EPISODE 01 🐉: WAR

6.7K 453 7
                                    

Teriakan, jeritan dan suara napas yang tersengal-sengal terdengar di penjuru kerajaan. Jalanan tanah yang tadinya subur itu kini tengah dipenuhi ceceran darah.

Suara nyaring dari pedang itu membuat semua orang bersembunyi untuk menyelamatkan diri.

"Ibu aku takut" suara anak berusia Delapan tahun itu sambil memeluk sang ibu. Sekarang ini mereka tengah berada di sebuah goa yang jauh dari rumah penduduk.

"Ssssttthh Minho, nanti mereka mendengar kita" ujar wanita itu sambil menutup mulut sang anak. Di sisi lain sang kakak dari pria manis itu masih duduk diam di samping sang ibu.

"Semoga ayah kalian selamat" bisik wanita tersebut sambil berdoa.

🍃🍃🍃

Peperangan  selesai setelah satu bulan. Banyak sekali penduduk kerajaan menjadi korban. Bendera kerajaan itu dikibarkan membuat semua rakyat bersorak penuh kebahagiaan.

Pada saat yang sama juga mereka merasa penuh duka. Malam setelah diumumkan kemenangan perang, penduduk kerajaan melaksanakan peringatan kematian perang bagi prajurit dan penduduk yang gugur di medan perang.

"Ibu jangan menangis" kedua anak itu berusaha membujuk sang ibu. Namun wanita itu masih menangis sambil memeluk gulungan lukisan suaminya.

"Mana bisa aku tidak menangis, ayah kalian meninggal" kedua anak itu nampak diam dan menatap satu sama lain.

"Kakak aku takut" kata Minho sambil memegang tangan Juyeon erat. Juyeon kemudian memeluk adiknya itu dengan hangat.

"Yang mulia Menteri Lee tewas di medan tempur" kata salah satu menteri itu saat rapat kerajaan.

Raja nampak menghela napas, jujur saja saja sangat terpukul mendengar hal tersebut. Menteri Lee adalah sahabatnya waktu masih kecil.

"Bagaimana dengan keluarganya? Apa mereka selamat?" Tanya sang raja.

"Istri dan anaknya saat ini telah selamat Yang Mulia, sekarang mereka sudah berada di kediaman keluarga Lee" jelas Menteri itu.

"Hanya mereka keturunan keluarga Lee, jadi jaga mereka dengan baik" kata sang raja.

🍃🍃🍃

Chan berjalan sambil menatap rembulan malam itu. Sejak peperangan selesai pria itu baru bisa menikmati malamnya yang indah.

Saat melewati kolam, dia melihat sang ayah tengah duduk sendirian sambil minum-minum.

"Yang Mulia ada apa?" Tanya Chan pada pria itu dengan hormat.

"Pangeran ku, penerus tahta kerajaan ini" gumam pria paruh baya itu. Chan menunduk memberikan hormat setelah mendengar ucapan itu.

"Nak sekarang usia mu sudah tujuh belas tahun, jadi kau harus berlatih lebih keras. Sebentar lagi aku akan mengangkat mu menjadi penerus kerajaan ini" kata pria itu.

"Baiklah Yang Mulia" kata Chan sambil menunduk memberikan hormat.

🍃🍃🍃

Chan keluar istana untuk pertama kalinya setelah perang, dia benar-benar ingin menikmati malam itu.

Dengan hanbok dan penutup kepala itu dia berhasil melakukan penyamarannya.

"Wahh sangat menyenangkan" gumam Chan sambil menatap ke arah danau di samping jalanan setapak itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Wahh sangat menyenangkan" gumam Chan sambil menatap ke arah danau di samping jalanan setapak itu.

"Apa aku bisa menjadi pemimpin yang baik nantinya?" Gumam Chan sambil melihat bayangan dirinya di atas air itu.

"Arhhh" suara itu membuatnya terkejut. Anak kecil itu tanpa sengaja menabrak pria itu.

"Kakak Maafkan aku" kata anak kecil itu yang masih duduk dan mengucek matanya karena tak sengaja terkena tanah.

Chan menunduk dan berusaha membersihkan mata anak manis itu.

"Lepaskan dulu tangan ku dari wajah, aku akan membantu meniup debunya agar keluar" kata Chan sambil memegang wajah pria kecil itu. Anak itu menurut apa yang Chan katakan, pria Bang itu kemudian memajurkan bibirnya dan meniut beberapa kali ke mata anak itu.

"Apa sudah?" Tanya Chan setelah melihat anak itu mengedipkan matanya beberapa kali. Anggukan kecil itu terlihat, Chan tersenyum lalu dia membangunkan anak itu dari tanah.

"Kau malam-malam begini ingin pergi ke mana?" Tanya Chan sambil membantu anak itu membersihkan hanboknya yang kotor karena terjatuh tadi.

"Aku harus pulang, sebelum kakak pulang" kata anak itu dengan polosnya.

"Hmmm anak manis, kau tahu kan anak kecil tidak boleh bermain di luar larut malam seperti ini" Chan mencoba menjelaskan itu.

"Iya aku tahu, tapi sejak ayah ku meninggal ibu selalu diam dan murung. Dia sama sekali tidak mau bermain dengan ku. Jadi aku sendirian di rumah, dan kakakku dia saat ini sedang belajar, katanya dia akan menggantikan ayah" jelas anak itu dengan murung. Chan menghembuskan napas panjang, dia tahu pasti sang ayah dari anak itu menjadi korban karena perang.

"Min !!!" Mendengar itu membuat anak itu langsung pergi dari sana saat melihat Juyeon tengah memandanginya dari belakang sana.

"Kakak aku pulang ya" kata anak kecil itu lalu dia berlari dari sana.

Chan melihat ke arah Juyeon. Terlihat pria berumur lima belas tahun itu terengah-engah.

🍃🍃🍃

"Tidak maaf kakak, aku tidak akan keluar lagi" ujar Minho saat Juyeon menjewer kupingnya sampai merah.

"Jika dia orang jahat bagaimana?" Tanya Juyeon sambil memukul pantat adiknya itu.

"Kakak tadi baik, dia membantuku tadi" jelas Minho, tapi Juyeon tetap saja menjewernya.

Saat mereka masuk ke dalam rumah, Juyeon langsung ambruk saat melihat sang ibu sudah tergantung lemas tak bergerak.

"Ibu!!!" Teriak kedua anak itu kemudian mereka berdua berlari ke luar rumah.

Minho hanya bisa menangis saat melihat sang ibu sudah berada di dalam kuburan itu.

"Kakak apa Ibu pergi karena aku?" Tanya Minho sambil menatap sang kakak. Juyeon sambil mengusap air matanya menggeleng pelan.

"Ini keinginnanya, kita harus menghormati keputusannya Minho" jelas Juyeon sambil berusaha menenangkan adiknya.

"Nenek tolong jaga Minho dengan baik, karena kami tidak punya siapapun aku hanya bisa menutipkan dia pada nenek dan kakek" kata Juyeon sambil memberikan baju-baju Minho pada wanita paruh baya itu.

"Juyeon kami akan menjaga Minho dengan baik, kau fokus saja pada pelatihannya. Hanya kau harapan keluarga Lee" kata sang nenek sambil memeluk Juyeon.

Air mata Juyeon tidak bisa tidak bisa dihentikan lagi, dalam sekejap hidup mereka berubah drastis.

🍃🍃🍃

Kematian istri keluarga Lee karena gantung diri membuat heboh para bangsawan kerajaan.

"Berapa Tuan Lee memiliki anak?" Tanya sang raja pada prajuritnya.

"Yang saya ketahui hanya Lee Juyeon saja Yang Mulia dan sekarang dia ada di tempat pelatihan dan sekolah kebangsawanan kerasaan" jelas prajurit itu. Sang raja hanya bisa mengangguk paham.

TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

Maaf ya Kalau gak bagus, ini pertama kalinya aku buat story kerajaan gitu hehe

YES, MAJESTY! | BANGINHO✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang