37. WHY WITH JASMIN?

7.2K 440 41
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi beberapa menit yang lalu, sekolah pun sudah lumayan sepi, jam terakhir mereka tadi hanyalah pelajaran agama, dan guru nya cuma melakukan ceramah sepanjang jam mata pelajaran berlangsung. Mungkin hanya segelintir orang yang mencatat poin poin dari ceramah itu, kalo gak males.

"Gimana? Jadi mau jenguk?" Tanya Renzo sembari memasukkan buku buku pelajaran ke dalam tas sekolahnya.

Anja mengangguk. "Iya."

"Mau nyusulin cewek cewek apa enggak?"

Anja mengedikkan bahu. "Gak tau. Terserah."

Renzo mendengus, ia menutup tas nya lalu menyampirkannya di bahu, Anja sudah selesai, dia hanya menunggu Renzo saja. "Yok."

Jasmin yang melihat Anja dan juga Renzo ingin keluar kelas segera menghadang jalan mereka. "Stop! Mau ke rumah Aurel? Jadi?" Tanya Jasmin ragu.

Renzo mengangguk. "Iya, temen temen lo jadi ikut apa enggak? Cepet ya, soalnya gue mau beli buah juga, untuk buah tangan aja." Cowok itu memperhatikan Jasmin yang tiba tiba gusar. "Kenapa lo?"

Jasmin gelagapan. "A-ah e-enggak, gak pa-pa." Elak Jasmin, cewek itu memikirkan Rian yang akhir akhir ini menghilang, tak tau kemana, cowok menyebalkan itu memang sedikit menyusahkan. "Ayo, mungkin Lala sama Luna ada di parkiran.. gue bareng gak pa-pa kan?"

Renzo mengangguk. "No problem. Ya udah ayo." Ajak Renzo lalu merangkul pundak Jasmin akrab dan berjalan keluar kelas, dengan Anja yang mengekor seperti anak ayam tak memiliki pasangan. Jasmin menegang saat tangan kekar Renzo bertengger di pundak nya, gugup, panas dingin, ah campur aduk rasanya!

Merasa jika cewek yang sedang di rangkul tidak nyaman, Renzo secara perlahan melepaskan tangannya. Dia menoleh, namun mata Renzo terfokus pada leher-- bukan bukan, tepat nya di bagian bawah leher, ada sedikit lebam kebiruan, yang mungkin baru saja di buat. Alis Renzo menekuk sempurna. Ada apa dengan gadis ini? Tentu Renzo tau lebam itu, dia juga sering berantem antar geng saat terjadi bentrok, dia bukan orang bodoh yang tidak tau mengenai luka itu.

Luka lebam itu, seperti di tonjok, oleh lelaki. Bogeman perempuan dan laki laki berbeda, dan yang ia lihat, itu seperti sehabis di pukul oleh laki laki.

Jasmin menoleh dan tersenyum canggung, "Ayo?"

"A-ah oke oke, ayok ayok." Renzo menarik tangan Anja yang berada di belakang agar berjalan beriringan, ia juga menggandeng tangan Jasmin yang dingin itu menuju parkiran.

Otak Renzo kini di penuhi oleh pertanyaan yang tiba tiba menyerang. Ada apa dengan Jasmin? Apa yang terjadi? Kenapa... Ada lebam kebiruan di sana?

•••••

Kini sampailah Anja, Renzo dan juga Jasmin yang masih di gandeng oleh Renzo di parkiran. Parkiran tampak sepi, ya mungkin karena udah pada balik, kan bel udah bunyi dari tadi.

Mata Jasmin melihat ke arah mobil Honda Brio berwarna merah di dekat pos satpam. Jasmin menoleh ke arah Renzo, mata Jasmin bergulir turun, melihat tangannya yang di genggam erat oleh Renzo.

Anja memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana, senyum tipis terbit di bibir laki laki es itu, dari tadi Anja melihat semuanya, Renzo.. dan Jasmin.

"Ren, gue duluan aja, itu udah di tungguin sama Lala, Luna." Ujar Jasmin.

Renzo menoleh dan tersenyum kaku, ia melepaskan genggamannya, tapi, tiba tiba hati nya merasa hilang-- Renzo menggeleng pelan, apa sih yang ada di pikirannya?! "Oke, lo tau rumah nya Aurel? Gak mau bareng aja? Soalnya Alaska juga masih ada di warjok." Kata Renzo.

Alaska (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang