44. -LASKAR PELANGI

6.8K 436 55
                                    

Tepat hari ini adalah hari Minggu, hari dimana kebebasan seluruh siswa siswi mau dari negeri maupun swasta, merasa bebas karena tidak terkekang oleh segala bentuk tugas mematikan yang membuat mereka pusing tujuh keliling delapan tikungan dan sepuluh tanjakan.

Lagu money yang dinyanyikan salah satu anggota girlband Korea dengan nama blackpink itu menggema di Warjok. Bibir Afkar tampak berkomat Kamit mengikuti setiap lirik lagu.

"Busettt, sejak kapan lo nge- fanboy? " Tanya Renzo pada Afkar. Ia mengambil seputung rokok dan menghidupkan nya, menyesap benda nikotin itu lalu menghembuskan nya ke udara.

Afkar menoleh, ia mengedikkan bahunya acuh, ia tak begitu menyukai lagu lagu Korea, ia lebih suka lagu lagu barat, namun saat lagu Lalisa berjudul money itu keluar, seketika ia menyukai lagu itu, orangnya juga boleh.

Anja, cowok itu sibuk mencatat jumlah nasi kotak beserta minuman Aqua. Di temani oleh para anggota dan juga Alaska. Hari ini adalah jadwal wajib mereka untuk membagikan makanan makanan kepada anak anak atau orang yang biasanya mereka temukan di pinggir jalan. Sebagai bendahara yang bertanggung jawab, Berto bertugas mencatat segala uang yang di keluarkan, setelah itu sisanya akan mereka gunakan untuk menyumbangkannya ke panti asuhan, setelah berkeliling mencari anak atau sekiranya orang yang mereka berikan makanan nanti.

"Woi Ucok! Lo belum bayar kas minggu lalu! Bayar sini lo sama gue!" Dengan wajah yang terkesan menjengkelkan Berto berseru. Memanggil salah satu anggota Regaza bernama Ali Ucok Mustofa, atau yang kerab di sapa dengan sebutan Ucok.

Ucok berjalan ke arah Berto dengan wajah di tekuk, "Alamakkkkk, gue gak ada duit ini, gimana?" Panik Ucok sembari memegang kantung celana nya yang kosong melompong.

Berto dengan wajah pongahnya bersedekap dada, menaikkan dagunya sambil melihat Ucok dari atas hingga bawah.

"Itu mata lo masih gue awasin, Ber."

Berto merotasikan matanya, ia menyodorkan tangan kanannya ke depan wajah Ucok. "Bayar atau gue sita tuh kolor macan lo?" Ancam Berto.

Melotot kaget, Ucok menatap tak percaya ke arah Berto. "Lo Setega itu sama gue? Ah gak mungkin. Gak lah ya?" Ucok menggelengkan kepalanya dramatis, tak mungkin Berto akan melakukan hal keji itu. Kolor macan termasuk dalam hidupnya. Setelah menonton salah satu drama Korea, dan ia berada di pihak si kolor maung, ia pun sekarang jadi sangat menyayangi kolor bermotif macan itu.

Tangan kanan Berto yang tak memegang apapun bergerak menoyor kepala Ucok. "Kolor macan tengah bolong? Anu lo jadi ngegantung." Sindir Berto tak berperasaan. Detik berikutnya cowok itu mengaduh keras kala Ucok menendang kakinya tepat di bagian betis, sedikit linu. "Anjing!" Umpat Berto. "Setan Lo, Cok!"

"Apa?!" Balas Ucok dengan nada sewot. "Ya elah Ber, di gituin doang."

"Bang!" Panggil Owen, adik kelas anggota Regaza yang memegang kendali di kelas 10. "Nih, temen seangkatan gue udah semua. Catetannya juga." Owen menyerahkan kertas berisi nama nama teman temannya.

"Woi, Owen, buruan elah!" Seruan itu berasal dari Sebastian, temennya. "Iya anjing, sabar!" Balas Owen terlampau kesal.

"Oke, makasih, Ow."

"Owen bang."

"Nama lo susah, ganti nama sana." Berto mengibaskan tangannya membuat Owen bernapas kasar, mengusap dadanya agar lebih tabah menghadapi sifat kakak tingkat dan juga seniornya di Regaza ini, menyebalkan memang. "Gue coba bilang sama emak bapak gue ya 'bang, kalo gue kena marah, gue datengin rumah lo." Setelah itu Owen berbalik dan melangkah cepat ke segerombolan pemuda yang memakai jaket kulit kebanggaan Regaza, teman teman nya.

Alaska (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang