2-3 Keputusan

483 57 2
                                    


KEPUTUSAN

Zulaikha meraba ponselnya yang berada di dalam saku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zulaikha meraba ponselnya yang berada di dalam saku. Benda pipih itu bordering pertanda jika ada panggilan telpon yang masuk. Dilihatnya, tertera nama Khadijah pada layar, membuat Zulaikha yang tadinya sedang berdiri mengawasi anak - anak TK bermain pun lekas beranjak beberapa langkah untuk menjawab panggilan tersebut.

"Halo, assalamu'alaikum Um?" ujar Zulaikha sembari mendekatkan ponsel pada telinga.

"Wa'alaikumsalam, Ikha. Kamu ada waktu sebentar? Ada yang ingin Ummu sampaikan padamu mengenai Yusuf," ujar Khadijah di seberang telpon.

Zulaikha langsung paham dengan maksud dan tujuan Khadijah menghubunginya. Hal yang ingin Khadijah bicarakan prihal Yusuf pastilah mengenai keseriusan pria itu dengan proses ta'arus mereka. Sebagaimana yang Khadijah katakan kemarin, beliau benar - benar meminta bantuan Ustadz Adam untuk bertanya kepada Yusuf. Membuat Zulaikha merasa sedikit tidak enak hati namun tetap berterima kasih kepada pasangan suami istri itu atas bantuan yang mereka beri. Keduanya benar - benar baik sekali.

"InsyaAllah ada Um, Ikha bisa dengarkan," jawab Zulaikha sopan.

"Langsung saja ya nak, jadi semalam Abi Adam sudah bertanya pada Yusuf mengenai keseriusannya, dan Yusuf pun menjawab jika ia benar - benar serius dengan ta'aruf ini. Ia juga berkata jika kamu tidak perlu khawatir dengan kedatangan mantan istrinya yang menemuimu hari itu. Yusuf juga bilang jika masa lalunya hanya akan menjadi masa lalu yang tidak perlu di khawatirkan. Karna ia benar - benar sudah tidak memiliki perasaan apapun lagi pada mantan istrinya. Yusuf sungguh - sungguh dan serius ingin menikah dengan kamu. Ia juga sudah memberikan jawaban untuk melanjutkan proses kalian ke langkah yang lebih serius. Sekarang, sisahnya tinggal kamu yang mempertimbangkan dan memutuskan. Masih ada waktu untuk kamu berpikir, maka pikirkanlah dulu semuanya dengan baik dan matang, jika kamu sudah dapat keputusan segeralah kabari Ummu, agar Ummu bisa sampaikan pada Abi," ujar Khadijah panjang.

Zulaikha diam - diam menghela nafas lega mendengar semuanya. Entah bagaimana, kegelisahan tadi membalut hatinya kini mendadak sirna. Hatinya kini terasa sedikit lebih tenang dan beban pikirannya juga perlahan meringan. "Baik, Um. Akan Ikha pikirakan semuanya dengan baik dan matang. Ikha benar - benar berterima kasih sekali pada Ummu dan Ustadz Adam yang sudah mau membantu Ikha mendapatkan jawaban atas kegelisahan yang melanda hati Ikha. Secepatnya, Ikha akan berikan kabar pada Ummu mengenai keputusan yang akan Ikha ambil," ujar Zulaikha lega.

"Baiklah, nak kalau begitu Ummu tutup dulu ya, telponnya. Assalamu'alaikum!" ujar Khadijah.

"Wa'alaikumsalam," jawab Zulaikha. Tepat setelah itu, sambungan telpon keduanya pun terputus.

Dengan perasaan yang sedikit lega, Zulaikha kembali menyimpan ponselnya ke dalam saku. Setelah itu ia lekas kembali ke posisi awal untuk mengawasi semua murid TK yang kini sedang asyik bermain di tengah lapangan. Entah bagaimana, pandangan Zulaikha mendadak terfokus pada Ibrahim. kedua sudut bibirnya terangkat membentuk lengkungan. Zulaikha tersenyum bukan karna pernyataan Khadijah mengenai keseriusan ayah anak itu padanya. Ia memang lega mendengar hal tersebut, tapi bukan berati hal itu membuat hati Zulaikha berbunga atau apa. Ia hanya merasa sedikit tenang karna apa yang ia khawatirkan sejak kemarin itu sudah tidak perlu lagi ia pikirkan.

ZULAIKHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang