EPISODE 28 🐉 : MISS YOU

2K 246 8
                                    

Hampir empat bulan Chan tidak pernah bertemu dengan langsung dengan suaminya itu. Setiap dia bertemu dengan Minho pasti pria itu akan marah padanya tanpa sebab. Tabib mengatakan bahwa itu adalah bawaan dari bayi mereka, tapi jujur saja Chan merasa sedih karena hal itu.

Setiap malam Chan hanya bisa melihat pria itu dari kejauhan saja dan itu saat dia tertidur. Jujur saja dia sangat merindukan si manis itu.

Chan benar-benar sangat letih saat ini karena beberapa jam melakukan latihan tadi.

"Bagaimana keamanan di daerah pinggiran?" Tanya Chan pada Changbin.

"Semuanya aman yang mulia" jelas pria itu. Chan mengangguk kemudian dia masuk ke kamarnya. Pria itu terkejut saat melihat Minho tengah merapikan tempat tidur milik pria itu.

"Apa yang kau lakukan? Jangan lakukan itu" kata Chan langsung mendekat ke arah Minho. Untuk pertama kalinya tatapan mereka bertemu. Chan selalu terpana dengan mana besar nan indah itu.

"Yang mulia" suara itu membuat Chan kembali tersadar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yang mulia" suara itu membuat Chan kembali tersadar. Dia kemudian berjalan menuju ke tempat mandinya.

"Aku akan mandi dulu agar kau tidak muntah mencium aroma ku, Tunggu ya" kata pria itu dengan tergesa-gesa.

"Tapi yang mulia" kata Minho saat Chan menutup pintu itu.

"Apa dia marah pada ku?" Gumam Minho sambil menunduk kemudian dia mengusap perutnya yang sudah agak membuncit itu.

"Maaf Minho jika kau menunggu lama" Suara itu membuat Minho menoleh ke agah pria itu.

"Maaf Minho jika kau menunggu lama" Suara itu membuat Minho menoleh ke agah pria itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Baju Chan sehabis mandi)

Minho tersenyum pada pria itu, tapi dia melihat beberapa luka di tubuh suaminya.

"Ini kenapa lagi?" Tanya Minho melihat perban itu. Dia juga melihat beberapa luka di bagian tubuh yang lain.

"Ahh ini, tidak sengaja terkena panah. Tapi tidak apa-apa" kata Chan sambil terkekeh pelan. Minho kemudian menatap pria itu dengan tajam, dia lalu menarik tangan Chan agar di tempat duduk itu.

"Kau diam dulu di sini" kata Minho lalu bangun dari sana. Chan hanya bisa tersenyum saat melihat pria itu saat ini.

Minho datang dengan kotak obat itu. Dia duduk di depan Chan dan mulai mengobati pria itu.

Mata Chan tidak bisa mengalihkan pandangannya pada pria itu. Jujur dia sangat merindukannya.

"Coba buka baju mu" kata Minho pada pria itu.

"Aku sangat merindukan mu Minho" suara itu membuat tatapan mereka bertemu satu sama lain. Minho melihat senyuman itu di bibir Chan, dia kemudian mendekat dan memeluk pria itu.

"Aku juga hiks" Minho memeluk pria itu sambil menangis pelan. Chan tersenyum pelan, memang saat seseorang hamil moodnya akan sangat mudah berubah.

"Baiklah jangan menangis lagi aku sudah ada di sini" kata Chan. Minho lalu mengangguk dan menatap wajah pria itu dengan mata berairnya.

Chan mengusap air mata itu sambil mengecup bibir tipis milik pria itu beberapa kali.

"Sekarang sudah malam, ayo aku akan mengantar mu ke kamar mu" jelas Chan pada pria itu. Hal itu membuat Minho cemberut seketika.

"Aku ingin menginap di sini" ujar si manis. Chan hanya bisa mengangguk saja, jika dia menolak takutnya Minho berubah mood lagi.

Minho duduk di pangkuan suaminya, pria Bang itu menceritakan semua apa yang dia lakukan beberapa hari belakang ini sambil tangannya aktif mengusap perut buncit milik pria manis itu.

"Pasti kau sangat kesepian, semoga saja kau tidak melihat wanita atau pria lain" sindir Minho. Chan langsung menggeleng lalu dia memeluk Minho semakin erat.

"Bagaimana jika itu benar?" Chan berusaha untuk menggoda pria manis itu.

"Jika itu benar, aku akan menghancurkan mu dan dia dengan tangan ku sendiri" kata Minho. Chan sangat gemas mendengar itu.

"Dengan tangan kecil ini kau akan menghancurkan aku?" Tanya Chan sambil memegang telapak tangan pria itu. Dia lalu mencium punggung belakang telapak tangan milik Minho.

"Aku tidak bisa tertidur" ujar Minho sambil menatap pria itu. Chan langsung menaikan kepala pria itu ke lengannya lalu dia memeluk Minho dengan erat. Ternyata pria itu sangat peka.

Minho juga memeluk Chan dengan erat, dia juga memberikan sebuah kecupan pada pria Bang itu sebelum tidur.

Chan merasakan saat ini Minho tengah melumat bibirnya saat ini dalam diam. Chan mengintip sedikit seperti pria itu sangat menikmatinya, jadi Chan tidak membuka matanya takutnya Minho berhenti melakukannya.

Saat Chan tidak sengaja meneguk salivanya membuat Minho sadar jika pria itu sudah bangun dan benar saja apa yang Chan pikirkan terjadi, dia langsung berhenti dan agak menjauh.

"Kenapa berhenti?" Suara itu terdengar berbarengan dengan tangan Chan yang merapikan rambut milik pria itu.

Hal itu membuat Minho menjadi tegang, dia jadi malu seketika.

"Apa aku sangat agresif? Hmm maaf membuat mu merasa tidak nyaman" kata Minho. Chan menaikan salah satu alisnya kemudian dia kembali menarik kepala belakang milik pria manis itu dan menautkan bibir mereka lagi. Kali ini Chan yang melumatnya dengan lembut hal itu membuat Minho menjadi terangsang.

Tangan pria manis itu meraba perut kotak-kotak milik pria itu dengan seksual.

"Hmmmhh" Minho merasa sesuatu bergerak di dalam perutnya. Dia refleks memejamkan mata sambil memegang perutnya. Melihat ekspresi Minho Chan melepaskan tautan bibir mereka.

"Kenapa?" Tanya pria itu.

"Aku merasa dia bergerak di dalam sini" Minho kemdian menunjuk ke arah perutnya. Chan kemudian memegangnya sambil memeriksa.

"Hmm itu dia lagi, apa kau merasakannya?" Tanya Minho saat kembali janin itu bergerak. Pria itu menggeleng pelan.

"Mungkin karena dia masih kecil jadi hanya kau yang bisa merasakannya" jelas Chan kemudian dia kembali mencium bibir pria manis itu.

🍃🍃🍃

Minho sekarang sudah mulai kembali berjalan-jalan seperti dulu. Dia sangat rutin melakukannya.

"Ratu apa yang anda lakukan di sini?" Suara itu membuat Minho terkejut. Padahal baru saja dia akan bisa memegang kucing itu.

"Hmmm kucingnya pergi" kata Minho cemberut. Chan sebenarnya terkekeh dalam hati melihat ekspresi menggemaskan pria manis itu.

"Jangan bermain kucing lagi, kau ingat kan apa yang kucing itu pernah lakukan pada mu" jelas Chan. Minho mengangguk pelan, tapi dia sangat ingin memeluk kucing itu.

"Salam yang mulia" gumam pria itu sambil meninduk ke arah suaminya lalu dia pergi dari sana dengan wajah kesalnya. Chan sebenarnya agak takut melihat Minho berjalan-jalan dengan perut besarnya itu.

"Jin apa aku tidak bisa memelihara kucing?" Tanya Minho pada pelayannya itu.

"Jika yang mulia raja mengizinkan kenapa tidak yang mulia" kata Hyunjin.

Minho menghela napas, jika dia mengatakannya pasti Chan tidak akan setuju.

"Aku akan mencoba merayunya nanti" kata Minho.

TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

YES, MAJESTY! | BANGINHO✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang