1-4 Subuh Berjama'ah

736 66 4
                                    


Subuh Berjama'ah

Yusuf terbangun dengan kondisi kepala yang sedikit pusing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Yusuf terbangun dengan kondisi kepala yang sedikit pusing. Pandangannya juga memburam untuk beberapa saat. Namun setelah beberapa kali mengerjapkan matanya, kondisi penglihatan Yusuf pun langsung membaik. Kedua sudut bibirnya langsung terangkat membentuk seulas senyuman tipis saat matanya menangkap sesosok anak kecil yang terbaring lelap disampingnya. Wajah polos nan damai Ibrahim ketika sedang tidur seperti ini tampak sangat menggemaskan sekali. Yusuf mengangkat perlahan tangannya untuk membelai wajah anaknya dengan lembut. Ia juga menghadiahi sebuah kecupan lembut pada dahi Ibrahim.

Setelah itu, Yusuf dengan gerakan pelan mulai beranjak dari tempat tidurnya. Ia berniat untuk segera mandi karena tak lama lagi, Muadzin akan segera mengumandangkan Adzan subuh di Masjid komplek. Setelah beberapa kali melakukan peregangan otot tubuhnya, barulah Yusuf akhirnya benar - benar masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri.

Selang beberapa menit kemudian, pintu kamar mandi itu pun kembali terbuka. Dari sana, keluarlah Yusuf dengan kondisi tubuh yang sudah bersih serta wajahnya yang tampak lebih segar. Senyumannya langsung mengembangkan saat matanya melihat ke arah tempat tidur. Disana, Ibrahim sudah duduk bersandar dikepala ranjang. Anak itu terbangun beberapa saat setelah Yusuf masuk kedalam kamar mandi tadi.

"Ibra udah dari tadi bangun nya?" Tanya Yusuf sambil mendekati anaknya.

Ibrahim pun menganggukkan kepalanya lalu bergerak mendekati Yusuf yang kini sudah berdiri di tepi ranjang. Anak itu juga mengulurkan kedua tangannya untuk memberi isyarat kepada sang ayah agar mengangkat tubuhnya. Yusuf yang mengerti dengan keinginan anaknya itu pun langsung mengangkat tubuh Ibrahim kedalam gendongannya. "Waduh.. Jagoan hebat papa ini udah makin berat aja ya." Gurau Yusuf sambil mengusap lembut punggung anaknya.

Sementara Ibrahim langsung memeluk ayahnya seperti seekor anak koala yang menempel di pohon. Ibrahim juga merebahkan kepalanya di bahu kokoh Yusuf. "Papa mau pergi ke Mesjid ya?" Tanya Ibrahim pelan.

"Iya. Ibrahim mau ikut lagi kayak kemaren?"

Ibrahim langsung mengangkat kepalanya dan menatap wajah Yusuf dengan lekat. "Boleh kan, Pa?"

Yusuf tersenyum lalu mengusap lembut kepala anaknya. "Boleh dong. Tapi harus mandi dulu."

"Sama papa mandinya ya?" Tanya Ibrahim.

"Iya. Papa yang mandiin." Jawab Yusuf sambil tersenyum lembut pada anaknya.

Setelah itu, keduanya sama beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh kecil Ibrahim. Yusuf senang melihat keantusiasan Ibrahim untuk ikut pergi shalat Subuh di Masjid komplek. Meskipun Ibrahim masih belum pandai sepenuhnya dalam melaksanakan ibadah Shalat, tapi anak itu punya rasa antusias serta semangat yang besar untuk mempelajari cara shalat. Dan Yusuf benar-benar sangat mensyukuri hal itu. Ia tidak perlu lagi bersusah-susah membujuk Ibrahim untuk belajar Shalat sejak dini, sebab anaknya itu sudah memiliki kemauannya sendiri untuk belajar Beribadah.

ZULAIKHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang