2-2 Over Thinking

541 57 4
                                    


Over Thinking

Zulaikha tersenyum tipis pada seorang anak perempuan yang duduk di hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zulaikha tersenyum tipis pada seorang anak perempuan yang duduk di hadapannya. Seperti di minggu - minggu biasanya, Zulaikha baru saja selesai mengajarkan anak di hadapannya ini mengaji. Anak itu lekas pamit pada Zulaikha setelah selesai membereskan berberapa barang miliknya. Anak itu adalah anak terakhir yang mengaji, setelah anak itu pulang, sudah tidak ada lagi anak yang mengantri.

Sementara tak jauh dari tempat Zulaikha duduk, ada Khadijah yang sejak tadi sibuk memperhatikan gerak - gerik Zulaikha yang tampak sedikit aneh dan tidak bisa. Meski wajahnya terlihat santai dengan senyuman tipis yang mengembang, namun siapapun yang melihat bisa tau jika ada sebuah kegundahan besar yang melingkupi wanita itu. Hal itu terbukti dari gerak tubuh serta kesuraman yang terpancar di kedua manik matanya. Mata Zulaikha biasanya selalu di penuhi oleh keceriaan serta kehangatan, namun selama beberapa waktu belakangan ini, Khadijah tidak melihat keduanya di mata wanita itu.

Khadijah tidak tahu pasti apa penyebabnya, namun yang pasti, Khadijah yakin jika hal yang menganggu Zulaikha pastilah sebuah masalah serius yang mungkin sulit untuk ia simpan sendiri.

Melihat Zulaikha yang pelan - pelan mulai termenung membuat Khadijah spontan mendekatinya. Wanita paruh baya itu berniat untuk menawarkan telinganya jika saja Zulaikha butuh teman untuk berbagi cerita. Khadijah tidak berniat untuk ikut campur ke dalam masalah pribadi Zulaikha, ia hanya ingin membantu Zulaikha meringankan beban di hatinya dengan menjadi pendengar yang baik bagi cerita yang sedang wanita itu simpan. Namun jika Zulaikha menolak dan tidak ingin berbagi, Khadijah juga tidak akan memaksa. Ia hanya menawarkan sebuah bantuan tanpa maksud untuk memaksa Zulaikha menerima tawarannya.

"Zulaikha,," panggil Khadijah lembut.

Suara Khadijah yang sangat lembut itu langsung menyapa pendengaran Zulaikha dengan sopan, membuat Zulaikha langsung menoleh pada sumber suara. "Iya, Um?" jawab Zulaikha sama lembutnya.

"Ummu perhatikan, kamu beberapa hari ini banyak melamun dan sepertinya juga sedang kurang fokus. Sebenarnya ada apa, nak? Apa kamu sedang ada masalah?" tanya Khadijah pelan.

Zulaikha diam sejenak dengan tatapan kososng. Ia sudah berusaha menyembunyikan kegelisahannya, tapi sepertinya ia tidak bisa menglabuhi mata orang tua. Jauh di dalam hatinya, Zulaikha merasa terharu. Pertanyaan Khadijah barusan menunjukkan jika ada sebuah perhatian yang Khadijah miliki untuknya. Dan hal itu tentu saja membuat hatinya menghangat.

"Ummu ternyata peka sekali ya, mirip seperti Ibu Ikha di kampung. Padahal Ikha sudah berusaha untuk terlihat biasa saja, tapi sepertinya Ikha gagal untuk menyembunyikan kegelisahan yang ada," jawab Zulaikha dengan senyuman tipis yang terkesan miris.

Khadijah tersenyum mendengar jawaban Zulaikha. Ternyata dugaannya benar, memang ada sebuah masalah yang sedang melanda gadis itu. "Kamu itu sudah seperti anak Ummu sendiri, dan Ummu juga sudah cukup mengenal kebiasaan kamu selama ini, jadi tantu saja Ummu pasti akan sadar jika ada hal yang berbeda dari kamu, Ikha. Kalau kamu butuh teman untuk bercerita, Ummu siap mendengarkan, barang kali Ummu bisa membantu mencarikan solusi untuk permasalahan yang sedang kamu hadapai," jawab Khadijah.

ZULAIKHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang