Bab 10

983 42 0
                                    

Setibanya di ruangan interview. Ada 5 wanita yang sudah menunggu.

"Maaf... Apa saya boleh duduk disini?" Tanyaku pada salah satu wanita dengan wajah yang di poles tipis dengan make up tidak seperti 4 wanita lainnya
"Silahkan..." Ucapnya ramah
"Setauku sekretaris itu untuk wanita bukan untuk pria" Ucap seorang wanita menyindir ke arahku
"Iya ya... Aneh banget"
"Kalian ini... Lagi pula tidak ada larangan di perusahaan ini pria menjadi sekretaris! Jadi jangan judge orang sembarangan" Ucap wanita yang berada di samping ku ini.
"Hei!!! Jaga ucapanmu itu!! Aku ini sepupu dari HRD perusahaan ini. Jika kamu mau di Terima di perusahaan ini maka berbaiklah denganku" Ucap wanita itu dengan nada sombong
"Jadi... Kamu ingin mengandalkan orang dalam ya? NONA?" Ucapku sinis
"Kau ini ya! Jaga ucapanmu itu!!!"
"Aku yakin. Jika kamu mengandalkan  orang dalam maka prestasi dan skill mu sangat buruk sekali" Ucapku yang berusaha memancing emosi wanita itu
"Sudahlah... Kita disini datang untuk melamar pekerjaan bukan untuk berantem" Ucap wanita yang di samping ku ini
"Mau jadi sok jagoan rupanya gadis jelek?!" Ucap wanita sombong itu
"Sepertinya cermin di rumah mu terlampau kecil hingga kamu tidak menyadari seberapa buruk wajah dan hatimu itu Nona" Ucapku membela wanita yang disampingku

Kemudian pegawai tadi masuk ke ruangan interview

"Ada apa ini ribut-ribut?!" Tanya pegawai ku kemudian ia menatapku
"Pak Rion? Sedang apa bapak disini dengan mengenakan pakaian itu dan membawa map?"

Mendengar ucapan pegawai ku, wanita wanita yang sombong itu terkejut.

"Aku disini sedang mengetes langsung. Bagaimana attitude calon sekretaris ku nanti dan ternyata attitude mereka sangat buruk"
"Pak. Tolong maafkan sikap saya" Ucap wanita sombong itu
"Iya Pak. Tolong maafkan kami juga Pak"
"Walaupun kalian sudah meminta maaf. Kalian tidak akan ku terima di perusahaan ku ini. Jadi kalian boleh keluar dari perusahaan ini sekarang dan teruntuk kamu Nona manis. Kamu di terima di perusahaan ini"
"Terimakasih Pak" Ucap wanita itu dengan  ramah

Mendengar ucapanku wanita sombong itu saling menatap satu sama lain

"Sedang apa kalian berempat masih disini? Atau perlu saya panggilkan satpam?" Tanyaku sinis

Mendengar ucapanku mereka langsung pergi dari ruangan ini. Aku menatappegawai itu dan dia langsung memberikan ku map yang berisikan CV wanita itu. Aku pun membaca CV itu. Terlihat di CV itu ia lulusan universitas terbaik di kota ini dan nilai IPK nya hampir Mendekati cumlaude.

"So... Namamu Ratih?"
"Iya Pak"
"Kalau begitu ikut saya"
"Baik Pak"

Aku dan Ratih keluar dari ruangan ini menuju ruangan ku. Terlihat Yuna sedang membereskan beberapa berkas yang ada

"Yuna..."
"Oh! Halo Pah... "

Yuna pun menghampiri ku dan melihat ada seseorang di belakang ku

"Sepertinya Papah sudah menemukan sekretaris yang sesuai dengan Papah" Ucapnya tersenyum
"Benar"
"Halo, salam kenal. Nama saya Ratih" Ucap Ratih memperkenalkan diri
"Salam kenal Kak Ratih" Ucap Yuna ramah
"Ratih. Mulai besok kamu bisa bekerja disini dan meja mu berada di sebelah ruangan ku ini. Untuk saat ini kamu akan di kontrak selama 3 bulan. Jika kinerja mu bagus maka kamu akan jadi pegawai tetap disini. Paham?" Ucapku menjelaskan
"Baik Pak. Sebelumnya terimakasih telah menerima saya sebagai sekretaris bapak"
"Siapa yang bilang kamu menjadi sekretaris ku?" Tanyaku yang membuat Ratih dan Yuna terkejut
"Aku membuka lowongan kerja sekretaris hanya untuk menjadi sekretaris putriku saja. Sebab dia yang akan menggantikan posisiku saat ini" Jelasku
"Apa yang Papah bicarakan?" Tanya Yuna yang tidak mengerti
"Papah yakin akan kemampuan mu Yuna. Papah saat ini hanya ingin fokus ke satu bidang saja"
"Kalo Papah berkata seperti itu. Yuna akan berusaha Pah" Ucap Yuna tersenyum
"Anak pintar" Ucapku kembali sembari mengusap pucuk kepalanya
"Baik Pak. Kalo begitu saya undur diri terlebih dahulu"
"Silahkan"

Ratih pun pergi dari ruangan ku

"Pah... Bagaimana dengan sekolah ku nanti?"
"Nanti Papah akan menyuruh salah satu guru di sekolah untuk mengajari mu"
"Baiklah"

***Keesokan harinya***

BACK TO YUNA

Saat ini aku berada di ruangan Papah bersama dengan Kak Ratih untuk mengurus beberapa berkas yang ada.

"Jadi sore ini akan ada meeting?" Tanyaku
"Benar Bu. Yuna"
"Baiklah"

Kemudian terdengar suara ketukan pintu

"Masuk"

Terlihat ada salah pegawai masuk dan menghampiri ku

"Maaf, bu. Tadi ada orang yang memaksa ingin bertemu dengan mu"
"Siapa?"
"Jika tidak salah namanya Martin"
"Suruh dia masuk ke sini"
"B-baik bu"

Setelah itu pegawai Papah keluar dan tak lama Martin masuk.

"Hello, darling" Ucapnya

Mendengar ucapannya aku langsung menatapnya

"Kamu sedang apa disini Martin?"
"Hanya ingin menjenguk mu saja. Hmmm... By the way, sudah beberapa hari ini kamu tidak masuk sekolah? Teman-teman mu itu menanyakan kabarmu padaku loh"
"Papah yang menyuruhku untuk homeschooling"

Martin berjalan menghampiriku hingga wajahnya tinggal sejengkal lagi dari wajahku

"I really miss you darling. Terutama kejadian di perpustakaan waktu itu" Ucap Martin dengan tatapan menggoda

Kemudian handphone ku berdering dan ternyata Papah menelponku. Aku segera menerima panggilan itu

***Yuna and Rion On The Call***
"Halo Pah?"
"Halo sayang"
"Ada apa Papah telpon Yuna?"
"Nggak ada apa-apa kok. Papah hanya ingin bilang ke kamu. Hari ini Papah akan pergi ke New York. Perusahaan papah disana memiliki sedikit kendala dan harus Papah yang mengatasinya. Kamu tidak apa-apa kan disini sendirian?"
"Nggak apa-apa kok Pah. Hati-hati di jalan ya Pah"
"Sure Honey. Love you"
"Love you too Pah"
***Yuna and Rion End The Call***

Setelah itu aku menaruh kembali handphone ku di meja

"Martin... Jika tidak ada keperluan lagi, kamu silahkan keluar" Ucapku dengan sopan
"Kamu mengusirku?" Tanyanya
"Aku hari ini sibuk dan sore ini aku ada meeting dengan client"
"Emmm... Aku juga sebenarnya mau ada meeting juga sih. Daddy yang menyuruhku untuk mewakilinya"
"Jika begitu kamu sebaiknya kamu bergegas ke tempat client Martin"
"Ahhh... Kamu benar. See you... " Ucapnya kemudian ia pergi dari ruangan ini

"Maaf membuatmu menunggu Kak Ratih. Selain ini ada berkas apalagi?"
"Tidak ada bu"
"Ohhh... Baiklah" Ucapku yang kemudian langsung membereskan kembali berkas yang ada di meja
"Maaf, bu. Rasanya tidak pantas jika Ibu memanggil saya dengan sebutan Kak"
"Kenapa? Aku pikir tidak salah kok. Sebab Kak Ratih umur nya lebih tua dariku"
"Bukan masalah itu Bu. Saya tidak ingin adanya kesalah pahaman antara karyawan disini"
"Benar juga apa yang kamu katakan. Ok mulai sekarang aku akan memanggil mu dengan nama saja"
"Baik Bu. Oh, ya bu. Apakah saya boleh bertanya?"
"Tanya masalah apa Ratih?"
"Pria tadi... Apakah kekasih Ibu?"

Mendengar hal itu aku terkejut

"Hmmm... Masalah itu dia memang pernah mengatakan perasaan nya. Tapi karena Papah melarang jadi kami tidak memiliki hubungan spesial. Hanya saja sebatas teman"
"Ohhh... Begitu ya. Kalo begitu saya izin pamit"
"Silahkan"

HE IS  MAFIA?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang