1-7 Wanita Tak di Kenal

633 59 4
                                    


Wanita Tak di Kenal

Ibrahim menatap takjub lipatan kertas berwarna hijau yang ada di hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ibrahim menatap takjub lipatan kertas berwarna hijau yang ada di hadapannya. Melihat benda pipih yang kini sudah berubah bentuk menjadi perahu itu sontak membuat seulas senyuman manis langsung terukir di wajah Ibrahim. Garis lengkung yang tercipta oleh kedua sudut bibir itu sukses membuat paras Ibrahim tampak semakin menawan.

"Umma hebat! Umma ajarin Ibra bikin ini juga ya?" pinta Ibrahim dengan antusias. Ibrahim tergolong anak yang mempunyai semangat tinggi dalam mempelajari suatu hal yang baru. Tapi, semua itu tenggelam akibat sifat Ibrahim yang cendrung pendiam dan pasif dalam setiap proses pembelajaran.

Sambil tersenyum, Zulaikha mengusap kepala Ibrahim dengan gerakan lembut. Lalu ia menjawab,"Iya, Umma pasti ajarin Ibrahim. Tapi sekarang, Ibrahim ikut Umma dulu yuk!"

"Kemana Umma?" tanya Ibrahim.

"Umma harus ke toilet, tapi Umma gak mungkin tinggalin Ibrahim di sini sendirian. Jadi Ibrahim ikut Umma dulu ya ke dalam? Nanti kalau Umma udah selesai, baru kita tunggu papa Ibra lagi di sini," ujar Zulaikha.

Mendengar penjelasan gurunya itu, Ibrahim hanya mengangguk sebagai tanda jika dirinya mengerti. Melihat pergerakan kecil itu, Zulaikha langsung tersenyum dan lekas membantu Ibrahim untuk turun dari tempatnya duduk saat ini. Keduanya pun berjalan beriringan untuk masuk kembali kedalam area dalam TK.

Selagi menunggu Zulaikha menyelesaikan urusannya di dalam Toilet, Ibrahim duduk di atas ayunan yang berada paling dekat dengan koridor menuju toilet guru. Anak kecil berparas tampan itu hanya diam sambil menatap kadua kedua kakinya yang kini sedang menapak diatas rumput hijau. Namun, sepasang kaki orang dewasa yang tiba – tiba berhenti tepat di depan kakinya sontak membuat Ibrahim mengangkat kepalanya. Anak itu hanya diam saat kedua matanya menangkap sesosok wanita dewasa dengan rambut panjang tengah melihat kearahnya. Ibrahim pun mengeratkan kedua pegangan tangannya pada tali besar yang menjadi tempat bergantungnya kayu yang ia duduki saat ini sebagai bentuk dari sikap waspadanya.

"Ibrahim?" panggil wanita itu dengan suara pelan.

Ibrahim hanya diam dengan pikiran yang sedikit bingung. Ia heran dari mana wanita tak di kenal ini bisa mengetahui namanya.

"Kamu beneran Ibrahim?" tanya wanita itu lagi. Kali ini dengan nada yang terdengar sedih. Namun Ibrahim masih sama seperti tadi, ia masih tidak berniat untuk menjawab panggilan dari seseorang yang tidak di kenalinya. Saat ini, anak kecil itu sangat berharap agar Zulaikha bisa menyelesaikan urusannya di toilet lebih cepat dan segera datang menghampirinya. Ibrahim benar – benar di buat takut sekaligus bingung oleh wanita di hadapannya ini.

Ibrahim memundurkan wajahnya ketika tangan wanita itu bergerak secara perlahan menuju wajahnya. Wanita itu juga merubah posisi berdirinya menjadi jongkok untuk menyetarakan tinggi tubuhnya dengan tinggi tubuh Ibrahim yang hanya mencapai pinggulnya. Melihat pergerakan dari wanita itu membuat rasa wasapada dalam diri Ibrahim semakin membuncah. Ibrahim lekas menepis pelan tangan wanita itu lalu segera berlari menuju koridor dimana letak toilet guru berada. Jantungnya juga berdebar tak karuan karna perasaan takut dan khawatir yang melingkupi dirinya.

ZULAIKHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang