05. BEBERAPA JAM SEBELUM KETEMU

9.2K 647 57
                                    

"Rel, makan mie ayam Mak Iyem yok!"

Aurel yang tengah menaruh buku nya sontak menoleh ke arah pintu yang terdapat Luna dan juga Lala yang berjalan menuju ke arahnya, diikuti oleh Jasmin yang sudah siap untuk pulang. Dengan sergap Aurel memasukkan satu buku sisa yang tertinggal setelah itu menaruh tas nya ke pundak. "Gak bisa gue, ada urusan."

Luna seketika mengangguk setuju, ia menoleh ke arah Lala. "Iya, gak usah lah, gue males ketemu ex."

Jasmin terkekeh. "Gamon ya lo?"

"Gak, tapi kalo ketemu terus siapa yang gak baper?"

Lala memutar bola matanya malas. "Lah tai, hati lo aja yang baperan, GeEr."

Luna mendengus kesal. Setelah itu matanya bergulir ke arah Aurel, matanya memicing. "Gue gak percaya Lo masuk kelas Rel."

"Dih? Gak percaya amat lo sama gue."

"Jujur aja udah, gue gak bakal Cepu ke emak lo."

Jasmin menghela nafas. "Dia emang gak ke kelas, minggat ke kantin, pas pada pulang ke kelas, nyatet tugas buat besok. Bangke emang."

"Lo gak iklas nolong gue, Mimin?" Tanya Aurel.

Jasmin mengedikkan bahunya. "Iklas, tapi kapan lo jadi pinter kalo nyontek Mulu?"

"Kapan kapan, kalo gue mood."

"Orang orang belajar lo di luar, orang orang pada balik, lo masuk buat nyatet tugas. Real temen bangke." Kesal Jasmin, ia melotot pada Aurel yang malah terkekeh-kekeh. Emang lucu? Kan ia tambah kesal jadinya!

"Min..., Gue sadar juga kali, nanti kalo nilai gue gede lo kaget." Remeh Aurel.

"Sebenernya kita gak bakal kaget sih, gue tau lo pinter, ketutup mager lo aja, jadinya bloon." Komentar Lala seenak jidat.

Aurel menggeram, sial, ia dikatai bloon, walaupun ia sadar, itu semua faktanya tapi kan, kenyataan yang keluar dari mulut orang lain lebih pedas. "Kepasar beli babat, pulangnya beli permen, eh Lala kampret, mari kita gelud vren."

"Ah elah, cepet balik, ni sekolah tambah lama diliat liat tambah horor."

•••••

"Nongkrong gak?" Tanya Berto.

"Acara keluarga lo udah selesai emangnya?" Tanya Daniel.

Berto mengangguk. "Yoi!" Tangan pemuda itu melepas dasi yang berada di leher nya, terasa sesak, makanya ia lepas. Setelah itu ia melipatnya dan menaruh dasi itu ke dalan saku seragam putihnya. Namanya Alberto Gilardino, biasa dipanggil Berto. Pemuda jakung yang dermawan, kata dirinya sendiri.

"Kalian? Ikut nongkrong gak?" Tanya Berto pada yang lain. Namanya Alberto Gilardino, salah satu anggota inti di Regaza yang kemarin tak ikut berkumpul karena harus ikut kumpul kelurga.

Anja hanya mengangguk sebagai jawabannya, ia malas berbicara.

Berto berdecak. "Dasar kulkas!" Cibirnya pelan.

"Gue ikut dong!" Seru Renzo girang.

"Lo, Kar? As?" Tanya Berto pada Afkar dan juga Alaska.

Afkar mengangguk. "Ikut lah gue,"

Kini semua teman temannya menatap Alaska meminta jawaban.

"Lo ikut gak bos?" Tanya Daniel pada Alaska.

Alaska ingin menjawab namun notifikasi handphone memberhentikannya, ia merogoh Saku celana sekolahnya lalu membuka lookscreen nya itu.

"Siapa?" Tanya Afkar.

Alaska (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang