42. EMANG EPIC

6.5K 398 21
                                    

"Jasmin mana Rel? Parah banget lo, gak di ajak, temen durjanah!" Aurel memutar bola matanya malas saat ucapan itu terlontar dari bibir julid Lala yang sibuk berceloteh ria, matanya sembab, tapi cewek itu sudah cerita kronologi bagaimana matanya bisa kayak di sengat harimau---salah, maksudnya lebah.

Aurel menatap sekelilingnya, berhenti ke arah meja depan bagian pojok, di dekat meja guru, itu meja Jasmin. "Gue gak tau, tadi gue keluar buat nemuin Alaska, pas balik gue sendiri di kelas. Coba lo telfon deh, dia suka banget buat orang khawatir." Aurel mendengus lemah.

"Oh, shit, bentar bentar."

Lala merogoh saku nya dan mengambil ponsel berlogo apel digigit itu, mengotak atik nya sebentar dan mendial nomor seseorang. Lala tersenyum lebar.

Panggilan terhubung.

"Hallo, kenapa La?" Tanya Jasmin dari arah seberang, yang entah dimana keberadaan nya.

Lala memberengut kesal. "Lo dimana sekarang? Posisi?"

"Di kantor guru, tadi abis dari kantin, di panggil Bu Fiqih buat bantuin dia numpukkin buku yang usang, dah buluk."

"Oooo~ ya udah, gue di kelas lo sama Luna sama Aurel juga, mau gue susulin gak?"

"Gak usah lah, bentar lagi kelar, hueee capek kampret di suruh bantuin gini!"

Lala terkekeh. "Semangat sayang quuuu!!, Gue matiin dulu, bye!"

Tutttt..

Panggilan terputus, Lala meletakkan ponsel nya di meja Aurel. "Lagi di ruang guru, bantuin Bu Fiqih beberes buku yang udah gak layak pake."

Aurel mengangguk anggukkan kepalanya sepintas, menoleh ke arah Luna. "Lun, alasan lo putus sama Berto, kenapa sih?" Tanya Aurel kepo, selama ini Aurel jarang sekali masuk kelas, dan mungkin saja ia dan Alaska sekelas baru tahun ini, karena tahun sebelumnya dia sekelas dengan Lala, dan juga Luna.

Di sekolah mereka itu ada sistem, setiap kenaikan kelas akan di acak, misal, tahun ini kelas 10 yang di acak, tahun berikutnya kelas 11, dan seterusnya berlanjut, dan ya, di tahun kemarin saat Aurel kelas 10, dia berempat bersama Lala, Jasmin, dan juga Luna, berganti tahun di kelas 11, mereka berpisah dan malah sekelas dengan para inti Regaza.

Kurang lebih ya kayak gitu. Tahun berikutnya nanti, saat di kelas akhir, mereka tidak akan di acak lagi, karena bukan giliran mereka.

Luna bertopang dagu, "Karena dia sasimo." Kata Luna gamblang, matanya melirik datar ke arah meja mantannya dan kembali menatap Aurel.

Lala terkekeh. "Sasimo apaan?"

"Sana sini mao. Gitu aja gak tau lo, La."

"Ya mana gue tau, gue jarang update begituan, enak gue liat Jefri Nichol di Instagram."

"Dih?"

"Sasimo gimana? Iya sih, dia playboy, tapi bukannya, kalian pacaran juga dari SMP? Pas masa masa MOS aja kalian di cap couple goals nya Alegra." Kata Aurel mengingat masa masa pertama kali dia mengenal sosok Luna dan Berto.

Luna mengibaskan tangannya di depan wajah. "Gimana ya? Lo tau gak sih, gimana rasanya, orang yang kita cinta harus di bagi ke semua cewek? Padahal, dia punya gue."

"Dulu." Sela Lala dan tertawa.

"Ck! Ngeselin lo La! Pikirin aja sana Tupperware mama Santi!" Wajah Lala yang tadinya mulai membaik kembali murung, memikirkan hal hal yang akan terjadi saat dia pulang sekolah nanti.

"Jangan di ingetin dong bazeng! Untung aja Burhan mau tanggung jawab."

"Itu juga karena gue." Balas Luna pongah.

Alaska (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang