EPISODE 25 🐉 : CHANGED

1.8K 245 25
                                    

"Yang mulia" Hyunjin dan Yongbok langsung menyangga tubuh pria manis itu. Sakit terkejut nya membuat Minho menjadi pingsan.

Kedua pria itu kemudian melihat dua orang berlari ke arah mereka.

"Kalian?" Suara itu membuat kedua pria itu menunduk memberikan hormat.

"Astaga yang mulia ratu pingsan" ujar Changbin saat melihat pria itu dibopong oleh Hyunjin dan Yongbok. Chan kemudian menggendong pria itu ala bridal dan membawanya ke tempat tinggal sementara mereka di sana.

"Apa yang kalian lakukan di sini?" Changbin berusaha menginterogasi kedua pria itu.

"Yang Mulia mengajak Kami, kami takut menolaknya" jelas Yongbok dengan nada ketakutan.

"Apa kalian tidak tahu, di sini sangat berbahaya" jelas Changbin. Mereka berdua menggeleng pelan.

🍃🍃🍃

Saat Minho membuka matanya, dia sekarang sudah berada di sebuah kamar yang sederhana.

"Ayo makan dulu" suara itu membuat Minho menoleh ke arah pemilik suara tersebut.

Pria manis itu kemudian bangun dan duduk di atas kasur sederhana itu. Dia agak gugup melihat wajah pria yang berada di depannya itu sepertinya agak tidak bersahabat.

"Apa yang mulia marah?" Tanya Minho berusaha memecah keheningan. Chan terdiam kemudian dia menyumpit daging itu.

"Yang mulia" kata Minho lagi karena tidak mendapatkan respon dari pria itu.

"Ayo buka mulut Minho" ujar sang raja sambil mengarahkan simpitan daging itu ke mulut Minho. Pria manis itu menurut kemudian membuka mulutnya.

"Maafkan aku" kata Minho sambil mengunyah daging itu sambil menunduk. Chan menghela napas, dia sebenarnya tidak kuat marah seperti itu pada istrinya. Apalagi saat melihat ekspresi Minho begitu sangat menggemaskan.

"Aku marah tadi" kata Chan. Minho menoleh ke arah pria itu dengan mata berkaca-kaca miliknya.

"Tapi sekarang sudah tidak lagi" kata Chan kemudian dia tersenyum pada pria itu. Minho langsung menghamburkan tubuhnya pada pria itu. Dia memeluk Chan dengan erat.

"Aku tidak mau jauh-jauh dari mu" kata Minho. Mendengar itu membuat Chan tersenyum pelan. Ternyata pelet yang dia berikan sangat manjur. Canda pelet hehe

(Pukul aja author nya, ganggu konsentrasi aja wkwkwk)

"Minho jangan jauh-jauh dari ku" kata Chan sambil memegang tangan pria manis itu. Minho mengangguk pelan.

"Kita akan ke mana yang mulia?" Tanya Minho.

"Hmmm kita akan mencari tahu penyebab sungai ini beracun" kata Chan. Minho membulatkan matanya, untung saja dia tidak minum air dari sana kemarin.

Kedua pria itu menyusuti aliran sungai, sampailah mereka pada sebuah perkampungan wanita.

"Astaga kita tidak bisa masuk" gumam Chan saat melihat tulisan yang ada di pintu gerbangnya. Minho berusaha menengok ke dalam sedikit.

"Aku rasa sungai ini melintas di kampung ini, kita harus masuk untuk mencari tahu" kata Minho.

"Tapi laki-laki tidak bisa memasuki kampung ini" jelas Chan dengan penuh kebingungan. Namun dia memikirkan sesuatu. Dia menatap ke arah Minho.

"Tapi aku rasa kau bisa masuk ke sana" Ujar Chan. Hal itu membuat Minho menaikan salah satu alisnya kebingungan.

🍃🍃🍃

"Sudah" ujar Chan sambil memberikan cermin itu pada Minho. Minho terkejut melihat penampilannya saat ini.

"Di mana yang mulia mendapatkan hanbok ini?" Tanya Minho pada pria itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Di mana yang mulia mendapatkan hanbok ini?" Tanya Minho pada pria itu.

"Aku membelinya di pasar tadi pagi" kata Chan. Minho tersenyum mendengarnya.

"Aku akan menunggu mu di sini, jaga diri baik-baik Minho" kata Chan sebelum Minho masuk ke dalam. Wajah Chan tidak bisa berhenti tersenyum melihat kecantikan dari pria itu.

"Aku sangat mencintainya" gumam Chan sambil mengelus dadanya.

Minho masuk ke sana, terlihat semua orang sibuk mengerjakan pekerjaan mereka masing-masing. Ternyata benar di sana hanya ada para wanita saja.

"Anda siapa?" Minho terkejut mendengar itu. Dia kemudian berbalik ke belakang kemudian dia menunduk memberikan hormat.

"Saya Lee Minha" kata Minho berusaha menyembunyikan identitasnya.

"Aahhh apa yang bisa kami bantu?" Tanya wanita itu.

"Apa boleh saya diam di sini untuk sementara waktu, saya dan suami saya bertengkar hebat karena saya tidak bisa memberikannya keturunan" kata Minho berusaha memberikan alasan.

Mendengar penjelasan Minho wanita itu mengangguk dia terlihat bersimpati dengan Minho.

"Baiklah Nyonya, pasti sangat sulit baginya. Tidak apa kau bisa tinggal sampai kapan pun di sini" ujar wanita itu. Minho langsung tersenyum saat itu.

Minho diajak berkeliling oleh wanita itu di sana. Tidak ada yang aneh Minho lihat.

"Nona tinggal di sini?" Tanya Minho.

"Minha bisa memanggil saya Sooyoung" ujar wanita itu sambil tersenyum.

"Baiklah Nona Sooyoung" ujar Minho.

"Di sini adalah tempat pembuatan sabun dan itu adalah tanaman jarak yang menjadi bahan dasarnya" kata Sooyoung menjelaskan semuanya.

"Pohon jarak?" Gumam Minho. Lalu dia melihat mereka mengolah tanaman itu.

"Ayo kita menuju ke tempat lain" ujar wanita itu. Akhirnya mereka sampai di sungai, di sana banyak orang yang tengah beraktifitas.

"Uhuk" Tiba-tiba wanita itu berbatuk di depan Minho.

"Ada apa?" Tanya Minho pada wanita itu.

"Tidak ada aku baik-baik saja" ujar wanita itu sambil tersenyum.

Setengah hari Minho habiskan di sana. Dia membantu mereka bekerja agar tidak ada kecurigaan dari mereka.

"Tolong!!" Teriakan itu membuat semua orang terkejut. Mereka langsung berlari ke sumber suara termasuk Minho ikut berlari ke sana.

Terlihat seorang wanita yang terbaring dengan kondisi kejang di tanah. Semua orang menjadi ketakutan.

"Apa yang terjadi?" Tanya Sooyoung saat sampai di sana. Semakin lama gerakan wanita itu semakin lambat dan berhenti.

"Dia sudah meninggal" kata wanita yang menjadi tabib itu. Semua yang ada di sana benar-benar terkejut dan mereka ketakutan.

"Tadi dia baik-baik saja sungguh" kata seseorang dari dalam tempat membuatkan sabun. Hal itu membuat Minho menjadi kebingungan.

"Ini buah Apa?" Tanya Minho pada wanita yang tengah memetik jaun jarak itu.

"Ini  buah jarak" kata Minho.

"Apa bisa dimakan?" Tanya Minho pelan.

"Tidak tahu, kami sering menambahkannya juga sebagai sabun" jelas wanita itu.

"Benarkan anda akan pergi Nyonya Lee?" Tanya Sooyoung pada pria itu. Minho mengangguk mantap.

"Jika aku tidak pulang mungkin suamiku akan menyiksaku nanti" jelas Minho. Wanita itu mengangguk kemudian dia memberikan jalan untuk Minho keluar dari sana.

Saat itu sudah sore, Minho mempercepat langkahnya untuk kembali ke desa samping perbatasan.

"Aaaa" pria itu berteriak saat seseorang  memeluknya dari belakang.

"Ini aku" Mendengar suara itu membuat Minho menjadi tenang.

"Yang Mulia ternyata" ujar pria manis itu kemudian dia berbalik dan menatap wajah suaminya itu.

"Apa yang kau lakukan di sana? Kenapa sangat lama?" Tanya Chan kesal. Minho terkekeh mendengar itu.

🍃🍃🍃

TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

YES, MAJESTY! | BANGINHO✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang