EPISODE 23 🐉 : SPECIAL NIGHT

2.4K 264 15
                                    

Seketika suasana kamar Minho menjadi sepi. Biasanya Hyunjin dan Yongbok akan mengobrol dengan mereka.

Terlihat kedua orang itu diam sambil menunduk.

"Teman-teman ayo kita jalan-jalan" suara itu membuat mereka menaikan wajahnya.

"Yang Mulia jalan-jalan dengan yang mulia raja saja" kata Hyunjin kesal. Minho menghela napas lalu dia mendekat ke arah mereka.

"Baiklah aku tidak akan menginap lagi nanti malam" ujar Minho. Kedua pria itu lalu memeluk Minho secara bersama.

"Kami tidak mengira yang mulia ratu sudah dewasa. Kami menyayangi anda" kata Yongbok sambil menangis. Minho tersenyum mendengar itu. Dia lalu mengusap punggung kedua pria itu.

Ketiga pria itu saat itu tengah berjalan-jalan ke arah kolam.

"Yang Mulia datang, sebaiknya kita pergi Bok" ujar Hyunjin. Minho langsung menghentikan mereka.

"Kalian ingin meninggalkan aku?" Tanya Minho dengan wajah cemasnya.

"Kami tidak ingin mengganggu yang mulia, kalian harus lebih dekat" ujar Hyunjin. Minho menggeleng pelan, dia sebenarnya tidak mau ditinggalkan sendiri.

"Yang Mulia ratu" suara itu membuat Minho menegang. Hyunjin dan Yongbok mengisyaratkan Minho untuk pergi ke sana.

"Kalian harus sedekat ini" Hyunjin mencakupkan kedua tangannya. Minho langsung memukul lengan pria itu kemudian dia pergi ke tempat Chan.

Saat Yongbok tengah membawa lilin wangi ke kamar Minho. Tiba-tiba seseorang menabraknya.

"Maafkan aku" suara samar itu membuat Yongbok Terdiam. Dia kemudian menatap wajah pria itu.

"Tuan Changbin?" Tanya Yongbok.

"Sudah lama kita tidak bertemu lagi" ujar pria itu. Yongbok langsung memungut lilin yang jatuh itu kemudian dia berusaha pergi dari sana.

"Jangan menghindar lagi" ujar pria itu sambil menahan tangan pria itu.

"Lepaskan aku, bagaimana jika orang lain melihat kita" kata Yongbok tanpa menatap wajah pria itu.

"Memangnya kenapa? Apa orang lain tidak boleh mengetahui hubungan kita?" Pria itu langsung menarik tubuh pria itu dan dia menautkan bibirnya pada pria manis itu.



🍃🍃🍃

🔞🔞🔞

"Kau kenapa?" Tanya Minho saat Chan masuk ke kamarnya dengan gusar. Pria itu kemudian duduk di samping Minho.

"Aku melihat Changbin sedang berpacaran tadi" ujar pria itu dengan wajah kesal. Minho terkekeh mendengar itu.

"Memang apa salahnya? Bukankah itu hak semua orang?" Tanya Minho. Chan menghela napas.

"Han Yongbok itu orangnya" Mendengar itu membuat mata Minho membulat.

"Apa? Benarkah?" Dia benar-benar terkejut mendengar itu.

"Iya dan itu satu lagi pelayan mu, Hwang Hyunjin dia sering aku lihat bersama dengan pelayan ku Han Jisung" jelas Chan. Minho tidak percaya, ternyata kedua pria itu diam-diam beraksi. Nanti Minho akan membuat perhitungan dengan mereka.

"Biarkan saja, itu hak mereka. Kita tidak bisa membatasi mereka. Mereka juga manusia" kata Minho sambil memetik alat music itu.

"Lalu kapan aku bisa mendapatkan hak ku?" Mendengar itu Minho menatap pria itu.

"Hmmm yang mulia" Minho benar-benar gugup saat itu.

"Minho apa kau mencoba? Memang tabib mengatakan bahwa kau tidak bisa punya anak tapi  apa salahnya kita mencoba" jelas Chan sambil mengusap wajah pria itu.

Minho mengeguk salivanya, kemudian dia mengangguk pelan. Melihat itu Chan bangun lalu dia berjalan ke arah pintu dan menguncinya dari dalam.

Minho benar-benar takut dan gugup, apalagi saat Chan mematikan lilin membuat kamar itu remang-remang.

Chan menindih tubuh pria itu. Dia langsung menautkan bibirnya pada Minho dengan lembut.

Minho memejamkan matanya menikmati ciuman itu. Tanpa melepaskan tautan bibir mereka. Chan membuka ikatan hanbok Minho satu persatu. Yang hanya menyisakan satu dalamannya saja.

Chan membuka ikatan terakhir baju milik Minho dan terlihatlah dengan jelas tubuh indah pria itu. Chan mengusap perut rata pria itu dengan penuh seksual membuat Minho menjadi menegang seketika.

"Apa yang harus aku lakukan?" Tanya Minho saat melihat Chan membuka hanboknya juga.

"Kau Ikuti alurnya saja" kata Chan, mendengar itu membuat Minho menjadi gugup.

"Ahhh" desahan itu keluar dari bibir Minho saat Chan meremas nipple milik pria itu.

Chan benar-benar bergairah malam itu untuk mencumbui Minho. Pria Bang itu menggendong Minho ala bridal dan membawanya ke kasur.

Setelah puas dengan bibir si manis, Chan turun ke leher pria itu. Dia menyesap kulit leher milik Minho dengan liar.

"Hhh hhhh " Minho menutup matanya sambil menikmati semua sentuhan dari pria itu.

"Sepertinya aku terlalu lama" ujar Chan kemudian dia menaikan tubuh pria itu ke pahanya. Chan melihat Minho seperti menahan sesuatu. Terlihat sesuatu mengembang di selangkangan pria itu.

"Maaf aku lupa" ujar Chan. Lalu dia mengambil batang milik Minho dan mengocoknya dengan cepat. Minho menejamkan matanya untuk tidak mendesah.

Sampai akhirnya cairan itu keluar dari penis milik pria manis itu. Dan benda yang tadinya mengembang itu kini perlahan mengempes.

Chan kemudian kembali melumat bibir pria itu untuk mengalihkan perhatian Minho. Padahal penisnya sudah sangat kembang juga saat itu.

"Apa kau siap?" Tanya Chan pada pria itu. Minho mengangguk sambil memejamkan matanya. Dia juga memeluk pria itu untuk mengambil ancang-ancang.

Chan kemudian memasukan penisnya ke lubang anal milik pria manis itu. Karena baru pertama kalinya lubang milik Minho sangat sempit sehingga Chan harus berusaha keras untuk masuk.

"Arhhhh sakihhh" Minho mengeratkan pelukannya pada pria itu. Melihat itu Chan memegang wajah Minho dan kembali menautkan bibir mereka untuk mengalihkannya.

Setelah sekian lama, Akhirnya Chan berhasil masuk. Minho sudah nampak terengah-engah karena kesakitan.

Desahan itu kembali terdengar saat Chan menggempur lubang milik pria manis itu dengan penuh seksual.

"Hmmm Ahh hhhh" Minho berusaha menahan desahannya, dia takut suaranya sampai ke luar.

"Keluarkan saja, tidak usah ditahan. Mereka tidak akan mendengarnya" ujar Chan sambil menggempur lubang milik pria manis itu.

Minho masih berusaha menahannya. Chan kemudian meraba punggung pria itu sampai di bokong pria itu. Dia langsung meremasnya.

"Ahhh hhhhmm hhhh" desahan itu Akhirnya keluar.

Genjotan Chan semakin lama semakin pasti, Minho terlihat sudah mulai menikmatinya. Apalagi saat Chan sampai pada titik kenikmatan itu membuat Minho kecanduan.

"Yang Mulia percepat lagihh" ujar Minho sambil menikmatinya.

"Panggil nama ku" kata Chan sambil mengecup bibir pria itu.

"Banghh Chanhh, lagihhh" Mendengar itu membuat Chan semakin bersemangat.

Beberapa jam berlalu, akhirnya kedua pria itu puas. Chan memeluk tubuh Minho sambil mengecup keningnya berkali-kali. Terlihat pria manis itu sudah sangat kelelahan.

"Aku mencintai mu Minho" ujar Chan lalu dia menyelimuti tubuh polos mereka dengan satu selimut.

TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

YES, MAJESTY! | BANGINHO✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang