Ramai.
Satu kata itu menggambarkan suasana lapangan sekarang, terbagi menjadi dua belah pihak, lapangan sebelah untuk anak laki laki, dan kiri untuk anak perempuan. Mereka kali ini akan latihan di outdoor, lapangan luar.
Di karenakan sebentar lagi akan di adakan nya lomba akhir tahun, dan juga sebentar lagi akan menuju ke ulangan semester genap, SMA Alegra langsung mempercepat proses latihan untuk semua eskul, termasuk eskul Futsal.
Aurel mendesah lirih kala matahari tak bisa di ajak kerja sama, ini masih siang, tentu saja matahari masih ganas ganasnya menyinari seluruh Indonesia. Mata Aurel menyipit saat kepalanya ia dongakkan ke atas langit yang membentang luas.
Lili memukul pelan pundak Aurel saat temennya itu gak fokus melakukan pemanasan sebelum latihan. Pemanasan ini di lakukan agar seluruh otot di dalam tubuh kita menjadi lemas dan rileks, jadi saat nanti melakukan olahraga dan mulai bermain, otot jadi tidak kaget dan tegang. Pemanasan ini penting, perhatikan sebelum olahraga ya! Inget! Pemanasan!
"Fokus, Rel, jangan kayak orang mabok"
"Sialan lo! Ini panas!" Aurel mendelik kesal atas apa yang di ucapkan oleh Lili.
Lili mengedikkan bahunya, mengangkat kedua tangannya ke atas dan berjinjit, perlahan Aurel ikut melakukan hal yang sama dengan yang di lakukan oleh Lili. Cewek itu menyatukan tangan nya di atas dan berjinjit, sampai di hitungan ke delapan, Aurel kembali menurunkan tangan nya, begitu pun Lili.
Kini kita beralih pada Alaska yang kini mata tajam itu tengah salah fokus. Afkar yang berada di sebelah nya perlahan mengikuti arah pandang Alaska, terkekeh kecil, cowok itu berdehem singkat. Jangan tanya di mana keberadaan Daniel, Renzo, Anja dan juga Berto, mereka semua kini berkumpul di warjok, ingin makan mie ayam Mak Iyem.
"Udah mulai suka?"
Fokus Alaska terpecah dengan ucapan Afkar, rona merah menjalar dari wajah sampai ketelinga, membuat lagi dan lagi Afkar tertawa kecil. Menyikut pelan tangan Alaska, Afkar berujar menggoda, "Kalo kata Berto, tanda tanda cinta itu, suka salah fokus." Ucapnya jahil.
Alaska membuang muka, sial! Dia ketahuan! Alaska menunduk, begitupun Afkar dan memegang ujung sepatu bola nya.
Ck! Afkar ternyata masih gencar menggoda dirinya. "Jangan besar gengsi, nanti malah kayak Berto, nyesel." Mata Afkar tertuju pada Aurel yang kini tengah memberengut pada Lili.
"Sok tau, kayak lo punya cewek aja." Sindir Alaska dan kembali menegakkan tubuhnya, Pak Muji selaku guru olahraga yang melatih mereka futsal kini memberi intruksi untuk ke pinggir lapangan, seperti nya anak anak perempuan yang akan di latih terdahulu. Benar saja, setelah memberi perintah, Pak Muji langsung berjalan ke lapangan sebelah yang masih melakukan pemanasan di ketiak oleh Tina, senior futsal putri berserta antek antek nya.
"Gue mah lagi proses pendekatan, tenang aja!" Afkar menyugar rambutnya menggunakan sela sela jari, keren.
Afkar dan Alaska bergabung pada teman teman yang lain, mata Alaska mengikuti langkah Aurel yang perlahan berpindah menuju area lapangan tempat tadi anak laki laki pemanasan. Meneguk kasar saliva nya, Alaska terpaku. Aurel sangat seksi, dan dia sadar akan hal itu, leher jenjang yang seperti menghipnotis mata Alaska, leher mulus dan menggoda.
"Kan, terpesona lo sama bini lo." Bisik Afkar.
Untung saja tak ada yang mendengar ucapan Afkar, tentu karena itu hanya sebuah bisikan dan juga anak laki laki yang lain sedang sibuk bersorak, melihat bagaimana anak perempuan berlatih futsal, membuat mereka histeris, keringat yang mengucur dan mengecap, pasti pikiran laki laki sudah pada liar.
Namanya juga laki laki.
Alaska mendesis kala sorakan histeris itu kembali terdengar, bahkan tak jarang kalimat vulgar berdesis lirih terdengar, mata Alaska benar benar menjaga Aurel yang sibuk berlari kesana kemari, dia sedikit risih mendengar sorakan itu. "Jangan liatin nomor punggung 10!" Peringatan itu membuat seluruh atensi anak laki laki yang bergabung club futsal mengarah pada Alaska.
Afkar melipat bibirnya ke dalam, cemburu bilang bos! Gitu aja gengsi!
Mereka semua tak berani menatap Aurel, berita mengenai keduanya ternyata berkembang pesat, semuanya tau, dan jangan sampai mereka jadi bahan samsak Alaska dan teman temannya.
Mereka semua sontak cengengesan, dan menggaruk kepala nya, membuang muka sekolah tak melihat padahal tengah salah tingkah.
"Jantung lo deg degan gak?" Tanya Afkar.
Alaska memegang dadanya, benar saja, jantungnya berpacu lebih cepat dari biasanya, terlebih melihat Aurel yang masih sibuk mengoper bola untuk mencapai poin. Nyatanya, cewek itu jago juga. Tanpa sadar Alaska mengangguk. "Tau gak tandanya apa?" Tanya Afkar lagi.
"Gak."
"Tandanya, lo udah masuk ke pesona Aurel, hati lo udah keperangkap. Lagian, kalo gue jadi lo, udah dari awal gue jatuh cinta." Kata Afkar santai sembari memandang ke arah depan.
Alaska menghembuskan napasnya dan berdalih menyugar rambutnya. "Gue gak tau."
"Ya kan lo bego, makanya, tanya sama Berto atau Daniel, noh si Daniel, jomblo jomblo begitu udah di luar kepala masalah beginian. Gue aja belajar dari dia." Afkar menaik turunkan alisnya seolah meyakinkan Alaska.
"Nanti gue coba tanya sama Daniel."
"Bagus, dia emang guru, suhu percintaan." Balas Afkar lagi.
•••••
TBC
9/1/22
KAMU SEDANG MEMBACA
Alaska (SELESAI)
Novela Juvenil𝐒𝐄𝐋𝐄𝐒𝐀𝐈 + 𝐋𝐄𝐍𝐆𝐊𝐀𝐏 [PRIVATE ACAK, FOLLOW BARU BISA BACA] Setidaknya baca dulu💙 **** Alaska Derlangga Bagaskara. Cowok galak penyuka Dinosaurus hijau, ketua geng REGAZA yang berpengaruh di SMA Alegra. Kehidupan nya yang biasa biasa saj...