Saat itu adalah hari peringatan kematian raja pertama di kerajaan itu. Semua bangsawan dan anggota keluarga kerajaan melakukan persembahyangan.
"Hidupkan dupanya" bisik Chan pada Minho. Minho menganguk lalu dia mengambil beberapa batang dupa dan mencoba menghidupkannya.
Setelah benda itu hidup dia memberikan setengahnya pada Chan. Lalu mereka berdoa bersama.
"Yang Mulia raja dan ratu sangat cocok satu sama lain" Minho mendengar jelas kata-kata itu dari beberapa orang yang ada di sana.
Setelah melakukan doa dia menjadi gugup menatap ke sekeliling.
"Ayo" Chan menggenggam tangan pria manis itu dan membawanya pergi kembali ke Istana.
Di perjalanan Minho nampak gugup saat pria itu masih menggenggam tangannya dengan erat.
"Apa yang sudah bisa kau lakukan sekarang?" Tanya Chan pada Minho untuk membuka pembicaraan.
"Aku sudah bisa bermain music, menari dan Hmm itu saja mungkin" kata Minho. Chan menggeleng pelan.
"Ratu seharusnya multitalenta, kau harus banyak belajar lagi" ujar Chan. Minho kemudian mengangguk paham.
Saat melewati sebuah tempat, Minho melihat asap yang mengepul di tempat itu.
"Yang Mulia itu tempat apa?" Tanya Minho sambil menunjuk ke arah tempat itu.
"Ini dapur kerajaan, semua makanan di kerajaan dibuat di sini" kata Chan. Minho menatap tempat itu lekat, pria itu sebenarnya sangat suka dan mahir memasak.
"Apa aku boleh memasak ke sana?" Tanya Minho pada pria itu. Chan menaikan salah satu alisnya.
"Ratu tidak boleh memasak" jawab Chan dengan cepat. Mendengar itu Minho menghela napas, padahal dia sangat ingin menunjukan keahliannya pada bidang itu.
"Tapi saya juga istri yang mulia kan? Seorang istri harus bisa memasak makanan untuk suaminya" kata Minho sambil tersenyum pada pria itu. Chan meneguk salivanya, dia benar-benar terpesona dengan wajah manis milik pria itu.
"Hmm kau benar, tapi memang peraturannya Ratu tidak boleh memasak" jelas Chan. Mendengar itu Minho menjadi kesal lalu dia mengangguk pasrah.
🍃🍃🍃
Setelah hujan reda, Minho memutuskan untuk melakukan rutinitasnya yaitu berjalan-jalan mengelilingi Istana. Karena hujan lebat sejak pagi, dia seperti terasa terkurung di kamarnya.
"Air danau sangat jernih, benar kan Hyunjin?" Tanya Minho pada pria yang ada di belakangnya itu.
"Yang Mulia saya Yongbok bukan Hyunjin" pria itu mengatakannya dengan canggung. Minho menjadi malu mendengar itu, dia masih sering lupa dengan nama mereka padahal sudah hampir satu tahun mereka bersama.
"Maafkan aku, Hyunjin biasanya lebih sering ku ajak keluar" jelas Minho. Yongbok mengangguk pelan sambil terkekeh.
"Di mana dia sekarang?" Tanya Minho.
"Sepertinya dia sedang bertemu seseorang" kata Yongbok. Minho mengangguk pelan, mungkin Hyunjin perlu istirahat.
"Tapi saya akan menemani Yang Mulia" kata Yongbok sambil tersenyum pada Minho. Mendengar hal tersebut Minho tersenyum lalu dia mengusap bahu pria itu.
"Kau dan Hyunjin kalian memang teman ku" kata Minho. Minho kemudian membawa Yingbok duduk di atas batu itu. Mereka duduk beriringan.
"Yang Mulia sepertinya saya tidak boleh duduk di samping anda" kata Yongbok sambil menatap ke sekeliling.
KAMU SEDANG MEMBACA
YES, MAJESTY! | BANGINHO✔
FanfictionBANGINHO FANFICTION NOTE: Sebelum baca wajib follow aku author dulu !! Minho benar-benar tidak menyangka, hidupnya akan berubah 180 derajat setelah menikah dengan pria itu. Remake drakor Mr. Queen tapi alurnya gak sama persis kok. WARNING ⚠️ -Konten...