Sampai pada akhirnya semua masakan Minho siap.
"Ayo kita makan bersama" Mendengar itu membuat semua orang yang ada di sana terkejut.
"Maaf Yang Mulia, pelayan seperti kami tidak pantas makan bersama anda" jawab salah satu dari mereka.
Mendengar itu Minho menjadi cemberut lalu dia menggeleng.
"Kalian berani melawan Perintah ratu?" Ujar Minho seketika semua orang menunduk mendengarnya.
"Ayolah coba masakan ku" kata Minho. Mereka akhirnya mengangguk.
Semua orang sangat terpukau dengan rasa masakan itu. Sangat enak.
"Suatu kehormatan untuk kamu mencicipi masakan anda yang mulia" ujar salah satu dari mereka. Minho senang mendengar itu, apalagi dia melihat Hyunjin dan Yongbok makan dengan sangat lahap. Dia menjadi sangat bahagia.
"Hyunjin dan Yongbok makanlah sepuasnya dulu. Setelah itu kita akan kembali ke ruangan ku" ujar Minho sambil memasukan beberapa potong kue yang baru dia buat tadi ke kotak.
"Sudah yang mulia, terima kasih banyak yang mulia" kata mereka sambil tersenyum.
🍃🍃🍃
Minho baru ingat, air bersih untuk mencuci kuas habis. Saat itu dia tengah melukis.
"Jin, Bok" dia berusaha memanggil kedua pelayannya itu. Namun tidak terlihat ada tanda-tanda dari mereka. Kemudian pria itu memutuskan untuk keluar sambil membawa tempat air itu.
Minho terkejut saat melihat kedua pria itu tengah duduk sambil bersandar di tembok. Mereka tidur dengan lelap.
"Aku jadi tidak tega membangunkan mereka" kata Minho saat melihat kedua pria itu. Dia memutuskan untuk pergi sendiri.
Setelah mengambil air Minho terkejut saat merasakan sebuah tangan yang menyentuh bahunya. Seketika dia menegang.
"Apa yang kau lakukan malam-malam di sini?" Tanya Chan pada pria itu. Minho meneguk salivanya, dia lalu memperlihatkan tempat air itu.
"Aku sedang melukis, tapi air ku habis" jawab Minho.
"Di mana pelayan mu?" Tanya Chan sambil menaikan salah satu alisnya. Minho terdiam, dia tidak bisa mengatakan bahwa kedua pria itu sudah terlelap sekarang.
"Ayo ke kamar ku" kata Minho sambil menarik lengan bawah baju Chan.
"Aku memang akan ke sana" ujar Chan.
"Kenapa tiba-tiba tidak ada prajurit yang berjaga di sini? Di depan kamar ku juga tidak ada" jelas Minho.
"Saat ini mereka tengah berlatih. Penjaga Istana baru akan datang besok. Jadi jangan khawatir" ujar Chan. Minho kebingungan mendengar itu.
"Berlatih untuk apa?" Tanya Minho.
"Akan ada peperangan sebulan lagi, kita harus mempersiapkan semuanya" Mendengar itu membuat Minho terkejut. Seingatnya perang terakhir saat dia masih kecil.
Saat Minho sampai dia sudah disambut oleh kedua pelayannya. Mereka menunduk saat melihat Chan dan Minho sampai di sana.
"Maafkan kami yang mulia" Kata Hyunjin.
"Tidak apa-apa" ujar Minho lalu dia masuk bersama dengan Chan.
"Ada apa dengan mereka? Pasti mereka tertidur tadi" Chan menebaknya dengan baik.
"Mereka juga manusia, biarkan saja" ujar Minho lalu dia kembali pada lukisannya.
"Apa yang kau buat?" Tanya Chan sambil menatap lukisan itu.
"Aku hanya bosan" ujar Minho lalu dia kembali melukis. Chan tersenyum saat melihat wajah fokus milik Minho.
"Kau ternyata pandai melukis" ujar Chan. Minho terlihat tersenyum miring mendengar itu.
"Sebenarnya aku ini hebat, tapi aku tidak ingin menjadi sombong dengan memperlihatkannya pada semua orang" jawab Minho. Chan mengangguk sambil tersenyum.
"Aku ada sesuatu untuk mu" kata Minho lalu dia berjalan ke arah mejanya. Chan memandangi pria itu kebingungan.
"Ini" kata Minho memberikan kotak itu.
"Apa ini?" Tanya sang raja, dia kemudian membukanya.
"Kue?" Tanya Chan sambil menaikan salah satu alisnya.
"Iya Ayo coba" ujar Minho dengan penuh semangat. Chan kemudian mengambil sepotong kue itu lalu dia melahapnya.
"Bagaimana?" Tanya Minho dengan penuh harapan.
"Enak, di mana kau mendapatkannya?" Tanya Chan pada pria itu.
"Aku yang membuatnya" jawab Minho.
"Kau ke dapur memasak ini?" Tanya Chan.
"Kenapa kau berbohong dengan mengatakan aku tidak boleh memasak?" Tanya Minho kesal. Chan terkekeh mendengar itu.
"Kau juga percaya waktu itu" gelakan tawa terdengar dari bibir pria itu.
"Sudah lupakan, makan sampai habis kue itu" kata Minho kemudian dia kembali melanjutkan lukisannya.
"Pasti ini bukan kau yang memasak" Chan tiba-tiba kembali mengatakan itu.
"Enak saja, ini aku yang membuatnya" ujar Minho kesal. Chan terkekeh karena berhasil memancing pria itu untuk marah-marah.
"Aku tidak percaya, mungkin kau menyuruh koki untuk membuat ini" ujar Chan sambil melahap kue itu.
"Kalau tidak percaya, ayo ikut aku ke dapur. Aku akan memasak lebih banyak dan kau bisa melihat prosesnya" kata Minho kesal. Chan terlihat agak meremehkan pria itu, lalu dia mengangguk pelan.
🍃🍃🍃
Di sini lah Chan sekarang duduk sambil memerhatikan pria manis itu tengah memasak untuk nya.
Saat Minho fokus memasak dia terlihat semakin manis dan hal itu sangat menggemaskan di mata Bang Chan.
"Lihat kau memotong bawang saja menangis" ujar Chan sambil memancing pria itu.
"Aku tidak menangis, hanya perih saja" kata Minho sambil mengedip-ngedipkan matanya. Chan terkekeh melihat itu.
"Katakan saja kau itu tidak berbakat" goda Chan lagi untuk membuat Minho panas.
"Diam kau!" Ujar Minho kesal. Chan malah terkekeh mendengarnya. Dia senang Minho sudah mulai santai dengannya.
Sampai lima belas menit berlalu akhirnya semangkok Ramen itu selesai.
"Cobalah pasti Enak" kata Minho sambil memberikan nampan berisi Ramen kuat itu.
"Ini benar aman kan?" Tanya Chan lagi. Minho memutar bola matanya, lalu dia duduk di samping pria itu.
"Jika tidak mau aku yang akan memakannya" ujar Minho. Chan menggeleng pelan.
"Suapi aku, baru aku akan makan" kata Chan. Minho menghela napas dia kemudian mengambil sendok dan menyendok sedikit kuahnya.
"Buka mulut anda yang mulia" kata Minho seperti menyuapi anak kecil. Chan tersenyum lalu dia membuka mulutnya.
"Bagaimana?" Tanya Minho pada pria itu.
"Enak, ternyata kau punya bakat juga" ujar Chan. Minho tersenyum lalu dia kembali menyuapi pria itu.
Entah kenapa Chan benar-benar senang malam itu, padahal tadinya dia sangat kelelahan karena bekerja mengurus pemerintahan sejak pagi. Tapi saat bersama pria itu lelah dan letihnya seketika hilang.
"Tangan mu kenapa?" Tanya Chan saat melihat goresan merah di jari pria manis itu.
"Ahh ini, tadi aku tidak sengaja terkena pisau saat memotong sayur" ujar Minho. Chan menghela napas, dia lalu mengambil mangkuk itu dari tangan Minho.
"Karena ini aku tidak ingin kau ke dapur" kata Chan sambil memeriksa tangan si manis.
"Hanya luka kecil aku baik-baik saja" Minho menarik tangan itu dengan cepat.
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
YES, MAJESTY! | BANGINHO✔
FanfictionBANGINHO FANFICTION NOTE: Sebelum baca wajib follow aku author dulu !! Minho benar-benar tidak menyangka, hidupnya akan berubah 180 derajat setelah menikah dengan pria itu. Remake drakor Mr. Queen tapi alurnya gak sama persis kok. WARNING ⚠️ -Konten...