada rapat dengan dewan guru dan aku ditemani oleh salah satu bodyguard kepercayaan Papah yang sengaja di tinggalkan untukku. Setibanya di sekolah, suasana masih sama. Aku pun mulai merindukan kehidupanku yang dulu. Entah mengapa sejak aku bertemu dengan Papah kehidupanku mulai berubah.

"Nona?" Ucap bodyguard itu yang menyadarkan lamunanku ini
"Sebentar lagi rapat akan dimulai" Ucapnya kembali
"Ahhh... Baiklah"

Aku pun berjalan melewati lorong dan sepasang mata memperhatikanku hingga kami masuk ke ruang rapat.

"Maaf aku terlambat" Ucapku

Mendengar ucapanku mereka semua terkejut

"Yuna? Sedang apa kamu disini? Kami akan rapat dengan kepala sekolah" Tanya salah satu guru
"Aku tau. Tapi sayangnya Papah ku yang sebagai kepala sekolah tidak bisa hadir karena sedang mengurus beberapa hal di luar" Jawabku seraya duduk di bangku utama

Mendengar hal itu mereka saling bertatapan dan mulai berbisik

Dari mereka ada yang berbisik
"Jangan-jangan berita di kalangan murid benar adanya?"

"Jika tidak ada yang ingin dibicarakan sebaiknya aku pergi dan melaporkan beberapa hal kepada kepala sekolah tentang guru disini" Ucapku sembari beranjak dari kursi ini
"Kami disini ingin membicarakan beberapa hal mengenai prestasi murid-murid disini" Ucap seorang guru
"Baiklah" Ucapku seraya duduk kembali

Satu persatu guru membicarakan prestasi murid baik dari akademik maupun non akademik hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul setengah sembilan.

"Baiklah. Aku rasa rapat ini cukup sampai sini. Aku harap Bapa Ibu sekalian tetap semangat dalam mengajar dan membantu para murid disini. Kalian boleh keluar dari ruangan ini dan kembali mengajar" Ucapku mengakhiri rapat ini

Para guru beranjak dari kursinya dan meninggalkan ruangan ini

"Huh..."
"Apa anda baik-baik saja nona?"
"Aku baik"

Kami pun keluar dari ruangan ini. Tak sengaja aku bertemu dengan Martin di lorong ini.

"Sepertinya kita di takdirkan bersama ya?"

Mendengar hal itu aku segera pergi melewati nya

"Yuna!" Teriak Martin

Seketika aku berhenti

"Kamu ada waktu nanti malam?"

Mendengar hal itu aku menengok ke arahnya

"Nanti malam?"

***Malam harinya***

"Malam ini kamu sungguh cantik Yuna"
"Terimakasih"
"Kamu tau setiap hari aku memikirkan mu"
"Untuk apa memikirkan ku?"
"Aku memikirkan mu karena..." Ucap Martin terputus sebab handphone ku berbunyi
"Tunggu sebentar ya..." Ucapku seraya menerima panggilan itu

***YUNA AND RION ON THE CALL***
"Halo Pah?"
"Halo Yuna. Hari ini Papah akan pulang ke Indonesia dan sekarang Papah sudah berada di bandara transit Singapore"
"Benarkah? Mau Yuna jemput?"
"Benar Yuna. Boleh saja lagipula Papah punya hadiah special buat Yuna"
"Kalo begitu aku akan ke bandara sekarang. Bye Pah"
"Bye Yuna"
***YUNA AND RION END THE CALL***

Aku segera menaruh handphone ku di tas.

"Martin, maaf. Sepertinya aku harus pergi sekarang. Terimakasih atas undangannya. Aku pergi dulu" Ucapku sembari beranjak dari tempat ini
"Ingin ku antar?"
"Tidak terimakasih. Aku pergi dulu"

Aku segera pergi ke bandara meninggalkan restaurant ini.

***Di bandara***

"Dari pesan yang Papah berikan seharusnya di pintu ini"

Aku memandang handphone ku dan terlihat waktu menunjukkan pukul 1 pagi

"Ini untuk Nona" Ucap bodyguard sembari memberikan roti dan air
"Terimakasih. Kamu tidak membeli makanan untuk mu sendiri?"
"Sudah tadi Nona. Sebelum kesini saya sudah menghabiskan makanan itu"
"Hmmm..."

Aku mulai membuka kemasan roti ini dan memakannya

"Kamu tau apa yang biasa Papah lakukan ketika di luar Negeri?" Tanyaku

Mendengar hal itu entah mengapa dia terkejut

"Ada apa? Apa pertanyaan ku salah?"
"Tidak Nona. Yang Bos lakukan ketika di luar negeri hampir sama dengan kegiatan Bos disini" Jawabnya namun entah mengapa ada sesuatu yang dia sembunyikan
"Begitu ya... "

Tak berselang waktu lama ada segerombolan orang keluar dari pintu itu dan terlihat Papah bersama dua pria yang pernah kutemui waktu itu.

"Papah!!" Teriakku memanggilnya

Papah menatap kearahku dan melambaikan tangan sembari tersenyum. Dia pun berjalan menghampiri ku

"Oh my sweet honey. How are you?"
"Baik Pah"
"Hi Yuna" Ucap Paman Kai dan Pama Ram
"Hi juga Paman"
"Yuna... Sebaiknya panggil nama kami saja tidak perlu memanggil kami dengan sebutan Paman"
"Aku pikir itu kurang sopan. Mengingat Paman-paman ini seumuran dengan Papah"
"Sudah-sudah" Ucap Papah

Papah mengeluarkan sebuah kotak dari tas nya

"Ini untuk kamu"
"Apa ini Pah?"
"Bukalah"

Aku membuka kotak itu dan terlihat kalung yang sangat mewah menurutku

"Kamu suka?" Tanya Papah
"Suka banget Pah. Tapi..."
"Tapi apa Yuna?"
"Kalung ini pasti mahal"
"Tidak kok. Papah mendapatkan harga diskon pas Papah beli" Ucap Papah menjelaskan dengan raut wajah senyuman

***Kejadian sebenarnya***
"Geh nicht weg!" Titah Rion
(Jangan sampai lolos!)
"Okay Boss!"
(Baik Bos!)

Mereka semua menyergap para mafia yang berusaha menghancurkan mereka dan terlihat bos dari mafia itu adalah seorang wanita. Ia tewas akibat peluru menembus tepat di jantungnya. Tak sengaja, terlihat kalung yang terpasang di lehernya. Segera Rion mengambil kalung itu dan memasukkan kalung itu ke saku celananya
***kembali ke masa sekarang***

"Sini Papah pasangkan kalung itu"

Aku memberikan kalung itu kepada Papah dan Papah memasang kalung itu ke leherku

"Coba hadap ke Papah"

Aku menghadap ke Papah

"Wah... Kalungnya memang sangat cocok denganmu Yuna"
"Terimakasih Pah"
"Ekhem... Mau sampai kapan kalian berdua berdialog romantis seperti ini?" Tanya Ram

'Dialog romantis?' Batinku

"Hahaha... Sebaiknya kita segera pulang" Ucap Papah

Kami pun beranjak dari tempat itu dan segera pergi ke tempat mobil.

HE IS  MAFIA?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang