26. HAMPIR

8.5K 468 12
                                    

"Gak bisa Alas sayang, gue harus pulang sama lo, lo kan suam - mpphhhh..,"

Alaska membekab mulut Aurel, sedari tadi cewek itu tak berhenti berceloteh, ada saja yang cewek itu celotehkan. "Lo bisa diem gak sih?" Tanya Alaska, matanya menatap tajam mata cewe itu. Tadi, saat jam pulang tiba, Aurel dengan mendadak menghampiri Alaska dan teman temanny di parkiran, meminta untuk pulang bareng.

Bukan Aurel namanya jika tak membalas, ia juga menatap tajam ke arah mata elang Alaska, menatap mata itu sedalam mungkin lalu melepaskan bekapan Alaska. "Mata lo gak bisa bohong, lo cinta sama gue, fiks." Cetus Aurel, ia menggerling matanya jahil. Omongannya melantur, sangat random. "Btw, tangan lo harum banget, gue suka." Aurel tersenyum manis sambil menatap wajah tampan Alaska. Ia maju selangkah. "Coba bayangin, kalo kita punya anak, pasti mukanya good looking." Kata Aurel berbisik, ia memundurkan langkahnya kembali.

Alaska memejamkan matanya sejenak, rasa ingin memaki tiba tiba muncul dalam dirinya. Sedari tadi cewek itu terus saja berceloteh tak jelas, kepalanya mendadak pusing akibat suara cempreng Aurel, ia kira.., Aurel adalah tipikal cewek pendiam namun nakal, tapi nyatanya tidak.

"Eh, gue laper banget anying!" Seru Daniel, ia memegang perutnya yang sedari tadi tak bisa diam. Ia menoleh memegang lengan kekar Berto. "Beber, gue kan gak bawa motor, gue nebeng ya? Ke Warjok dulu, gak tahan gue."

Berto menoleh, seketika ia mendengus. "Untung lo temen gue, kalo engga udah gue bogem lo disini."

"Kaya lo tega aja." Nyinyir Daniel dan duduk di jok belakang motor Berto. Daniel melirik ke arah tiga cewek yang ia kenal. "Eh ada Luna, Jasmin, Lala, mau ngapain kesini? Mau minta tanda tangan gue ya?" Tanya Daniel dengan pede, ia mengusap dagu nya karena merasa tampan.

"Lala cantik banget sih? Bismillah Jasmin!"

Renzo memukul punggung Daniel. "Satu aja bangsul! Kaya mereka mau aja sama kembaran reog kaya lo."

Daniel melirik sinis ke arah Renzo. "Lo kalo iri sama gue bilang, kita bisa bicarain ini semua secara jantan." Cowok itu kembali turun dari motor Berto, menghampiri Lala yang menatap nya kesal, bahkan cewek itu beringsut mundur. Daniel menghela nafasnya. "Deket deket sama gue gak bakal buat lo alergi La, hayu jalan! Gue traktir mie ayam Mak Iyem deh, serius." Daniel menunjukkan jari telunjuk dan jari tengah nya, membentuk tanda piece.

Berto menatap Luna dalam diam, Luna? Ia membuang pandangannya, tak mau menatap Berto, kilasan masa lalu itu membuat ia sedikit sakit, ia akui, jika hati nya termasuk baperan. Makanya itu Lala sering sekali mewanti wanti Luna agar tak masuk ke lubang yang sama, kan sakit.

Aurel menoleh. "Lah, kalian gak balik?"

Jasmin menghampiri Aurel dan menjitak dahi perempuan itu. "Mager." Jawab Jasmin tak nyambung.

"Dih?"

Alaska berbalik dan berjalan menuju motornya, namun langkahnya terhenti kala Aurel menahan tangan kanan nya. "Gue balik bareng Lo, biar sosweet!" kata Aurel. Untung saja suasana sekolah sudah sepi, jadi ucapan nyeleneh perempuan itu tidak akan menjadi gosip hangat untuk besok. Aurel menarik tangan Alaska agar mendekat ke arahnya. "Ya, boleh ya?" Aurel mengerjab lucu, agar Alaska luluh.

Alaska menyentak tangan Aurel, semua orang menegang melihat kejadian itu. "Gak usah manja! Lo bisa pesen taksi sendiri!" Tanpa sadar Alaska membentak Aurel, perempuan itu menatap Alaska dengan pandangan tak terbaca, terbesit rasa tak terima di hati nya. Maksud Aurel baik, bukan manja.

Anja maju, sifat Alaska yang selama ini berusaha di hindari bisa saja kelepasan. "Aska!" Peringat Anja.

Alaska menulikan pendengarannya, tangan pemuda itu terangkat ingin memberi bogeman mentah pada Aurel, ia jengah karena cewek itu terus saja rewel, ia benci. Aurel memejamkan matanya erat, ia menerima apapun yang akan di lakukan oleh Alaska.

Alaska (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang