50. MASALAH FUTSAL

7.3K 484 63
                                    

Aku mau nanya, kalian udah sekolah tatap muka? Atau masih belajar online?

Jangan lupa untuk vote dan follow!!!!

Bab di awal Tahun 2022, semoga suka!💙

•••••

"Aurel, Aurel! Lo di panggil sama Kak Tina!" Salah satu teman sekelas Aurel menyembul di pintu kelas, berteriak memanggil nama Aurel yang tengah bercerita ria dengan ketiga sahabatnya.

Aurel menoleh, begitu pula dengan Jasmin, Lala dan juga Luna. "Apa?" Tanya nya.

Cewek yang memanggil Aurel mengedikkan bahunya. "Ini, kak Tina nya ada di sini, lo keluar!"

"Ya." Aurel turun dari meja nya dan berjalan santai menuju ke arah pintu kelas. Lala, Luna dan Jasmin saling melirik, setelah nya mereka ikut untuk menghampiri Aurel yang sudah mendahului mereka.

Saat setelah Aurel sampai di depan pintu, mata Aurel menatap bingung ke arah segerombolan kakak kelas hits yang memakai Jersey futsal. "Kenapa ya kak?" Tanya Aurel sopan, cewek itu maju.

"Aurel, saya mau nanya sama kamu." Kakak kelas bernamakan Tina di punggung Jersey dengan nomor kebanggaan 02 itu menatap Aurel. Seluruh siswa maupun siswi yang masih berkeliaran di dekat kelas 11 IPA 5 mendadak berhenti, apa ada keributan?

"Nanya apa kak?"

Lala mengeryitkan dahinya. "Siapa Rel?" Tanya nya pada Aurel.

"Anak futsal Alegra."

Tampak Tina menghirup udara, bersiap untuk angkat bicara. "Jadi gini, kamu itu niat gak masuk ke dalam eskul Futsal?" Tanya nya to the point.

Sekon selanjutnya Tina kembali berucap. "Maksudnya, kalau emang gak mau, ya gak pa-pa, saya bisa ngeluarin kamu."

Detik itu juga Aurel merasa tidak enak hati, ini murni kesalahan nya, dia tak mengelak. "Sorry kak, kemarin kemarin gue mau latihan, tapi sedikit sibuk."

"Se-sibuk apa?"

"Banget?"

"Apa yang kamu lakuin? Bukannya kamu sekolah? Apa kamu udah kerja? Biayain untuk keluarga kamu? Iya?" Nada Tina semakin meninggi, dia emosi, melihat catatan atas nama 'Aurelia Devinka' itu kosong, gak pernah masuk absen. Masuk ke dalam suatu organisasi, di butuhkan bentuk kedisplinan dan tanggung jawab, setidaknya sedikit. Jika begini, bagaimana nanti nya?

"Gak kak."

"Sekali lagi, kamu mau keluar atau tetap dan latihan rutin?"

"Gue gak bisa rutin, tapi gue usahain untuk bisa." Aurel menatap mata Tina sama tajamnya, nada tinggi yang di keluarkan Tina membuat Aurel sedikit risih, apa gak bisa ngomong dengan nada pelan?

"Gak niat." Cibir salah satu komplotan Tina.

Sialan! Mulut nya bener bener ember dan gambleh! Ih!

Aurel menghela napasnya. "Hari ini latihan kan? Gue ikut." Sela Aurel merasa jengah, dia merasa jika kakak kelasnya ini menatap dirinya sangat sinis.

Alaska (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang