35. TIDAK MENGHARGAI

7.9K 542 35
                                    

Jika ada kesamaan nama tokoh, latar, ataupun yang lain, itu semua di luar kendali May ya!

Oke, happy reading boo!

Ayo pencet bintang, tydak berbunga kok!

•••••

Aku menunggu saat itu tiba, penyesalan mu, dan ketidak pedulian ku.

-𝐔𝐧𝐤𝐧𝐨𝐰𝐧✰°

•••••

"Wuihhh balik juga lo, Yon!" Seru Anton, salah satu anggota ELVENDER yang menyambut kedatangan Arion Marais.

Arion tersenyum, ia melakukan tos kepada Anton lalu masuk ke dalam markas Elvender yang tampak sepi dari luar. Langkahnya membawa Arion ke dalam, suara gelak tawa mendominasi markas sederhana mereka. Arion terdiam sembari melihat ke setiap penjuru markas, ia tersenyum tulus, baru beberapa hari ini dia pergi ke luar kota karena harus melakukan sesuatu dan sekarang ia kembali.

"Woi, Yon!" Teriak Marco, cowok berbadan besar dengan tato di tangannya itu dengan sergab mendatangi Arion dan memeluk nya erat, seperti saudara yang sudah lama terpisah.

Seluruh anggota Elvender yang berada di markas memeluk Arion satu persatu, menyambut nya hangat.

Arion berjalan untuk duduk di sofa, ada Imanuel di sana tengah menyesap rokok. Arion terkekeh. "Ada masalah?" Tanya Arion santai, ia menaikkan kaki nya ke meja, menatap raut wajah Imanuel yang tampak seperti biasanya.

Imanuel menoleh dan menggeleng. "Gak, biasa aja. Kapan lo dateng?" Tanya Imanuel, laki laki itu membuat Putung rokok nya lalu menginjaknya.

"Sejak lo ngerokok? Mungkin?"

Imanuel terkekeh.

"Bagus deh Lo balik, kalo gini kita bisa nyerang Alaska lagi." Imanuel menyeringai seram.

Arion mendecak. "El? Dia saudara lo." Arion harus mengingatkan Imanuel tentang ini, tentang hubungan Imanuel dan juga Alaska yang sebenarnya adalah saudara.

Tangan Imanuel terkepal erat. "Dia bukan saudara gue!" Sentak Imanuel, seluruh markas mendadak hening akibat sentakan kasar itu. Mata Imanuel memerah, seperti menahan sesuatu yang mendalam namun tak bisa di utarakan, cowok itu seperti menahan beban yang amat sangat berat.

"Lo juga harus inget di---"

"Perkara itu bukan salah Alaska, El!" Sentak Arion, dia baru kembali namun malah medapati ketua nya tengah emosi. Arion menghembuskan napasnya berusaha mengatur emosinya, tidak bagus jika ia ikut tersulut emosi, yang ada malah ribut, dan Arion tak akan mau menyakiti Imanuel, ia tau bagaimana bos nya itu.

Marco dan Delion selaku inti Elvender duduk di sisi Imanuel. Mereka menepuk pundak Imanuel secara bersamaan.

"Yang salah itu orang yang Alaska lindungi, bukan Alaska." Kata Arion sekali lagi. "Mau sampe kapan kita berantem terus?" Sejenak Arion melupakan permusuhan antara REGAZA dan juga Elvender.

"Dan gue benci Alaska." Imanuel berdiri dan mengambil kasar jaket kulit kebanggaan nya lalu menyambar kunci motor yang ia taruh di atas meja. Tanpa basa basi lagi, Imanuel langsung pergi meninggalkan markas yang masih dalam mode hening.

•••••

Aurel mengusap peluh di dahi nya, tak urung senyum kepuasan terbit di bibir Aurel. Aurel menoleh saat mendengar pintu terbuka, ia semakin tersenyum lebar hingga matanya menyipit. "Alas!" Panggil Aurel saat Alaska ingin melewati nya begitu saja.

Alaska (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang