Bab 22

268 21 0
                                    

POV RION

***Beberapa hari kemudian***

***Suasana di Perusahaan***

"Hei... Lu udah denger belum berita hari ini?"
"Berita apa tuh?"
"Itu loh mengenai Bu. Yuna"
"Emang ada apa sama Bu. Yuna?"
"Ternyata dia itu anak dari pemilik perusahaan terbesar di London loh"
"Hah? Serius?!"
"Iya. Katanya dia dan orang tuanya sempat mengalami kecelakaan di negara ini dan Bu. Yuna baru ditemukan sekarang oleh keluarganya"
"Wah-wah bikin envy aja"
"Gw rasa keluarganya itu tau dari Pak. Rion sendiri deh. Kan, gw dengar Pak. Rion punya akses ke beberapa perusahaan"
"Kek nya sih begitu"
"Pantas saja Pak. Rion menjadikannya Ratu di perusahaan ini"

'Kayaknya berita mengenai Yuna sudah terdengar hingga ke warga sipil' batinku lelah dengan situasi saat ini

"Ekhem!"

Seketika mereka menengok ke arah ku

"Ini jam kerja. Jadi, berhentilah mengobrol dan mulailah bekerja"
"Baik, Pak" Ucap mereka serentak
"Dan satu hal lagi, aku memperlakukan Yuna seperti Ratu bukanlah karena dia anak dari pemilik perusahaan terbesar. Mengerti?"
"Kami mengerti Pak dan kami mohon maaf"
"Ya sudah. Kembali bekerja" Ucapku seraya meninggalkan ruangan ini

BACK TO YUNA

Saat ini, aku sedang berjalan terburu-buru di lorong perusahaan

"Hadeuh... kenapa tidak ada yang ngebangunin sih?" gerutuku sepanjang lorong 

Secara tidak sengaja aku menabrak salah satu karyawan di perusahaan ini dan untung saja aku di tahan olehnya

"Maaf Bu. Yuna, saya tidak sengaja" Ucapnya seraya membantuku ke posisi berdiri

"Gak apa-apa kok. Seharusnya saya yang minta maaf. Permisi" Ucapku

Kemudian aku pergi meninggalkan karyawan itu

Setibanya di ruangan terlihat Rion sedang duduk

"Sepertinya kamu sudah bangun ya?"

"Pasti ini ulahmu ya?! Kenapa Bibi di sana tidak ada yang membangunkan ku?"

"Benar. Itu ulahku. Aku tidak tega membangunkanmu yang sedang tidur pulas seperti bayi"

"Rion!!!!"

"Wah-wah... sepertinya kamu tidak berbicara formal lagi padaku?" Tanyanya seraya berjalan ke arahku

"Untuk apa?! Toh..." Ucapku yang tiba-tiba terputus karena malu 

"Toh? Toh apa? Aha! Mungkin maksudmu, toh sebentar lagi kita menikah. Ya kan?"

"Huft!"

Lalu ponselku berdering dan aku mengangkat panggilan itu

"Halo? Baik. Ada kok. Sebentar"

Setelah itu aku memberikan ponselku pada Rion

"Albert ingin berbicara denganmu"

Mendengar ucapanku, Rion segera mengambil ponselku dan berbicara dengan Albert yang berada di sebrang telepon. Entah, apa yang Rion bicarakan tapi sepertinya sangat rahasia. Beberapa saat kemudian, Rion pun memberikan ponselku padaku.

"Apa yang di bicarakan Albert padamu?"

"Bukan apa-apa. Hanya masalah kerja sama"

"Masalah kerja sama? Kenapa tidak lewat nomormu saja?"

"Entahlah. Jangan tanyakan padaku. Kalo begitu aku pergi dulu. Semangat!" Ucapnya yang seraya berjalan keluar dari ruangan ini

"Aneh?"

HE IS  MAFIA?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang