2-5 Kedatangan

360 48 1
                                    


Kedatangan

Yusuf sedang bersiap untuk berangkat ke Padang menyusul Zulaikha yang sudah lebih dulu berangkat darinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yusuf sedang bersiap untuk berangkat ke Padang menyusul Zulaikha yang sudah lebih dulu berangkat darinya. Sebagaimana yang telah di diskusikan kemarin, kedua keluarga inti mereka akan bertemu untuk berkenalan terlebih dahulu. Usman, ayah Zulaikha juga meminta waktu khusus untuk bicara berdua saja dengan Yusuf, mungkin beliau ingin melihat dan memastikan keseriusan Yusuf pada apa yang telah ia rencakan terhadap Zulaikha, putri sulungnya. Tentu, setiap ayah pasti ingin anaknya mendapatkan pria yang baik serta bertanggung jawab untuk menjadi seorang suami yang nantinya akan memimpin dan membimbing keluarga mereka menuju kebaikan.

Selesai memasukan beberapa helai pakaian ke dalam tas, Yusuf keluar dari kamarnya. Kakinya bergerak melangkah menuju kamar Ibrahim, anaknya. Tadi sebelum Yusuf membereskan pakaiannya sendiri, Yusuf sudah ingin membereskan pakaian Ibrahim terlebih dahulu. Tapi Ibrahim menolak, anak itu ingin memilih sendiri pakaian yang hendak ia bawa. Ibrahim sangat antusias ketika di beritahu jika mereka akan pergi berkunjung ke kampung halaman Zulaikha. Saking senangnya, Ibrahim sampai tidak berhenti bertanya kapan mereka akan berangkat. Sungguh menggemaskan.

Tokk.. Tokk..

Yusuf mengetuk pelan pintu kamar anaknya yang terbuka lebar. Wajahnya menyunggingkan seulas senyuman kecil sembari menatap punggung kecil Ibrahim yang masih sibuk memilih – milih baju. Anak itu ingin membawa baju – baju terbaiknya, ia ingin terlihat tampan saat bertemu dengan Zulaikha nanti. Ibrahim merindukan Zulaikha, sudah 2 hari mereka tidak bertemu karna Zulaikha mengajukan cuti untuk pulang Kampung. Tentu saja Ibrahim akan sangat senang dan antusias saat tahu jika mereka akan menyusul Zulaikha ke Kampung. Meski tidak tahu pasti tujuan mereka menyusul Zulaikha, Ibrahim tetap bersemangat ingin bertemu dengan gurunya.

Ibrahim segera membalikan tubuhnya ketika mendengar suara ketukan pintu. Ternyata di sana, ada sang ayah yang tengah memperhatikannya. Ibrahim hanya tersenyum malu – malu ketika melihat ayahnya. Di atas ranjang tempat Ibrahim tidur, banyak lembar baju yang berserakan. Ibrahim membokar seluruh isi lemarinya hanya untuk memilih pakaian yang akan ia bawa.

"Sudah selesai pilih – pilih bajunya?" tanya Yusuf sembari mendekati Ibrahim.

Seketika wajah Ibrahim berubah cemberut, ia melirik semua pakaian yang berserakan di atas ranjang. "Belum, Pa. Ibra bingung ah mau bawa baju yang mana," jawab Ibrahim setengah cemberut. Wajah anak itu sungguh terlihat menggemaskan.

Yusuf terkekeh mendengarnya. Anaknya ini sudah seperti remaja kasmaran yang ingin pergi berkencan saja. Sulit memilih baju, merasa semua pakaian yang dimiliki terlihat jelek dan tidak cocok untuk dikenakan. "Kenapa bingung? Baju Ibra kan banyak yang bagus – bagus," tanya Yusuf lagi.

Ibrahim menggelengkan kepalanya dengan lesu. Ia juga menghela nafas lelah hingga membuat Yusuf ingin tertawa seketika. "Bajunya gak ada yang keren. Ibra kan mau pakai baju keren buat ketemu Umma Ikha besok," sahut Ibrahim lesu.

ZULAIKHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang