EPISODE 27 🐉 : NAUSEOUS

2K 251 11
                                    

Minho benar-benar tidak bisa terlelap karena berita kehamilannya itu. Dia sangat senang, tadi di sisi lain dia juga merasa cemas pada dirinya.

"Bagaimana jika aku tidak bisa menjaganya dengan baik?" Gumamnya sambil merangkul kedua kakinya.

"Ini bukan mimpi kan?" Dia kembali mengatakan itu.

Suara pintu terbuka membuat Minho mengalihkan pandangannya.

"Aku kira kau sudah tidur" suara itu membuat Minho terdiam. Chan mendekat dia melihat kecemasan itu dalam diri Minho.

"Ada apa? Kau kenapa?" Tanya pria itu kemudian dia duduk di samping Minho. Minho nampak terdiam, dia kemudian menunduk.

Chan kemudian merangkul bahu pria manis itu, lalu dia mengusapnya pelan.

"Ayo ceritakan pada ku" kata Chan berusaha membujuk Minho.

"Ini bukan mimpi kan?" Tanya Minho kemudian membuka suaranya.

"Tidak Ini nyata, aku juga tidak percaya tapi kau benar-benar mengandung Minho" pria itu kembali memeluk Minho dengan erat.

"Apa aku bisa menjaganya nanti?" Pertanyaan itu membuat Chan terkejut.

"Kita akan menjaganya bersama jadi kau jangan khawatir" kata Chan. Minho mulai merasa lega, dia kemudian memeluk pria itu.

"Ayo kita tidur, ini sudah malam jangan sampai kau sakit" kata Chan mulai merebahkan tubuh si manis ke kasur.

"Kau akan di sini kan yang mulia?" Tanya Minho. Chan mengangguk lalu dia tidur di samping pria manis itu.

"Mana bisa aku meninggalkan istri manis ku ini" goda Chan sambil memeluk pria itu.

Beberapa hari setelah kabar kehamilan Minho. Pria itu mulai merasakan mual muntah yang datang terus menerus di setiap paginya. Membuatnya menjadi tidak enak badan dan lemas.

"Yang mulia anda harus makan sesuatu" kata Hyunjin sambil memberikan nampan itu. Namun Minho menggeleng pelan, dia yakin jika dia makan dia akan muntah lagi.

"Bawa saja dulu aku belum lapar" kata Minho. Hyunjin agak ragu namun dia mengangguk pelan.

"Yang Mulia ibu Ratu akan segera masuk" suara itu membuat Minho terkejut.

Senyuman ramah itu dapat dia lihat di bibir mertuanya itu.

"Salam yang mulia" kata wanita itu. Minho juga menunduk memberikan hormat pada mertuanya.

"Ada yang bisa saya bantu ibu?" Tanya Minho. Wanita itu kemudian duduk di samping pria manis itu.

"Bisa kalian meninggalkan kami?" Wanita itu mengatakannya pada pelayan yang berjaga di dalam sana. Mendengar itu mereka langsung keluar.

"Wajahmu sangat pucat Minho, aku dengar kau tidak nafsu makan" kata wanita itu cemas. Minho mengangguk pelan, jujur saja itu memang benar.

"Aku mengerti Minho, tapi kau harus makan sedikit. Walaupun merasa mual tapi nanti mual itu itu hilang seiring bertambahnya usia kehamilan mu" jelas wanita itu. Minho mengangguk pelan.

"Karena aku juga merasakan yang sama dulu, jadi aku membawakan mu ini" wanita itu mengambil sebuah kain di sakunya.

"Ini apa Ibu?" Tanya Minho kebingungan melihat bungkusan kain itu.

"Ini potongan jahe kering, aku membuatkannya untuk mu. Dulu mertua ku juga melakukan hal yang sama pada ku" jelas wanita itu memberikannya pada Minho. Pria manis itu masih kebingungan dengan hal itu, bagaimana cara menggunakannya benda itu.

"Nanti kau masukan saja satu potong Jahe ini ke air panas. Lalu tunggu beberapa saat dan kau minum. Ini bisa meredakan mual mu" jelas wanita itu. Minho mengangguk kemudian dia tersenyum tipis pada wanita itu.

"Aigooo kau pasti bisa nak" wanita itu kemudian memeluk Minho sambil mengusap punggungnya. Saat itu juga senyuman itu terlihat di bibir Minho, pelukannya sama hangatnya dengan pelukan ibunya dulu.

🍃🍃🍃

"Makan yang banyak Minho" kata wanita itu pada Minho. Ini pertama kalinya dia malam bersama mertuanya itu. Biasanya Minho hanya bermain atau berlatih dengan wanita itu.

"Ibu aku rasa sudah cukup" kata Minho. Setelah makan dia mulai merasa lebih baik sekarang.

"Baiklah kalau begitu, jangan lupa minum jahe yang aku berikan" kata wanita itu. Minho mengangguk pelan.

"Istirahat lah di kamar mu Minho" ujar wanita itu. Minho kembali tersenyum kemudian dia pergi dari sana.

"Kenapa sekarang tempat ini sangat jauh dari biasanya?" Gumam Minho sambil duduk di kasurnya.

Saat menghirup aroma sesuatu, Minho langsung menutup hidungnya.

"Hyunjin ini bau apa?" Tanya pria itu kesal. Pria dengan marga Hwang itu mendekat pada Minho.

"Ini lilin wangi kesukaan anda yang mulia" jawab Hyunjin dengan santai.

"Tolong matikan, baunya membuatku menjadi mual" kata Minho. Hyunjin mengangguk lalu dia langsung mematikan lilin itu.

Sejak Minho hamil dia jadi tidak menyukai apa yang dia suka. Sebelumnya dia sangat menyukai melukis tapi tidak sekarang. Sebelumnya dia menyukai memasak, bahkan mendekat ke dapur Istana saja membuatnya menjadi sangat mual.

"Hueekkk" suara itu membuat semua pelayan Minho cemas.

Tapi semua yang ada di sana menunduk memberikan hormat saat sang raja datang ke sana.

"Di mana yang mulia ratu?" Tanya Chan pada mereka.

"Yang Mulia ratu ada di kamar kecil yang mulia" kata salah satu dari mereka. Chan kemudian masuk ke kamar Minho dan pergi mencarinya.

Pria itu mendengar saat ini Minho tengah mentah-mentah di dalam sana.

"Kau baik-baik saja kan?" Tanya Chan sambil memegang bahu pria itu. Minho mengangguk pelan tapi kemudian dia menutup hidungnya.

"Yang mulia kenapa bau anda aneh?" Tanya pria manis itu. Chan refleks menghirup aromanya.

"Tidak ada yang aneh" jelas Chan. Namun Minho masih menggeleng pelan.

"Kau sudah mandi?" Tanya Minho.

"Sudah kenapa?" Tanya Chan ingin mendekat, tapi Minho malah menjauh.

Pria itu kemudian kembali memuntahkan isi perutnya lagi. Hal itu membuat Chan menjadi cemas.

"Aku akan pergi memanggil tabib" jelas Chan lalu dia keluar dari sana.

Chan saat ini berada beberapa meter dari Minho. Dia takut jika dia mendekat pria manis itu tidak akan merasa nyaman.

"Ada apa tabib?" Tanya Chan setelah tabib itu memeriksa Minho.

"Tidak ada masalah dengan kandungannya, bahkan sangat sehat yang mulia" jelas pria itu.

"Tapi mungkin yang mulia ratu masih beradaptasi dan panca indranya saat ini lebih sensitif maka dari itu beliau merasa tidak nyaman mencium aroma sesuatu" jelas tabib itu. Chan melihat wajah Minho agak cemas dan pucat.

"Mungkin ini hanya untuk beberapa minggu ke depan. Nanti pasti beliau akan bisa beradaptasi" jelas pria itu.

Semakin lama Minho semakin aneh, dia menjadi sangat takut untuk keluar kamar dan anehnya lagi dia sama sekali tidak mau melihat wajah suaminya.

"Kau kenapa?" Tanya Chan saat melihat pria itu seperti membuang muka saat dia datang ke kamar Minho.

"Aku juga tidak tahu yang mulia, saat aku melihat mu aku merasa marah" jelas pria manis itu. Chan hanya bisa menghela napas pelan.

"Yang mulia raja, sebaiknya anda jangan bertemu dulu dengan Minho. Jika dia merasa marah dan tidak nyaman takutnya dia akan menjadi stres dan depresi. Biarkan ibu yang menjaganya" jelas Sang ibu Ratu pada Chan. Pria itu kemudian mengerti lalu dia keluar dari sana.


TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

YES, MAJESTY! | BANGINHO✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang