Bab 18

468 25 5
                                    

Beberapa minggu berlalu, yang aku lakukan di rumah hanyalah rebahan saja dan jujur saja ini membuatku bosan. Aku pun keluar dari kamarku ini, berniat mencari Rion. Setelah beberapa saat aku menemukan Rion sedang berbicara dengan seseorang di ruangan pribadinya. Rion yang menyadari kehadiranku langsung menatapku yang sedang berada di ambang pintu.

"Ada apa sayang?" Tanyanya
"Bisa bicara sebentar?" Tanyaku pada Rion
"Tentu saja"

Rion pun keluar dari ruangannya itu dan kami berjalan menyusuri lorong rumah ini.

"Aku ingin menjalani aktivitas ku sebelumnya" Ucapku

Mendengar ucapan ku terlihat wajah Rion terkejut

"Apa ada yang salah?"
"Tidak. Hanya saja, apa kamu yakin?"
"Tentu saja! Kau pikir diam di kamar itu menyenangkan?!"

Mendengar jawabanku Rion hanya menghela nafas

"Sepertinya kamu menyembunyikan rahasia di perusahaan itu?" Tanyaku curiga
"Rahasia? Tentu saja tidak! Jika kamu benar-benar ingin kembali ke perusahaan itu. Aku akan memberikan informasi kepada pegawai tentang kondisimu saat ini. Supaya mereka tidak salah paham"
"Oke"

Setelah itu aku pergi meninggalkan Rion di lorong itu.

Beberapa hari kemudian, aku pergi ke perusahaan bersama Pak. Supir. Setibanya di perusahaan, banyak para pegawai menatapku. Kemudian ada salah satu wanita menghampiriku.

"Selamat datang kembali, Bu. Yuna" Sambutnya ramah
"Terimakasih"
"Saya sudah mengetahui kondisi Bu. Yuna dari Pak. Rion sebelumnya. Jadi saya akan mengajak Ibu untuk melakukan sedikit tour di perusahaan ini"
"Baik"
"Kalo begitu mari ikuti saya"

Wanita itu berjalan terlebih dahulu dan aku mengikuti nya dari belakang. Di sepanjang koridor perusahaan ini, wanita ini terus mengoceh. Mulai dari awalnya perusahaan ini di bangun hingga menunjukkan setiap ruangan yang ada di perusahaan ini. Hingga tiba di salah satu ruangan Owner Office

"Ruangan ini adalah milik Pak. Rion, namun karena Pak. Rion menyerahkan perusahaan ini kepada Ibu. Jadi ruangan ini adalah milik Ibu"
"Terimakasih. Tapi, siapa namamu?"
"Ah! Maafkan saya Bu. Nama saya Ratih. Saya adalah Sekretaris di perusahaan ini"
"Terimakasih Ratih. Apakah hari ini ada jadwal untuk ku?"
"Hari ini tidak ada jadwal penting. Hanya menandatangani beberapa dokumen penting saja Bu"
"Baiklah. Berikan dokumen itu. Saya ingin membaca dokumen itu"
"Baik Bu. Akan saya siapkan"

Ratih pun pergi dari sini

POV RATIH

Aku berjalan ke ruanganku untuk mengambil beberapa dokumen itu. Entah mengapa melihat Bu. Yuna, agak sedikit kasihan padanya dan aku bingung dengan isi pikiran Pak. Rion saat ini ketika ia mengadakan rapat untuk memberitahukan bahwa saat ini Bu. Yuna mengalami amnesia. Rapat itu tidak hanya membuatku terkejut tapi seluruh pegawai perusahaan ini. Bagaimana tidak. Beliau ingin tidak ada satu orangpun mengatakan yang sejujurnya bahwa Bu. Yuna adalah anak angkatnya bukan tunangannya.

'Mengapa Pak. Rion mengaku sebagai tunangannya Bu. Yuna? Padahalkan ia adalah ayah angkatnya Bu. Yuna?' batinku bingung

Aku mengambil dokumen itu dan berjalan keluar dari ruangan ku ini menuju ruangan Bu. Yuna. Setibanya di sana, terlihat Pak. Rion sedang berbincang-bincang dengan Bu. Yuna.

Aku yang merasa canggung melihat situasi saat ini, aku hanya bisa mengetuk pintu sebagai tanda kesopanan ku sebelum masuk ke dalam ruangan. Kemudian secara bersamaan mereka menatapku.

"Permisi Bu. Saya ingin mengantarkan dokumen ini"
"Silahkan" Jawabnya ramah

Aku menaruh dokumen itu di mejanya.

"Sayang? Kamu yakin ingin mengurus dokumen ini?" Tanya Pak. Rion setelah melihat tumpukan dokumen itu
"Tentu saja"
"Ingin ku bantu?"
"Tidak perlu. Tadi kamu bilang siang ini kamu ada urusan dengan client penting?" Ucap Bu. Yuna menolak
"Tenang saja. Ada Kai dan Ram. Mereka pasti bisa mengurus client itu" Jawab Pak. Rion santai
"Jangan membebani tugasmu itu pada orang lain Rion" Ucap Bu. Yuna
"Baiklah. Sampai nanti ya. Ingat! Jangan terlalu memaksakan diri"
"Aku paham"

Kemudian Pak. Rion mencium kening Bu. Yuna

"Aku pergi dulu" Ucapnya lembut

Kemudian Pak. Rion berjalan keluar dari ruangan ini

'Apa sebaiknya aku memberitahukan yang sebenarnya?'

"Ekhem!"

Mendengar suara itu seketika membuatku tersadar

"Ada yang bisa saya bantu Bu?"
"Tidak. Hanya saja, saya ingin menanyakan beberapa hal denganmu"
"Kalo boleh tau. Tentang apa ya Bu?"
"Apa benar, aku dan Rion sudah bertunangan?"

'deg!'
'Mengapa Bu. Yuna menanyakan hal itu?'

"Mengapa Ibu bertanya demikian?"

'Bodohnya aku!!! Seharusnya bilang langsung kek!!!!' batinku kesal

"Tidak. Hanya saja, ada sesuatu yang mengganjal di pikiran saya"

'Tapi kalo aku bilang? Nanti nasibku bagaimana?' batinku mengingat ancaman Pak. Rion

Bagaimana tidak takut. Beliau mengancam akan memblack list nama yang berani menceritakan kebenarannya untuk melamar ke seluruh perusahaan. Jadi jika aku di pecat di perusahaan ini, maka tidak ada harapan lagi untuk melamar pekerjaan di perusahaan lain.

"Mungkin hanya perasaan Ibu saja"
"Begitu ya?"
"Ingin saya bantu Bu?"
"Tentu. Terimakasih" Ucapnya seraya tersenyum

BACK TO YUNA

Beberapa jam berlalu, saat ini aku sedang membaca laporan keuangan di perusahaan ini. Namun, tiba-tiba saja ada orang yang mendobrak masuk ke ruangan ku ini. Terlihat orang itu adalah pria yang sepertinya umurnya sama denganku.

"Maaf Pak! Anda belum punya janji dengan Bu. Yuna!! Jadi silahkan keluar!!" Ucap tegas seorang security
"Anda diam!!! Saya tidak punya urusan dengan anda!!!"

"Ada apa ini?!" Tanyaku terkejut
"Maaf Bu. Yuna. Dia sangat memaksa ingin bertemu dengan anda"

"Yuna? Ini aku Martin! Don't you remember me?" Tanya nya
"Maaf. Tapi saya benar-benar tidak ingat anda siapa. Jadi anda silahkan keluar atau..."
"Anda akan berurusan dengan pihak berwenang?" Ucap Rion tiba-tiba dari belakang Pak Security

Pria yang bernama Martin menatap ke arah Rion

"Apa yang kamu lakukan terhadap Yuna, Mr. Rion?"
"Tidak ada. Aku hanya menjaga tunangan ku saja"
"I'm not sure"
"I don't care. So, silahkan keluar dari ruangan ini"

Martin pun keluar dari ruangan ini bersama dengan Pak. Security

"Kamu mengenalnya Rion?"
"Ah... Dia hanya sainganku saja. Tidak lebih"
"Saingan?"
"Benar. Saingan. Saingan untuk mendapatkan dirimu. Kau tau, dia adalah perusak hubungan kita. Beberapa bulan yang lalu"
"Hmmm..."

Rion pun duduk di depan ku

"Bagaimana keadaan mu sekarang? Masih sakit?"
"Tidak"
"Oh! Good! Nanti sore kita keluar yuk!"
"Kemana?"

***Sore harinya***

Kami berdua tiba di pusat dress wedding.

"Kenapa kita kesini?"
"Tentu saja untuk membeli gaun yang akan kamu pakai nanti" Jawabnya ramah

Kemudian datang seorang wanita menghampiri kami

"Ada yang bisa saya bantu Tuan?"
"Tolong pilihkan gaun yang cantik untuk tunangan saya ini"
"Baiklah! Dengan senang hati. Mari ikut saya Nyonya"

Aku pun mengikuti wanita itu hingga tiba di salah satu gaun.

"Dress wedding ini adalah keluaran terbaru tahun ini. Banyak dari kalangan selebriti menggunakan pakaian yang seperti ini di hari pernikahan mereka" Ucap wanita itu menjelaskan

"Sepertinya gaun itu sangat cocok untuk mu Yuna" Ucap Rion dari belakang
"Boleh saya coba?" Tanyaku
"Tentu saja!" Jawab wanita itu

HE IS  MAFIA?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang