27. GODAAN ⚠️

11.4K 520 27
                                    

Pict di atas, itu kotak kotak Alaska, kalo kamu mleyot, tenang, gak sendirian, saya juga mleyot kok. 👆

Part khusus untuk Aurel dan Alaska. Fyi, gak akan ada teman teman nya yang lain, spesial untuk mereka berdua. Bye.

Ada si, cuma sepintas aja.

*****

Dengan seragam khas SMA Alegra, Alaska berjalan memasuki rumah, penampilan berbanding terbalik saat tadi pagi berangkat ke sekolah, sudah tidak karuan lagi. Wajah pemuda itu banyak sekali jejak luka, lebam kebiruan, dan bercak merah yang pastinya itu adalah darah yang belum mengering.

Aurel yang mendengar pintu terbuka langsung saja mematikan kompor dan meninggalkan masakannya yang masih di wajan, ia dengan gesit menghampiri Alaska, wajah perempuan itu terlihat sangat khawatir, dengan segera ia mengambil tas Alaska dan menuntun Alaska untuk duduk di sofa, ia mengambil kedua kaki Alaska dan menaiki nya ke meja. Aurel menaruh tas Alaska di sofa, dan bergerak mengambil kotak obat yang berada di bawah meja. Ia meneteskan alkohol ke kapas putih, sedikit memiringkan tubuhnya agar berhadapan dengan Alaska, ia maju dan dengan telaten membersihkan darah di sudut bibir serta pelipis Alaska.

Alaska sedikit mendongak dengan mata terpejam, matanya serasa sangat berat. "Minggir." Kata Alaska berusaha mengelak dari Aurel. Ia meringis kecil karena tak sengaja sudut bibirnya terkena tangan Aurel yang masih sibuk membersihkan luka di sekitar bibir.

Aurel menahan tangan Alaska yang mengganggu kegiatan nya. Ia menatap tajam Alaska, cowok itu diam memandang Aurel. "Lo gak bisa gitu berubah? Kalo lo kenapa napa, gue belum siap jadi janda!" Sentak Aurel dengan emosi yang sudah sampai di ubun ubun, ia meringis menatap luka Alaska. Apa tak ada kebiasaan lain selain berantem? Jika seperti ini, Aurel bisa saja khawatir terus menerus.

"Bukan urusan lo." Balas Alaska dingin. Ia masih berusaha mengelak.

Aurel mencengkram erat tangan Alaska. "Lo gak bisa buka hati lo? Buat gue." Kata Aurel. "Atau lo belajar anggep gue."

"Gak."

Aurel menggigit bibirnya, lidah nya kelu, ia menatap khawatir ke arah Alaska yang tampak nya melemah, ia tak tega jika sudah seperti ini. "Al, berubah. Jangan suka berantem, kasian nyawa lo." Kata Aurel, ia meniup luka di pelipis Alaska yang membuat mata Alaska terpejam.

"Lo urus, urusan lo sendiri, jangan ganggu gue." Alaska berdiri, dengan terpaksa Aurel sedikit mundur.

"Lo berantem sama siapa?" Tanya Aurel.

Alaska melirik ke arah cewek itu, menatap dengan pandangan tak minat sedikit pun. Ia kembali mengambil tas nya dan memilih meninggalkan Aurel yang masih tak bergeming.

Aurel menunduk, meremas ujung baju nya menahan perasaan aneh yang menjalar di dadanya, apa ia sudah jatuh hati... Kepada suaminya? Aurel tidak tau, ia kurang mengerti dengan kisah percintaan. Karena sejak saat itu, cinta nya sudah hilang, perasaan nya pun seperti kosong.

Aurel bangkit dan mengejar Alaska yang sudah memasuki kamar, Aurel melihat pemuda dengan proporsi badan kekar tengah tiduran di atas ranjang dengan menyenderkan tubuhnya ke kepala ranjang. Mata tajam itu terpejam, pakaian nya pun belum di ganti.

Dengan perlahan, Aurel melangkah mendekati Alaska, dari jarak beberapa centi, Aurel bisa melihat wajah lelah itu, sangat ketara jelas di wajah Alaska. Ia duduk di pinggiran Ranjang dengan perlahan, membelai wajah menawan Alaska.

Alaska yang merasakan pipi nya mendapat sapuan hangat dengan perlahan membuka matanya, pertama kali yang ia lihat adalah, gadis cantik yang sudah menjadi istrinya, Aurelia Devinka. Alaska menyingkirkan tangan Aurel dari pipi nya dan kembali memejamkan mata, berusaha tak peduli dengan kehadiran perempuan itu. Bahkan Alaska tak juga meminta maaf soal perkara pulang sekolah tadi, ia rasa, itu tak perlu di perpanjang.

Alaska (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang