08. UCAPAN AFKAR DAN RENZO

8.3K 578 26
                                    

"BANGUN AUREL!!!" Viona berteriak dari depan pintu kamar Aurel sambil berkacak pinggang.

"Aurel!!!!!!" Geramnya karena sang anak tak kunjung bangun.

Aurel yang sedang tertidur hanya diam dan tak menjawab teriakan sang mama, ia malah mengeratkan pelukannya pada guling sesekali menciumnya, entah apa yang ia impikan sekarang.

Viona yang sudah kepalang emosi akhirnya mengambil kunci kamar duplikat Aurel, ia membuka pintu itu lebar lebar dan sekuat tenaga membuat pintu itu terbentur kencang.

Aurel? Ia hanya tidur sambil sesekali menggeliat karena merasa terusik.

Dada Viona naik turun sambil menatap tajam sang anak yang masih bergelung di dalam selimut.

"AAAUUURELLLL!!!!!" Teriak Viona.

Nihil.

Aurel tak bangun sama sekali.

Viona yang melihat itu pun langsung melangkah kan kakinya ke dalam kamar mandi, ia mengambil satu gayung yang berisi air lalu berjalan mendekat ke arah kasur. Viona menatap sengit sang anak, dengan geram ia langsung mencipratkan air itu ke wajah Aurel.

Aurel yang merasa terganggu dan sedikit merasa dingin di area wajah akhirnya terbangun. Viona yang sadar jika Aurel sudah bangun pun malah semakin gencar mencipratkan air itu ke wajah Aurel.

"BANJIRRRRRR!!!!! MAMAA TOLONG!!!" Teriak Aurel histeris sambil terlonjak dari tidurnya.

Viona menahan tawanya agar tak meledak saat itu juga, wajah Aurel membuat ia serasa ingin tertawa lepas sekarang, bagaimana tidak? Rambut yang mekar sudah mirip seperti singa yang tengah mengamuk, baju tidur yang sudah tak beraturan kusutnya, ah sudahlah.

Aurel terdiam, ia masih berada di dalam kamarnya, lalu? Datang dari mana air itu? Ia meraba wajahnya yang terasa basah. "Gak ujan kok, terus kenapa ada air?" Monolognya yang belum juga menyadari jika ada sang mama.

"Ekhemnm," Viona berdehem cukup kuat membuat Aurel menoleh.

"Eh ada mama, dari kapan mama di situ?" Tanya Aurel sambil menyengir.

"Eh ada mama, dari kapan mama di situ?" Ulang Viona dengan gaya menye menye lalu berkacak pinggang menatap garang sang anak. "dari tadi kamu di bangunin malah gak bangun bangun, kamu mau di hukum lagi?"

Aurel menatap gayung yang berada di tangan mama nya, ah ia mengerti sekarang, dasar mama nya itu!!

"Mandi buruan!"

Aurel berdecak malas. "Sabar ma, 2 jam lagi," kata Aurel bernegosiasi.

Viona membelalakkan matanya lalu menjitak keras dahi Aurel. "3 jam aja sekalian!" Sungut nya.

Aurel menggosokkan tangannya ke kening yang tadi di jitak oleh Viona. "Ssshhh, sakit ma," ucapnya. "kalo boleh tiga jam, ya udah, Aurel juga bakal terima dengan lapang dada."

"Mandi atau...,"

"Motor kamu bakal mama sita." Ucap Aurel sambil menirukan gaya bicara mama nya setiap mengancam.

Viona memutar bola matanya malas. "Buruan mandi! Kalo kamu nikah gimana coba? Kamu aja selalu bangun siang gini!" Semprot nya.

Lihat? Pagi pagi Aurel sudah mendapatkan sarapan, Ceramahan sang mama di pagi hari.

"Ya kalo Aurel nikah, ya nikah aja, gak ngaruh juga," balas Aurel enteng.

Viona memijit keningnya lelah, lihat? Aurel selalu bisa membalas walau sekecil apapun yang dibicarakan orang lain. "Mandi sekarang!" Titah Viona.

Aurel mengangguk nurut.

Viona keluar dari kamar Aurel untuk menyiapkan segala kebutuhan Rendi yang ingin berangkat ke kantornya.

Alaska (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang