EPISODE 24 🐉: SSTTT

2.4K 245 12
                                    

Minho merasakan sesuatu yang kenyal menempel di bibirnya. Pria manis itu kemudian membuka matanya.

Pria manis itu kembali memejamkan matanya saat pria itu melumat bibirnya semakin dalam. Entah kenapa Chan tidak pernah puas dengan bibir itu.

Sampai akhirnya pria itu bangun dari samping tubuh si manis lalu dia tersenyum padanya.

"Ayo kita mandi" ujar pria itu sambil mengulurkan tangannya pada Minho. Minho mengambil tangan pria itu kemudian mereka masuk ke kamar mandi.

Kamar mandi itu tidak seperti kamar mandi pada umumnya. Di dalamnya terdapat kolam besar yang cukup untuk berendam dengan lima orang di dalamnya.

Saat menunggu kolam penuh, Chan membawa pria manis itu duduk di atas pahanya. Dia memeluk pria itu dari belakang.

"Kau sangat menggemaskan" ujar pria Bang itu sambil mengecup leher di manis. Mendengar itu Minho hanya bisa tersenyum pelan.

Minho kemudian berbalik lalu dia memegang wajah pria itu.

"Kau masih terluka, apa kita harus mandi?" Tanya Minho. Chan mengangguk pelan.

"Aku sudah sembuh" kata pria itu lalu dia kembali mengecup bibir tipis itu.

Saat air sudah terasa cukup pria itu membawa Minho masuk ke dalam air. Mereka masih melekat satu sama lain. Chan tidak pernah bosan menyentuh pria itu.

"Apa kau tidak bosan menciumi ku yang mulia?" Tanya Minho sambil menatap pria itu. Sekarang dia tengah berada di pangkuan yang raja.

"Mana bisa aku bosan melakukannya" ujar pria itu sambil mencium leher milik Minho.


🍃🍃🍃

Minho tidak bisa berhenti tersenyum, dia benar-benar senang saat itu.

"Arhhh" karena tidak fokus dia mengiris jarinya. Mendengar itu semua orang mendekat ke arah Minho.

"Yang Mulia apa yang terjadi?" Tanya Hyunjin dengan wajah cemasnya. Minho langsung memasukan jarinya yang berdarah ke dalam mulutnya.

"Aku baik-baik saja" katanya sambil tersenyum.

"Apa anda sudah lama menunggu yang mulia?" Tanya Minho saat melihat Chan sudah ada di kamarnya sambil membaca buku.

"Kau memasak untuk ku?" Tanya Chan. Minho mengangguk lalu dia membawa menyuruh pelayannya membawa nampan itu ke meja depan Chan berada.

"Silahkan yang mulia" kata Minho, Chan mengambil sumpit kemudian dia mencicipi masakan sang istri.

"Semakin lama masakan mu semakin enak" puji pria itu. Hal itu membuat Minho merasa sangat bahagia.

"Mungkin aku tidak bisa menemui mu beberapa hari ini" kata Chan sambil makan.

"Kenapa? Yang Mulia akan pergi ke mana?" Tanya Minho cemberut.

"Aku akan pergi ke desa-desa di perbatasan untuk melihat keadaan mereka" jelas Chan.

"Tapi" Minho menatap pria itu lekat.

"Hanya beberapa hari saja" kata Chan lalu dia mengusap rambut pria itu. Minho mencuri pandangan melihat ke arah pintu. Untung saja tidak ada pelayan yang menjaga di dalam.

"Yang Mulia izinkan aku ikut" kata Minho sambil memegang salah satu tangan pria itu. Mendengarnya Chan langsung menggeleng pelan.

"Kami ke sana dengan penyamaran Minho. Akan sangat berbahaya di sana" Chan mencoba menjelaskannya pada Minho.

"Bagaimana jika kau terluka lagi?" Tanya Minho cemas.

"Tidak aku akan baik-baik saja, jangan khawatir" pria itu kemudian mendekat dan mengecup kening si manis.

YES, MAJESTY! | BANGINHO✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang