0-8 Pelukan Ternyaman

1K 94 2
                                    


Pelukan Ternyaman

Setelah selesai dengan makan siang dan berbagai ritual sebelum pulang, akhirnya para guru memperbolehkan anak – anak itu untuk keluar kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah selesai dengan makan siang dan berbagai ritual sebelum pulang, akhirnya para guru memperbolehkan anak – anak itu untuk keluar kelas. Dan kini, Zulaikha sudah berada tidak jauh dari kelas D, tujuannya berdiri disini tidak lain adalah untuk menunggu Ibrahim keluar dari kelasnya dan memberikan toples cookies ini kepada anak itu. Namun setelah cukup lama menunggu, Zulaikha tidak kunjung melihat keberadaan Ibrahim di deretan anak – anak yang melewatinya tadi. Zulaikha pun beranjak dari tempatnya untuk memeriksa kondisi kelas, wanita itu berpikir jika Ibrahim mungkin masih berada didalam kelas. Ternyata benar, Ibrahim masih duduk didalam sana. Seorang diri.

Zulaikha masuk dengan langkah pelan. "Assalamu'alaikum Ibrahim sayang." Sapa Zulaikha dengan lembut. Ibrahim yang tadinya menunduk menatap ubin, langsung menaikkan kepalanya ketika suara lembut seorang guru yang amat ia kenali menyapa indra pendengarannya.

"Wa'alaikumsalam Umma." Jawab Ibrahim.

Zulaikha menarik kursi kayu kecil di depan Ibrahim lalu wanita itu duduk disana. Kini mereka berdua berada di posisi yang saling berhadapan. "Ibra kenapa masih di kelas? Ibra gak mau pulang?"

"Mau kok, Umma." Lirih Ibrahim dengan wajah sedihnya.

Anak itu masih merasa sedih sekaligus sakit hati karena semua perkataan jahat Selia tadi. Saking sedihnya, Ibrahim sampai merasa enggan untuk melihat gadis kecil itu di depan. Itulah sebabnya kenapa Ibrahim masih duduk diam di dalam kelasnya seorang diri. Ia tidak ingin bertemu dengan sepasang kakak beradik kembar itu di depan TK. Karena jika mereka berdua sudah bergabung, maka berbagai kalimat jahat atau ejekan yang ditujukan untuk Ibrahim pasti akan mengalir keluar dari mulut keduanya. Maka dari itu, Ibrahim berniat untuk menunggu semua anak termasuk Selia dan Axel pulang bersama jemputan mereka. Dan jika sekiranya Axel dan Selia sudah pulang, barulah Ibrahim berniat untuk berjalan ke depan TK dan menunggu sang Papa.

"Tapi kok Ibra masih di sini? Gak keluar sama temen yang lain?" Tanya Zulaikha. Ibrahim hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan itu. Melihat Ibrahim yang tidak memberikan respon apapun, Zulaikha hanya tersenyum maklum. Dalam hati, ia berpikir jika Ibrahim tidak ingin melihat adegan anak dan ibu didepan sana, maka dari itulah anak ini tetap diam di dalam kelasnya hingga keadaan mulai sepi.

Zulaikha tidak mau memikirkan hal itu lebih jauh. Karena akan lebih baik jika ia mencoba untuk menghibur Ibrahim sekarang. "Umma punya sesuatu loh buat Ibrahim." Seru Zulaikha dengan semangat.

"Sesuatu? Apa, Umma?"

Zulaikha langsung mengambil toples kecil itu didalam tasnya. "Taraaa!!" Seru Zulaikha lalu meletakan benda kecil itu di depan Ibrahim dengan wajah yang tersenyum ceria. Zulaikha berharap senyuman cerianya bisa cepat menular kepada Ibrahim.

Ternayata harapan Zulaikha terkabul sangat cepat. Mata anak itu langsung berbinar senang ketika melihat toples kecil di depannya. "Ini apa, Umma?"

ZULAIKHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang