28. HUKUMAN

9K 522 165
                                    

Tak terasa, pernikahan konyol yang di jalani pasutri muda itu ah maksudnya-- Alaska dan juga Aurel, sudah menginjak dua puluh hari. Lama sih, tapi terasa singkat. Lama kan ya?

Panas terik nya matahari membuat kedua pasangan muda itu berkeringat, baju yang semula kering menjadi sedikit basah karena keringat yang mengucur deras dari badan mereka. Sinar matahari menyentuh langsung kulit wajah serta tangan mereka, terlebih Aurel yang sudah seperti udang rebus.

Ini semua murni kesalahan mereka berdua, Aurel begadang nonton video yang dikirim oleh Lala melalui link, dan berakhir lah ia telat bangun, begitu pula dengan Alaska yang kemarin pulang larut malam karena harus mengurusi beberapa anggota Regaza yang cedera akibat penyerangan dadakan kemarin itu. Serta membereskan kekacauan yang di buat oleh Elvender di warjok.

Bu Fiqih menatap tajam kedua makhluk berbeda kelamin itu, rasanya ia ingin cepat cepat pensiun menjadi guru BK. "Kalian berdua ini, gak bisa nurut sama peraturan apa?!" Gertak nya, kacamata bulat, badan gempal, dan juga penggaris kayu panjang sudah menjadi ciri khas tersendiri bagi Bu Fiqih.

Aurel dan Alaska meluruskan pandangannya.

"Jawab!"

Aurel menghela nafasnya. "Ibu yang cantik tapi masih cantikan rembo--"

"Siapa rembo?" Sela Bu Fiqih, guru itu mendelik tajam.

Aurel meneguk ludahnya, menggaruk kepalanya yang tak gatal dan nyengir. "Kambing papa saya Bu." Ujar Aurel tanpa rasa bersalah sedikit pun. Rembo, kambing berjenis kelamin laki laki karena Aurel saat itu melihat jelas Otong nya, dan dengan spontan nama REMBO keluar dari mulut seksinya itu.

Alaska dengan secepat kilat menoleh, ia terperangah melihat tingkah kurang ajar Aurel, bukan kah itu secara tidak langsung mengejek Bu Fiqih mirip kambing? Entahlah, Aurel terkadang memang tak memiliki otak. Atau memang begitu?

Bu Fiqih melayangkan penggaris kayu itu ke arah bokong Aurel, dan yup!

"Aww!!" Aurel meringis, menggosok pantat semok nya yang terasa panas. "Ibu mah kdrt! Saya tau kalo ibu kangen kunjungan saya di BK, tapi gak gini buk!" Tutur Aurel nyeleneh. Memang cari mati dia.

Wajah wanita paruh baya itu memerah menahan emosi yang meluap, ia sudah lega karena tak di ganggu oleh Aurel selama beberapa hari kemarin, sekarang malah begini. "Gak bolos malah telat telat, di hukum malah ngatain guru, kamu itu cewek! Jangan jadi bengal!"

"Kan saya bayar sekolahnya." Balas Aurel kelewat santai. "Lagian juga nilai saya selalu memuaskan, gak pernah remed kaya yang biasa ibu bangga bangga in itu." Cibir Aurel merendahkan salah satu anak kebanggaan Bu Fiqih, salah satu anak OSIS yang membuat Aurel muak, karena terlalu sering cari muka. Najis.

"Walaupun kamu bayar, tata Krama harus kamu gunakan, cara bicara dengan guru, peraturan sekolah, liat, baju kamu kenapa di kecil kecilin? Mau liatin body kamu?" Tanya Bu Fiqih, ia melihat tampilan Aurel dari atas hingga bawah.

Aurel lama lama jengah, ia melirik Alaska yang juga tengah menatapnya, pemuda itu memperhatikan Aurel dalam diam, tak ingin ikut campur dalam masalah guru dan siswi ini. Aurel kembali menatap ke arah Bu Fiqih. Ia mengangguk tanpa beban. "Body bagus kenapa gak di pamerin Bu? Kan saya bangga."

"Tapi kamu itu cewek, gak pantes."

"Beda nya apa? Lagian saya ngecilin baju gak sampe ngetat banget, cuma pas badan aja, gak sampe sesek kan liatnya? Rok saya juga udah di ganti, gak pendek banget, ya walau masih rada pendek sih, tapi kan udah beda dari yang kemarin kemarin." Kata Aurel. Sebenarnya baju Aurel yang longgar masih ada, namun masih ia rendam, belum di cuci, karena buru buru, jadilah ia memakai baju haram nya. Tapi, tak bisa juga di bilang haram, karena baku itu bahkan lebih besar dari badannya, tak ngetat, memang guru BK ini saja yang mencari masalah.

Alaska (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang