Bab 13

606 32 0
                                    

***Beberapa hari kemudian***

"Hi Yuna..." Sapa paman Kai
"Hi juga paman..."

Sejak hari itu  paman-paman ini menginap di rumah ini.

"Sudah beberapa hari ini aku liat kamu nggak pernah sekolah. Melainkan pergi ke kantor itu"
"Sebenarnya sudah beberapa bulan ini aku menggantikan posisi Papah"
"Astaga... Rion-rion" Ucap Paman Kai tidak percaya
"Paman, aku mau tanya sesuatu"
"Tanya apa Yuna?" Tanyanya ramah
"Begini, mengenai dialog romantis itu... Apa?" Tanyaku ragu
"Ahh... Soal itu... Maksudku itu percakapan antar orang tersayang" Ucapnya menjelaskan
"Ohhh... Begitu ya"
"Yuna, apa ingin ku antar?"
"Sepertinya tidak perlu Paman. Aku tidak mau ganggu waktu paman"
"Hahaha... Nggak ganggu kok. Kan aku yang menawarkan tumpangan"
"Kalo begitu boleh Paman"
"Oke. Let's go" Ucapnya

Kami berdua keluar dari rumah dan masuk ke mobil. Paman Kai mengemudikan mobil sedan miliknya dan segera pergi meninggalkan rumah ini. Di sepanjang jalan, aku memperhatikan Paman Kai. Sekilas wajah Pama Kai mirip dengan Papah

"Paman saudaranya Papah ya?"

Mendengar pertanyaan ku Paman Kai terbatuk

"Mengapa Yuna berpikir aku saudaranya Rion?"
"Wajah Paman dan Papah sekilas mirip dari samping"
"Sebenarnya, aku dengan Rion hanya teman serta rekan bisnis saja. Begitu juga dengan Rama"
"Rama?"
"Dia yang sering dipanggil dengan nama Ram"
"Hmmm..."
"Pasti kamu sudah tau mengenai perusahaan yang kami dirikan bukan?"
"Ya, aku sudah membaca berkas itu di ruangan Papah"
"Sebelum kamu masuk ke ruangannya juga kamu sebenarnya sudah tau dari Martin"

Mendengar ucapan Paman itu membuatku terkejut

"Ekspresi mu jangan seperti itu dong" Ucapnya seraya mencubit pipiku
"Oh, ya. Aku mau tanya"
"Tanya apa Paman?"
"Bagaimana kamu bertemu dengan Rion?"
"Aku bertemu dengan Papah pada saat papah menabrak pohon dan pada saat itu aku sedang berjalan di lokasi itu. Karena aku yang berada di tempat kejadian. Aku segera mencari warga untuk membantuku mengantarkan Papah ke rumah sakit"
"Begitu rupanya"
"Iyaah"
"Menurutmu Rion orang nya seperti apa?"
"Hmmm... Menurutku Papah orang nya sangat baik, ramah dan penyayang"
"Hmmm... Begitu..."
"Mendengar ucapan Paman sepertinya aku salah mengenai Papah?"
"Tidak sebetulnya benar dan tidak sebetulnya salah"
"Maksud Paman?"
"Rion sepertinya mempercayai dan juga menyayangi mu. Jadi jangan sampai membuatnya kecewa walaupun sedikit. Jika tidak kamu akan lihat sifat buruknya yang tidak akan kamu duga selama ini" Ucapnya seakan memperingati ku
"Dan juga kamu jangan mudah mendekati pria lain. Selain Rion, aku maupun Ram"
"Memangnya kenapa Paman?"
"Rion adalah type cemburu berat. Dia tidak akan segan menghabisi siapapun yang berani menyentuh kesayangannya"

'Maksudnya Paman Kai apa ya?' Pikirku

Mobil pun berhenti

"Wah-wah sepertinya kita sudah sampai di tempat tujuan" Ucap Paman
"Terimakasih Paman"
"Sama-sama Yuna"

Aku pun keluar dari mobil dan mobil itu pun pergi meninggalkan tempat ini. Setelah melihat mobil itu pergi menjauh aku segera masuk ke dalam perusahaan ini. Setibanya di ruangan aku terkejut melihat Papah sudah duduk santai

"Tidak biasanya kamu diantar orang lain?" Tanya Papah
"Tadi Paman Kai yang menawarkan tumpangan kepadaku"
"Papah tau siapa yang mengantar mu tanpa kamu beritahu" Ucapnya sembari beranjak dari tempat duduk

Papah berjalan ke arahku dan memegang pundak ku

"Jangan pernah pergi dengan siapapun kecuali dengan Papah, Kai, Ram dan orang suruhan Papah. Mengerti?"
"Mengerti Pah"
"Oke, bagaimana kalo kamu sekarang duduk di tempat mu?" Ucap Papah seraya mendorongku pelan  ke tempat meja kerja

HE IS  MAFIA?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang