EPISODE 18 🐉 : DOWN

1.7K 244 21
                                    

"Aku tidak ingin kau terluka" kata Chan sambil menatap wajah pria itu. Minho langsung menganguk pelan.

"Baiklah nanti aku akan berhari-hati lagi" ujar Minho.

🍃🍃🍃

"Maaf anda tidak boleh lewat di sini yang mulia" kata seorang penjaga pada Minho yang menjaga di sana.

"Kenapa? Aku ingin ke danau" ujar Minho.

"Anda bisa lewat jalan Utama yang mulia, saat ini di lapangan ada latihan prajurit. Sangat berbahaya jika lewat di sana" jelas penjaga itu. Minho kemudian menghela napas lalu dia mengangguk dan berbalik dari sana.

Minho kembali berlatih alat music di ruangannya. Chan memberikan alat music itu pada pria itu.

"Apa benar akan ada peperangan?" Ujarnya pada Yungbok yang duduk di depan pria itu.

"Saya dengar benar yang mulia, tapi bukan di sini. Tapi di perbatasan nanti" jelas Yongbok. Minho mulai khawatir, apa akan sebesar dulu. Dia menjadi sangat takut.

"Aku takut" kata pria manis itu pada Yongbok.

"Kita berdoa saja agar kerajaan kita bisa mengatasinya yang mulia" ujar Yongbok.

Saat Minho bersiap untuk tidur, suara ketukan pintu terdengar dari luar. Pria manis itu menyibak selimutnya dan bangun dari sana.

"Yang Mulia raja menyuruh yang mulia datang ke kamarnya" kata Han Jisung pelayan Raja. Minho menaikan salah satu alisnya.

"Untuk apa?" Tanya Minho.

Minho mengetuk pintu saat dia sampai di sana, lalu perlahan pintu itu terbuka.

Minho melihat Chan saat itu tengah duduk memunggunginya sambil membaca sebuah gulungan surat.

"Kenapa kau memanggil ku ke sini?" Tanya Minho. Chan menoleh pada pria itu.

"Wajah mu Kenapa?" Tanya Minho saat melihat sudut bibir Chan terdarah.

"Tolong obati aku" kata Chan lalu dia memberikan kotak obat itu pada Minho.

"Kenapa aku? Kau bisa memanggil tabib kan?" Tanya Minho lalu dia memeriksa luka kecil itu.

"Kau ingin jadi istri yang baik kan? Jadi lakukan saja" kata Chan. Minho mengambil obat itu dari tangan Chan.

"Perang belum di mulai kau sudah babak belur seperti ini" kata Minho sambil terkekeh. Chan sangat senang melihat Minho tersenyum seperti itu.

"Arhhh" rintih Chan saat Minho mengoleskan obat luka itu.

"Jangan manja" ujar Minho. Chan terlihat cemberut saat Minho mengatakan itu.

"Sudah apa ada lagi?" Tanya Minho setelah selesai mengobati luka pria itu.

Chan menunjuk ke lengannya, Minho mengoleskannya ke sana.

"Dan ini" Chan membuka ikatan bajunya, ternyata ada luka lecet di perutnya.

Minho mengoleskannya di sana, sebenarnya dia gugup karena Chan terus memerhatikannya sejak tadi.

"Kau kenapa?" Tanya Chan saat melihat Minho hanya diam saja.

"Badan mu bagus" ujar Minho saat melihat otot-otot itu.

"Mau coba?" Tanya Chan. Minho meneguk salivanya.

"Coba apa?" Tanya Minho.

"Coba pegang" Chan mengambil salah satu tangan Minho dan meletakan telapaknya di dada kiri pria itu.

"Apa yang kau rasakan?" Tanya Chan. Minho langsung menarik tangannya, entah kenapa dia sangat gugup mendengar detak jantung pria itu.

"Sepertinya sudah selesai, aku akan kembali" kata Minho canggung lalu dia langsung pergi dari sana.

YES, MAJESTY! | BANGINHO✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang