19. GAK OMES GAK NORMAL

9.2K 506 28
                                    

Mata indah itu mengerjab pelan, matanya memandang ke setiap sudut kamar yang masih gelap, tangannya terulur menghidupkan lampu yang berada di atas nakas. Ia bangun dari tidurnya.

Nihil.

Yang ia cari ternyata tidak ada.

"Alas gak pulang?" Gumamnya.

Aurel menyibak selimutnya, ia bangkit dan langsung saja membereskan tempat tidurnya. Setelah selesai Aurel langsung menghidupkan lampu kamar dan mematikan lampu yang berada di nakas tadi, lampu tidur.

Aurel meregangkan otot ototnya lalu mengambil ikat rambut yang berada di nakas lalu mengikat rambut panjangnya, ia berjalan ke arah kamar mandi untuk mengambil air wudhu.

•••••

Aurel telah selesai beribadah, ia melipat mukena serta sajadah yang ia pakai lalu menaruhnya di tempat semula.

Jam masih menunjukkan sekitar pukul empat, ia akan membiasakan dirinya bangun pagi mulai sekarang ini.

Aurel membuka pintu kamar dan berjalan ke ruang tengah, ia menghidupkan saklar lampu dan berbalik. Ia termenung, pantas saja ia tak menemukan Alaska tadi, ternyata pemuda itu tidur di sofa depan televisi, buka kamar.

"Mungkin dia pulang kemaleman."

Aurel berpikir positif, ia kembali ke kamarnya dan mengambil selimut tebal. Ia berjalan mendekati Alaska, tampak wajah tampan itu tak sedingin biasanya, Alaska terlihat lebih tenang dalam tidurnya.

Dengan sangat hati hati Aurel memakaikan selimut ke badan Alaska sampai ke leher pemuda itu, ia pun sedikit membenarkan letak kepala Alaska agar tak sakit nantinya.

Aurel terdiam sesaat, mata indahnya tampak enggan berpaling dari wajah Alaska, tangan Aurel terangkat dan membelai wajah pemuda itu. "Gue gak nyangka kalo yang jadi suami gue itu, lo." Gumam Aurel pelan.

Aurel memajukan wajahnya, kini wajah mereka berdua hanya tersisa beberapa centi saja, Aurel mengecup pipi Alaska. "Gue bakal berubah..., demi lo, Alaska." Kata Aurel lalu berdiri dan berjalan ke arah dapur untuk masak sarapan paginya.

"Soalnya kalo gue gak berubah, mama ngamuk." Lanjut Aurel meringis pelan.

Alaska hanya menggeliat kecil dan mengeratkan selimut yang di pakaikan Aurel.

•••••

"Gue udah mirip banget nih kaya istri istri yang di video," kata Aurel tersenyum cerah, video yang dimaksud adalah video yang dikirimkan oleh mamanya, video itu berisi tata cara bagaimana cara menjadi istri yang baik. Tentu saja Aurel menonton video itu.

"Tinggal buat anak, ngelayanin suami, ngelayanin suami lagi, terus gitu, sampe punya anak lima." Aurel tersenyum lebar, ah membayangkan jika ia mengandung dan di usap oleh tangan kekar Alaska membuatnya tergelitik seketika. Bukan karena ia menaruh hati pada Alaska, ia hanya iri melihat pernikahan dini orang di luar sana.

Aurel menggeleng kan kepalanya. "Gila! Pikiran gue!"

Aurel menyajikan makanannya ke meja makan, tepat sekali jam menunjukkan pukul setengah enam. "Udah selesai, tinggal mandi."

Aurel berjalan ke arah kamar, ia masuk dan menutup pintu tanpa menguncinya. Siapa tau Alaska masuk dan--- lupakan.

Gemercik air terdengar, Aurel sedang memulai ritual mandinya.

Alaska, pemuda itu mengerjab pelan. Ia mengeryitkan dahinya kala lampu ruang tengah hidup, ia mengedarkan pandangan. Ia terdiam. Aroma masakan menyeruak menyerang Indra penciuman nya. Ia mengambil posisi duduk.

Alaska (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang