EPISODE 21 🐉 : WINNER

1.7K 262 4
                                    

Dua minggu berlalu, belum ada tanda-tanda kedatangan dari para pasukan perang dari kerajaan itu.

Minho menatap ke arah surat yang diberikan oleh Chan waktu itu. Minho benar-benar mencemaskan pria itu, entah bagaimana keadaannya saat ini.

"Yang Mulia" suara itu membuat Minho langsung bangun dan berlari ke arah pintu.

"Apa yang mulia sudah datang?" Tanya Minho pada kedua pelayannya itu. Namun Hyunjin dan Yongbok menggeleng cepat. Seketika wajah Minho mengerut.

"Yang Mulia ada surat untuk anda dari yang mulia raja" kata Hyunjin sambil memberikan gulungan itu. Minho langsung mengambilnya dan masuk ke dalam.

Tiba-tiba jantungnya berdetak kencang saat membuka surat itu.

"Ini aku suami mu. Maaf aku tidak bisa menulis dengan baik saat ini. Apa kau sudah makan? Makanlah dengan baik Minho. Aku juga sudah makan di sini, tolong berpikirlah positif. Jika kau bosan jalan-jalan saja dengan dua pelayan mu itu. Jaga diri baik-baik Minho, aku tidak tahu apa aku bisa pulang atau tidak. Tapi aku berjanji aku akan kembali.  Tapi aku sangat merindukan mu. Semoga kau merindukan aku juga.

Bangchan"

Minho memeluk gulungan itu, perasaan cemas dan khawatir kembali dia rasakan. Kenapa perasaan ini baru muncul pada Minho sekarang.

🍃🍃🍃

Minho semakin cemas karena beberapa rumor mengatakan bahwa banyak sekali prajurit yang meninggal di medan perang.

"Aku harus berpikir positif" kata Minho sambil mengatur napasnya. Dia kemudian melanjutkan lukisannya itu.

Sebulan telah berlalu, akhirnya berita yang ditunggu-tunggu tiba. Kemenangan berada pada kerajaan mereka. Mendengar itu membuat Minho sangat lega.

"Kapan mereka akan tiba?" Tanya Minho pada Hyunjin pelayannya.

"Mungkin besok yang mulia" ujar Hyunjin. Minho benar-benar tidak sabar untuk bertemu dengan Chan.

Malam harinya Minho benar-benar tidak bisa tidur. Dia sangat menunggu hari besok tiba.

"Aku sangat merindukan yang mulia" gumamnya sambil menatap lurus ke arah atas.

Padang rumput yang indah itu sekarang sudah gersang karena peperangan yang terjadi antara dua kerajaan.

Dengan pedangnya, sang raja menebas semua bendungan musuh yang ada di depannya.

"Atur strategi" teriaknya. Prajurit lalu mengambil posisi yang telah mereka atur tadi malam.

"Bang Chan!!!" Teriak seorang dengan baju besi di depannya itu. Pria itu sudah terlihat krisis karena hampir setengah pasukannya sudah lenyap.

"Sebelum kau hancur,  sebaiknya kau menyerah dari sekarang" ujar Chan untuk menghentikan peperangan itu dengan cepat.

Senyuman miring terlihat di bibir pria itu.

"Sampai kapan pun aku tidak akan menyerah. Sampai aku bisa membunuh mu dan keluarga mu itu" ujar pria itu dengan entengnya.

Chan langsung nengerahkan kudanya untuk maju, dia berusaha untuk menyerang pria itu. Tapi sayang pria itu dapat menghindar.

"Sampai kapan kita akan seperti ini?" Tanya Chan sambil menyerang pria itu.

"Sampai kau mati, dan saat itu terjadi istri manis mu juga akan menjadi milikku" ujar pria itu sambil tersenyum meremehkan Chan.

YES, MAJESTY! | BANGINHO✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang