Bab 27

187 17 0
                                    

POV RION

Ku lihat jam di arlojiku menunjukkan waktu sudah tengah malam sementara Ram sedang memastikan kondisi di luar menggunakan gadgetnya

"Bagaimana?"

"Semua aman Rion. Sepertinya mereka belum menyadari kehadiran kita"

"Baiklah. Sekarang waktunya bergerak"

BACK TO YUNA

Hari sudah menjelang sore, namun belum ada tanda-tanda Rion kembali.

"Maaf Nyonya. Waktunya makan dan minum vitamin" Ucap Ken seraya masuk ke dalam kamar ini dengan nampan

"Kapan Rion kembali?"
"Tadi Tuan mengabarkan kepada saya. Bahwa beliau sedang berada di perjalanan pulang"
"Syukurlah"

Kemudian pintu kamar tiba-tiba terbuka dan ternyata ini ulah Albert.

"Astaga!!! Yuna!!! Kamu baik-baik aja kan?!" Tanyanya khawatir
"Aku baik-baik saja Albert"
"Syukurlah. Dimana Rion?! Aku ingin minta pertanggungjawaban darinya!!"
"Untuk apa? Lagipula Rion saat ini tidak ada di rumah"
"Apa?!! Bagaimana bisa dia tidak ada di rumah ketika tunangan nya sedang sakit"
"Aku tidak sakit Albert!!!"
"Saat ini Tuan sedang perjalanan pulang ke rumah Tuan Albert. Kemarin beliau ada urusan mendadak" Ucap Ken yang menjelaskan kepada Albert mengenai keberadaan Rion

Lalu pintu terbuka perlahan dan sontak membuat Ken melihat kearah pintu itu

"Tuan?" Panggil Ken sembari berjalan ke arah pintu

"Mari saya bantu" Ucapnya kembali dari balik pintu

Terlihat Rion dalam keadaan kacau dan ia sedang di bopong oleh Ken

"Rion!" Teriakku panik karena melihat kondisinya itu
"Aku baik-baik saja"

Ken pun membantu Rion hingga ke ranjang ini. Kemudian, ia memposisikan tubuh Rion dalam posisi terbaring

"Ken... Panggil... Dia... Sekarang..." Ucap Rion dengan nafas tersengal-sengal

Mengetahui apa yang diperintahkan oleh Rion. Ken pun mengangguk dan ia segera keluar dari kamar ini.

"Hah... Hah... Benar-benar... Memalukan..."
"Sudahlah, Rion..." Ucapku seraya memeluknya dengan pelan
"Terimakasih..."

Pintu pun terbuka kembali, terlihat Ken sudah bersama dengan dokter yang kemarin memeriksa ku

"Bagaimana?" Tanya Ken
"Dari hasil pemeriksaan, sepertinya beliau kekurangan darah akibat pendarahan yang ia terima"
"Lakukan transfusi darah secepatnya!"
"Baik. Akan saya laksanakan" Ucap dokter itu

Dokter itu pun keluar dari kamar ini

"Tunggu sebentar lagi Tuan. Dia sedang menyiapkan nya" Ucap Ken pada Rion namun tidak ada respond apapun hanya terlihat wajahnya yang semakin pucat
"Rion... Kamu harus kuat..." lirihku

Lalu dokter itu datang seraya membawa peralatan medisnya

"Permisi..." Ucap dokter itu

Lalu ia mempersiapkan semuanya dan setelah siap ia pun segera melakukan transfusi darah kepada Rion.

"Sembari menunggu transfusi darah ini selesai. Saya akan memberikan obat ini. Berikan obat ini 3x sehari dan biarkan ia istirahat total" Ucap dokter itu seraya memberikan obat pada Ken
"Terimakasih"

"Dokter. Apa Rion akan baik-baik saja?"
"Tenang saja Nyonya. Dia akan segera sehat kembali"

"Jangan khawatir" Ucap Rion seraya menggenggam tanganku

Entah aku tidak menyadari nya, Albert sudah tidak ada di kamar ini.

"Ken? Dimana Albert?"
"Tadi dia bilang ingin memberikan ruang privasi untuk orang sakit dan sekarang ia sedang duduk santai di taman belakang" Jawab Ken
"Begitu ya..."

"Yun... Maaf... Sepertinya acara pernikahan kita bakal di undur"
"Tidak masalah Rion. Yang terpenting kamu sehat"
"Dan sepertinya, kamu harus tinggal di rumah sepupumu itu untuk beberapa hari"
"Kenapa?!"
"Aku takut kamu akan terluka"
"Bagaimana denganmu? Kamu juga terluka Rion?"
"Aku akan baik-baik saja disini"
"Nggak! Kalo kamu tetap disini, aku juga gak akan tinggal di Albert!"
"Hah... Baiklah"

***3 hari kemudian***

Kondisi Rion saat ini mulai membaik. Bahkan, ia saat ini sudah berada di ruang kerjanya

"Rion?? Bukannya kamu harus istirahat total?"
"Aku sudah lebih baik. Jangan khawatir" Ucapnya yang masih berkutik dengan beberapa berkas
"Oh ya? Dimana paman Kai dan Ram? Bukannya kemarin mereka datang kesini?"
"Mereka sudah pergi"
"Benarkah?"
"Benar. Mereka pergi selama-lamanya"

Mendengar jawabannya itu membuatku tak mengerti

"Sudahlah. Tidak perlu dipikirkan"

***Kejadian sebenarnya***

"Sebaiknya kau sembunyi dulu Rion! Biar kami yang menutup akses pintu ini"
"Oke! Hati-hati!"

Setelah berkata seperti itu Rion segera pergi. Namun, belum mereka menutup pintu itu. Terdengar suara meledak dan terdapat api yang menyambar ke arah pintu itu yang membuat seluruh area pintu itu terbakar. Begitupun dengan Kai dan Ram. Sementara, Rion terbanting cukup keras akibat ledakan itu dan membuat ia kehilangan darah. Namun, Rion berhasil menyelamatkan diri dengan menggunakan mobil Van yang ia bawa ke tempat ini

*** Kembali ke masa sekarang***

Kemudian ponselku berdering ternyata itu dari Clory

***YUNA AND CLORY ON THE CALL***
"Halo Clory?"
"Yun... Yuna... Sepupu gw... Hiks" Ucap Clory dengan suara terisak
"Ada apa dengan sepupu kamu?"
"Sepupu gw meninggal... Huee...."
"Apa?! Kok bisa?!"
"Iya... Kemarin kan... Hiks... Dia pamit sama gw ke London karena ada urusan pekerjaan... Dan tadi gw dapat kabar dari pihak rumah sakit di London. Sepupu gw, Rama. Dia meninggal akibat ledakan di salah satu bangunan yang ada di sana..."

Mendengar penjelasannya, membuatku melirik ke arah Rion dengan tatapan curiga namun Rion hanya terdiam

"Lu lagi di London kan?" Tanya Clory
"Iya. Kamu tau darimana?"
"Beberapa hari yang lalu, gw main ke rumah lu tapi lu nya nggak ada dan orang di rumah lu bilang. Lu sama Pak. Rion pergi ke London. Yun... Please... Tolong bawa jenazah Rama ke Indo... Ini amanat terakhir Rama sebelum ia meninggal. Dia mau di makamkan di samping pemakaman orangtuanya"
"Akan aku usahakan"
"Terimakasih Yuna... Asli gw gak nyangka sepupu gw yang sayang sama gw udah meninggal. Padahal dia udah gw anggap seperti kakak kandung gw dan sekarang ia malah menyusul ke tempat kedua orangtuanya"
"Yang sabar ya Clory... Rama pasti gak mau kamu sedih. Jadi kamu harus tegar. Demi Rama"
"Iya Yun. Lu bener. Thanks ya! See you!"
"See you Clory"

***YUNA AND CLORY END THE CALL***

"Apa benar yang dikatakan Clory tadi?" Tanyaku namun Rion hanya terdiam
"Rion! Jawab!!" Teriakku sembari menggebrak meja di hadapannya
"Yang clory katakan benar. Rama dan Kai. Mereka semua telah meninggal"

Mendengar jawabannya itu membuatku syok

"Paman..." Lirihku yang langsung terduduk di lantai

Melihatku yang duduk di lantai membuat Rion berdiri dan membantuku duduk di sofa

"Aku minta maaf. Seharusnya ini tidak terjadi. Sebelumnya Rama telah mengecek seluruh keadaan bangunan itu. Namun, Alexander diam-diam telah memasang bom di berbagai sudut bangunan itu. Akibatnya mereka semua mati dan hanya aku saja yang selamat dari ledakan itu" jelasnya yang duduk di samping ku.

Terlihat dari raut wajah Rion tampak sedih dan itu membuatku memeluknya. Selama aku tinggal bersamanya, baru kali ini aku melihat ekspresi sedih darinya.

"Aku minta maaf"
"Tidak apa-apa Rion. Ini bukan salahmu. Jika kamu merasa menyesal dengan semua ini. Kamu bisa mengabulkan keinginan dari mereka berdua"
"Teruntuk Rama akan aku usahakan membawa jenazahnya begitupun dengan Kai"

HE IS  MAFIA?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang